Tiga kelompok dibentuk yang terdiri dari orang tua, pemuda, remaja dan anak-anak. Kepada mereka diberikan tiga topik drama yaitu : Yusuf saat dia kecil hingga dia dibuang oleh saudaranya, Yusuf ketika digoda oleh istri Potifar hingga dia mengartikan mimpi teman-teman di penjara dan mimpi raja, dan yang ketiga tentang Yusuf saat dia dipertemukan kembali dengan saudara-saudaranya di Mesir. Masing-masing kelompok dengan bersemangat segera mempersiapkan jalannya cerita, menulis dialog-dialog berdasarkan alkitab, menunjuk sutradara yang secara kilat melatih adegan-adegan, dan memilih tim kreatif untuk menambah daya tariknya drama instan. Nampak ada yang kreatif menggantikan kereta kuda dengan kereta bayi ! Ada yang mematut-matut dirinya dengan jubah koor, membentuk mahkota raja, mencari tongkat kayu pengganti tongkat kerajaan. Wah…pokoknya semua berusaha menampilkan drama dengan sebaik-baiknya berdasarkan apa yang mereka telah pelajari di Alkitab.
Kelompok pertama dipimpin oleh Dodi Manurung maju pertama kali. Di sana ada Ibu Ully Tambunan, Ibu Nursia Manurung, Ibu Evelyn Sormin, Ibu Meiske Tampubolon, Ibu Shally Tambunan tampak sibuk mengatur skenario yang akan dimainkan bersama Dodi, Gomgom, Vira, dan Bapak Rizal Maringka. Dodi berperan sebagai Yusuf dengan jubah baru pemberian ayahnya, tampak gembira diminta oleh ayahnya mengantar makanan untuk abang-abangnya. Dengan kreatifitas luar biasa, beberapa anak-anak seperti Sandy, Elsa, Chloudya, Kimberly berperan sebagai kambing dan domba, dan terus menerus mengembik ”embeekkk…beeekk…embeekkk..!!!”. Sementara Asto berperan sebagai salah satu saudara Yusuf tampak sibuk mengarahkan domba dan kambingnya. Suasana seketika berubah seperti kita berada di padang belantara !! Salut untuk kreatifitasnya grup ini ! Dan tak lama setelah Yusuf dimasukkan ke lobang sumur, beberapa rombongan pedagang dalam perjalanan ke Mesir yang diperankan oleh Gomgom Tampubolon, Vira dan Bapak Rizal Maringka melewati tempat itu dengan kereta kuda (Hebat sekali, kereta bayi bisa disulap jadi kereta kuda ya !). Sambil berusaha mengecek berapa nilai seorang hamba untuk melakukan penawaran (wah…canggih ya bisa on-line loh pengecekan nya !! luar biasa kreatifitasnya !). Setelah itu Yusuf-pun dilepas oleh saudara-saudaranya.
Kelompok kedua dipimpin oleh Natalia Tampubolon maju setelah itu. Ibu Yunita Wuisan, Bapak Agustinus Silalahi, Bapak Mulana Simanjuntak, Bapak Ricky Tambunan, Ibu Melani Nayoan, tampak semangat sekali mengatur jalannya drama. Sesekali mereka menengok ke Alkitab untuk memastikan dialog-dialog sesuai dengan cerita sesungguhnya. Dengan Bapak Agustinus berperan sebagai Potifar, yang nampak puas dengan hasil kerja Yusuf (yang diperankan Bapak Mulana). Istri Potifar (Melani Nayoan) berusaha menggoda Yusuf. Wah…Ibu Melani bisa memerankan istri Potifar dengan baik dan mengundang kagum dari yang hadir. Namun Yusuf tidak tergoda, hingga akhirnya di penjara. Di penjara dia bertemu dengan juru masak raja (Veber Sormin) dan juru minum raja yang diperankan Yosua Simanjuntak. Singkat cerita Yusuf dipanggil oleh raja (Bapak Ricky Tambunan) dan akhirnya diangkat menjadi pegawai istana raja.
Kelompok ketiga dipimpin oleh Robert Rihi Hina. Kelompok ini diperkuat oleh Pdt RY Hutauruk, Bapak Munas Tambunan, Bapak Willy Wuisan, Ibu Janeth Siboro, Ibu Lies Purnama beserta beberapa anak muda dan Dave Purnama. Bapak Willy yang berperan sebagai Yakub begitu menjiwai perannya. Nampak Yakub sudah tua dan gemetar. (Tapi kok sakit asam urat dan asam lambungnya bisa sama ya pak Willy ? haha.. ). Nampak bagaimana Yakub penuh dengan haru melepas anak-anaknya untuk berangkat ke Mesir. Yusuf yang diperankan oleh David Chandra kaget melihat saudara-saudaranya dan berusaha untuk menyembunyikan identitas diri hingga akhirnya dia pun memberitahu kepada saudara-saudaranya siapa dirinya sebenarnya. Akhirnya Yakub diajak datang bersama bertemu kembali dengan Yusuf. Suatu akhir yang mengharukan !! Semua anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua, tampak larut asyik dengan kisah Yusuf yang dimainkan dengan penuh kreatifitas.
Di akhir acara Drama Instan, Bapak Ramlan melontarkan pertanyaan kepada Dave Purnama, Junior Tampubolon, Joshua Simanjuntak, diantaranya apakah cerita tadi membuat mereka jadi tertarik untuk ingin tahu lebih lanjut cerita-cerita lain dalam alkitab, mereka dengan semangat mengatakan YA ! Selanjutnya Bapak Ramlan berharap acara sederhana ini bisa mengangkat semangat anak-anak untuk terus membaca alkitab sesuai program Follow The Bible. Semua orang tua juga diajak untuk memikirkan cara-cara lainnya yang bisa mengangkat motivasi anak-anak untuk meneruskan bacaan alkitab hingga tuntas. Puji Tuhan ! Jam 18:30, Ibu Dahlia Hutauruk membawakan renungan tutup sabat. Kembali Ibu Hutauruk mengingatkan anak-anak untuk terus rajin membaca alkitab, karena ada banyak pelajaran-pelajaran yang indah dan baik buat anak-anak semua.