Yeremia 15:16 “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku…”
Di satu sore, saya sedang berbelanja di mini market dalam area kompleks perumahan. Tidak jauh dari pintu masuk, tampak beberapa gadis remaja baru pulang sekolah dan tengah asyik mengobrol melepas lelah. “Eh…loe jangan mau temenan sama si anu dari kelas depan kita deh...soalnya dia orangnya enggak asyik !! Ngomongnya ngebetein..!! Tingkahnya juga bikin gue bete berat..!!”, kata salah seorang remaja dengan nada agak tinggi kepada teman-temannya. “Ah…memangnya loe sudah banyak tahu tentang dia.. ?? Setahu gue, loe baru ngobrolan sama dia dua hari yang lalu. Jangan cepat ambil kesimpulan gitu dong…!!” jawab temannya yang lain mengingatkan. “Emang sih…gue baru kenal sama dia...”, jawabnya mulai menurunkan nada bicaranya. “Ya sudah…, kalau menurut gue sih, mendingan loe lihat dulu lagi… ajak dia ngobrolan lagi. Jangan-jangan loe aja kali yang nggak asyik…!! Haha..!!”, teman yang lainnya mencoba memberi nasehat sambil menggoda dia.
Sering kali jika saya ada diantara anak-anak yang lain, baik itu remaja atau yang sudah lebih dewasa, terdengar penggunaan kata ‘enggak asyik’. Biasanya kata ini dilontarkan dengan mimik wajah yang tidak menyenangkan atau istilah anak sekarang ‘bete’. Dan biasanya itu dilontarkan di saat mereka tidak nyaman dengan keadaannya, atau atas satu pembicaraan. Atau bahkan saat bertemu dengan orang yang dianggap tidak seperti yang diharapkan. Dan itu terjadi secara spontan. Padahal boleh jadi mereka belum menyimak pembicaraan dengan baik. Bisa jadi mereka belum menyelidiki kenapa lawan bicara mengatakan hal tadi. Dan belum banyak waktu yang digunakan untuk mengerti lebih lanjut teman bicaranya itu. Cepat tidak puas dan bosan, sebelum memahami terlebih dahulu.
Dalam ayat renungan pagi ini disebutkan bahwa Yeremia menikmati setiap perkataan Tuhan. Hatinya penuh dengan kegirangan, penuh dengan sukacita pada saat ia mendengar Tuhan bersabda kepadanya. Hal ini diucapkan oleh Yeremia bukan tanpa alasan yang pasti. Dia telah banyak menggunakan waktu mengenal Tuhan dan mendengar Tuhan berbicara padanya. Dengan berjalannya waktu, Yeremia telah mengenal Tuhan dengan baik. Sehingga mendengar pembicaraan Tuhan menjadi sukacita dan kegembiraan bagi hatinya. Kadang-kadang kita sudah merasa bosan saat membaca firman Tuhan. Padahal belum banyak waktu kita gunakan untuk menyelidiki dan mencoba untuk memahaminya. Jika kita mau mencoba untuk mendengar firman Tuhan setiap hari, kita akan menemukan banyak hal yang dapat menyenangkan hati kita dan membuat kita riang gembira. Sudahkah kita membiarkan Allah berbicara setiap hari? Bila kita membiasakan mendengar Tuhan berfirman setiap hari, maka hal itu akan menjadi kegirangan dan kesukaan bagi hati kita.
Let’s Follow the Bible every day !