Matius 13:30, “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu
aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berkas-berkas untuk dibakar;
kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
“Hai nak, pada mandi donk! Udah jam 8 nih, kalian
beres-beres mandi trus Papi Mami makan pagi sebentar, habis itu kita biar
langsung pulang! Masih banyak acara nih hari ini!” Istri saya telah beberapa
kali mengingatkan anak kami agar segera berbenah pada pagi hari Minggu tepatnya
di akhir liburan panjang. Kami sedang bepergian ke luar kota dengan menginap di salah satu hotel yang
tergolong baru beroperasi. Malam itu adalah kali yang pertama bagi kami sekeluarga
menginap di tempat itu.
Waktu
terasa demikian cepat berlalu. Saya sekeluarga bersama seorang keponakan kini
dalam perjalanan pulang menuju ke Jakarta .
Pagi menjelang siang hari itu perjalanan di sepanjang jalan tol cukup ramai
namun tidak sampai menyebabkan kemacetan. Berselang sekitar dua puluh menit
perjalanan di jalan tol, tiba-tiba kami mendengar bunyi sirene kendaraan polisi
yang menghebohkan kendaraan lainnya untuk bergeser tepat di belakang kami. Saya
pun segera bergeser ke kiri. Benar! Tidak sampai satu menit kemudian, kendaraan
polisi diikuti dengan beberapa kendaraan dikawal dibelakangnya pun melewati
kami. “Ikutin mereka yuk! Biar kita cepat sampai.” Aku menawarkan hal ini
kepada istri, anak-anak dan keponakan saya sambil saya mengarahkan kendaraan
untuk berada tepat dibelakang iring-iringan kendaraan polisi. Ada enam mobil berada di depan kami mengikuti
kendaraan polisi, di mana satu diantaranya adalah kendaraan lain yang turut
bergabung ke dalam iringan mobil polisi sama seperti kami dan sisanya kami
beranggapan merupakan kendaraan rombongan dengan plat nomor polisi berwarna
merah. “Wow … dahsyat! Cepat juga kita sampai di sini”, ujarku kepada kami yang
berada di mobil menjelang mendekati gerbang tol utama Cikampek menuju Jakarta .
Satu hal
yang mengejutkan kami ketika kendaraan iringan itu hanya berjarak beberapa
meter saja berada di gerbang tol. “Ha ha ha …. Akhirnya ketahuan juga siapa
yang rombongan dan bukan”, sambil kami tertawa terbahak-bahak merasa lucu.
Ternyata tiga unit kendaraan dengan beberapa plat nomor polisi berwarna merah
itu sesungguhnya bukan peserta rombongan yang sebenarnya. Kami mengetahui hal
ini karena akhirnya hanya kendaraan kami yang tetap berada di belakang mobil
rombongan polisi tersebut sementara kendaraan lainnya berpencar mengambil jalan
masing-masing saat membayar tol. Saudaraku, sulit bagi kita saat ini membedakan
siapakah sesungguhnya yang patut kita teladani di dunia ini. Kita tidak tahu
siapakah orang yang digolongkan sebagai kelompok lalang demikian pula
orang-orang yang digolongkan sebagai kelompok gandum dalam Alkitab. Kita hanya
memiliki satu teladan yakni Yesus, sang Juruselamat. Ikuti dan teladanilah
seluruh perilaku dan perbuatan-Nya, maka saya yakin sepenuhnya kita akan
dikumpulkan ke dalam lumbung sorga kelak. Boleh jadi kita merasa diri kita
benar saat ini, namun bercerminlah kepada Yesus, sudahkah saya benar-benar
bagian dari gandum yang akan dikumpulkan ke dalam lumbung ataukah saya
sesungguhnya tidak berbeda dengan lalang yang akan segera hangus karena
dibakar?
Mari Kita bagikan
Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend”
dibawah ini: