Saturday, January 24, 2009

Lemah Lembut


Amsal 15:1 “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah.”



Menikmati masa liburan adalah saat yang sangat dinantikan oleh setiap orang, apalagi oleh anak-anak. Setelah melakukan persiapan yang dirasa cukup kamipun siap menikmati liburan kali ini. Saat kami sedang pulas tertidur tiba-tiba kami mendengar pemberitahuan yang meminta para penumpang untuk meninggalkan pesawat. Udara yang ditiupkan oleh angin malam dengan suhu udara yang begitu dingin saat kami keluar dari pesawat. Mata rasanya berkunang-kunang karena tak kuasa menahan kantuk. Saya lirik jam pukul 1 malam ! “Silahkan semua penumpang jalan lurus, dan nanti setelah itu anda menuruni tangga…!”, perintah seorang petugas bandara dengan lantang. Karena mengantuk anak-anak sedikit agak rewel. Apalagi ketika kami harus berjalan kaki lumayan jauh, harus naik turun tangga dan berdiri mengantri selama 1 jam untuk pemeriksaan yang sangat ketat. Setelah kami diperbolehkan kembali masuk ke dalam pesawat… “Karena cuaca buruk, kita belum mendapat ijin untuk take off! Sedang ada badai …”, kata pramugari yang cantik melalui pesawat halo-halonya. Maka pesawat hanya berputar-putar dilandasan selama kurang lebih 30 menit. Wow! Perjalanan ini terasa membosankan.

Sepanjang perjalanan kami merasa kurang tenang karena cuaca yang buruk. Tapi akhirnya kamipun tiba di negara tujuan dengan Selamat. “Terimakasih Tuhan untuk Perlindungan yang Engkau berikan”, doa saya dalam hati. Baru saja kami merasa tenang dan melangkah menuju imigrasi, alangkah terkejutnya melihat suasana yang kurang bersahabat. Untuk pertama kalinya saya melihat secara nyata, bukan seperti yang ada di filem-filem televisi, polisi-polisi yang membawa senapan laras panjang bahkan sebagian lagi membawa anjing pelacak berjalan lalu lalang menyambut kedatangan kami! Suasana terasa mencekam. Kembali kami diminta untuk mengantri melalui proses pemeriksaan yang sangat panjang dan melelahkan. Ketika satu persatu nama kami dipanggil, kami pun sekeluarga berkumpul menghadap. Petugas imigrasi kelihatan sangat tidak ramah. Sambil memegang semua dokumen kami, suaranya terdengar berat bertanya “Why did you give your three children with the name that start with the same letter ?” Haah..!! Kami terperangah. Dalam hati saya berpikir, aneh sekali pertanyaan ini. Memangnya kenapa kalau nama-nama anak saya dimulai dengan huruf yang sama ?? Apa ada yang aneh dengan itu ?? Di tengah kelelahan yang sangat suami saya mencoba untuk tetap tenang dan menjawab dengan baik. “Lalu kenapa dua dari anak kalian bisa lahir di bulan yang sama ?”, katanya kembali bernada menyelidik dengan kumisnya yang tebal dan wajahnya yang tidak ramah. “Astaga !! Pertanyaan apa lagi ini ??”, kata saya dalam hati seraya tidak habis pikir. Saya melirik suami saya yang sudah lelah. “Ah, itu hanya kebetulan saja. Kami tidak pernah merencanakan mereka untuk lahir di bulan yang sama.”, jawabnya dengan tenang dan polos. Petugas itu tiba-tiba tersenyum dan berkata ,”Welcome to our country !” Waduh leganya bukan alang kepalang, akhirnya selesai juga !!

Ayat kita pagi ini mengajak kita untuk menjawab dengan lemah lembut. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Ketika seseorang berteriak kepada kita, maka sulit untuk menahan diri untuk tidak membalas teriakannya. Tetapi lebih jauh ayat itu mengatakan jawaban lemah lembut akan dapat meredakan kegeraman. Jawaban lembut bisa meredam amarah. Bahkan jawaban yang lembut bisa mencegah terjadinya konflik-konflik. Kita sendiri tidak sanggup melakukan itu. Itu sebabnya kita perlu bantuan Roh Kudus. Roh Kudus akan menolong kita. Dia akan menolong kita mengikis sisi yang kasar menjadi halus. Jawaban kasar akan diubah menjadi lemah lembut. Kita undang Roh Kudus setiap hari untuk menolong kita !

May God give His abundant blessing to us today !