Thursday, May 24, 2012

Melatih Sejak Dini


Kejadian 5:23, 24, “Jadi Henokh mencapai umur tiga ratus enam puluh lima tahun. Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.”


“Hello Richard, apa kabar? Mohon informasi musim apa di Negara tempat kamu tinggal. Persiapan apa saja yang perlu saya bawa sehubungan dengan musim yang berlaku sekarang, apa saya perlu bawa jaket?” Pertanyaan ini terkirimkan lewat sebuah pesan singkat SMS kepada salah seorang teman yang bermukim di benua yang berbeda dengan saya. Merasa perlu mendapatkan informasi seperti ini demi memastikan saya tidak mempersiapkan barang-barang yang tidak diperlukan, juga memastikan supaya aku sendiri tidak mengalami kesusahan nantinya.
Kebetulan beberapa hari setelah itu saya harus mengadakan perjalanan ke Negara tempat Richard, teman saya tinggal. Dua jam berselang, telepon genggam saya bergetar menandakan ada SMS masuk. Benar, “Suhu udara saat ini berkisar antara 100C hingga 250C. Menggunakan jaket sangat disarankan”, jawab Richard melalui media SMS tersebut. “Wow … lumayan dingin donk kalo gitu”, pikirku dalam hati. “Biasanya waktu musim hujan aja suhu di tempatku tinggal minimal 250C dan kalau musim panas suhu bisa mencapai sampai 390C”, aku ngoceh sendirian di dalam hati. Walau begitu, aku tetap berterima kasih untuk informasi yang diberikan.
Benar seperti yang diinformasikan, bagaikan dinginnya es batu dinginnya cuaca pada pagi hari saat aku menginjakkan kaki di Negara tersebut. Untungnya aku udah bawa persiapan jaket seperti yang disarankan, sehingga aku tidak mengalami kesulitan untuk bertahan hidup di kota itu untuk sepekan lamanya. Demikian halnya dalam perjalanan panjang rohani kita menuju ke surga. Penting bagi kita untuk mengetahui seperti apa tradisi atau pun kebiasaan orang-orang yang hidup didalamnya. Tidak berhenti sampai disitu, kita perlu melatih diri sejak dini untuk menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada di sana untuk kita mulai menghidupkan gaya yang sama dengan tempat yang kita hendak tuju, yakni Kerajaan Sorga. Sama seperti Henokh, ia telah berusaha menyesuaikan pola hidupnya dengan pola hidup penghuni Surgawi, maka Allah pun mengangkat dia menjadi salah seorang penghuni kerajaan Sorga karena Henokh hidup bergaul dengan Allah sejak di dunia ini. Melatih diri dan menyesuaikan tingkah laku kita sesuai dengan tingkah laku surgawi sejak sekarang ini, akan menjadikan kita siap diangkat oleh Yesus pada kedatangan-Nya kedua kali kelak. Adakah anda dan saya mau melatih sejak dini hidup bergaul dengan Sang Khalik dan Juruselamat kita?
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: