If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Wednesday, May 16, 2012
Ketika Kita Dikenang
Mazmur 41:10, “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”
“Boss, besok Selasa saya farewell-an, event organizernya Bu Henny.” Pesan ini saya terima pada pukul dua lewat empat puluh enam menit di sore hari Senin, sehari sebelum acara farewell diadakan. “Malam atau siang?” tanyaku memastikan jam acara itu hendak diadakan. “Malam Pak”, jawabnya mengkonfirmasikan pertanyaanku. Undangan disampaikan kepada saya untuk menghadiri acara perpisahan yang ia adakan bagi seluruh teman-teman kantornya, karena ia akan pindah kerja ke perusahaan yang lain.
Memang beberapa minggu sebelum undangan perpisahan ini saya terima, ia beberapa kali menelepon saya, berdiskusi sekaligus meminta petunjuk atau pun pandangan terhadap wawancara yang sedang dihadapi bahkan tawaran pekerjaan yang diberikan pada tahap akhir wawancara. Rupa-rupanya dia telah menerima tawaran pekerjaan yang dimaksud. Satu hal yang menggembirakan saya, Bowo tidak hanya ingat kepada saya ketika ia membutuhkan pendapat, petunjuk maupun pandangan ketika ia memerlukannya, namun ia tetap mengingat saya ketika ia hendak merayakan kebahagiaan atas pekerjaan yang baru dia telah dapatkan. “No worries Bowo, saya pasti datang ke acaramu malam ini”, demikian aku mengkonfirmasikan kedatanganku walaupun hampir setahun saya tidak bekerja bersama-sama mereka.
Saya tiba di lokasi yang ditentukan lebih awal dari Bowo dan teman-temannya. Acara berlangsung dengan baik, dipenuhi tawa dan canda serta riang gembira terpancar dari raut wajah para undangan yang hadir malam itu. Allah yang menciptakan kita dan yang kita sembah dari waktu ke waktu tidak pernah melupakan saudara dan saya dalam sekejap pun. Ia selalu hadir dalam setiap keadaan yang kita hadapi. Allah tetap setia mendampingi kita, tidak dipengaruhi oleh musim, cuaca maupun keadaan. Ketika kita pernah mengalami kecewa karena sahabat kita melupakan kita seperti yang dialami raja Daud, sesungguhnya kita takkan pernah mengalami kekecewaan itu ketika kita memutuskan untuk menjalin persahabatan dengan Yesus setiap waktu. Bersahabatlah dengan-Nya setiap waktu mulai hari ini.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: