Yohanes 14:27 "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
“Jalan pagi ya neng…?”, sapa ramah nenek tua pemulung yang sudah bungkuk kepada saya, sambil sesekali membenahi karung berisi barang-barang bekas yang diambilnya dari tempat sampah di depan rumah. Hampir setiap pagi kami bertemu, dan pertemuan itu dimulai ketika kami masih berjalan pagi berdua hingga kami melakukannya bersama dengan ketiga anak kami. Karena seringnya kami bertemu saya pun jadi ingin mengetahui lebih jauh tentang kehidupan keluarga nenek ini. ”Nenek suaminya dimana ?”, tanya saya. “Suami nenek sudah meninggal neng… Sebetulnya nenek punya anak satu tapi enggak tau sekarang dia ada dimana…perginya enggak ngomong-ngomong. Kalau kakek masih ada, nenek pasti enggak kerja begini neng..”, jawabnya tenang. Tiba-tiba si sulung yang masih kecil saat itu menimpali pembicaraan kami, “Nenek enggak capek kerja gini?” “Ya... enggak boleh cape dong. Kalau nenek capek, nanti bisa kelaparan cu...”, jawabnya sembari tertawa kecil.
Ucapan nenek tadi sungguh menggugah hati saya. Saya terharu mendengarnya. Nenek ini sangat tabah menerima keadaan hidupnya. Dia sudah kehilangan suami sejak lama. Anak yang seharusnya bisa menjadi teman baginya sudah pergi meninggalkan dia dan tidak memperdulikannya lagi. Setiap pagi saya melatih anak-anak untuk memberikan sesuatu untuk nenek tadi, yang selalu dia sambut dengan senyuman tulus terima kasih. Akhirnya tiba saat dimana anak-anak mulai masuk sekolah di Taman Kanak-kanak. Aktifitas pun menjadi berubah. Karena harus berangkat pagi ke sekolah, maka kegiatan jalan pagipun menjadi tidak rutin lagi. Kami hanya melakukannya jika hari libur. Disitulah kami mulai menyadari bahwa nenek itu sudah mulai jarang kelihatan sampai akhirnya dia sudah tidak terlihat sama sekali. Belakangan saya coba untuk mencari tahu keberadaannya kepada sesama pemulung yang lewat tetapi tidak seorangpun yang mengenalnya. Yaahh…kalaupun kami sudah tidak pernah bertemu lagi, ada satu hal yang bisa saya teladani dari nenek itu, yaitu ketegaran di dalam ketidakberdayaannya menghadapi kesesakan hidup.
Ayat kita pagi ini mengatakan agar kita jangan gelisah dan gentar, karena Yesus telah memberikan damai sejahtera. Damai sejahtera yang diberikanNya adalah sesuatu yang nyata. Tidak ada yang dapat merubahnya. Damai sejahtera Yesus adalah untuk selamanya. Tidak ada satupun manusia yang dapat merengutnya dari kita. Kedamaian ini tidak membuat kita jadi terlepas dari kesusahan dan problema hidup sehari-hari. Kedamaian itu juga tidak membuat kita jadi lepas dari kesulitan-kesulitan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Namun, damai sejahtera itu akan menyertai kita saat kita menghadapi masalah. Damai sejahtera itu akan mendampingi kita, bersama dengan kita, saat kita melalui saat-saat sulit dalam kehidupan kita. Damai sejahtera itu akan memberikan kita kekuatan dan penghiburan, agar kita selalu bersukacita dalam kehidupan ini. Kita tidak perlu gentar !
May the peace of our Lord be with us today !