Amsal 23:2, “Taruhlah sebuah pisau pada lehermu, bila besar nafsumu!”
“Kakak! Adek! Ayo siap-siap yuk! Biar kita jalan-jalan. Ntar begitu Mami datang, kita udah siap, sisa berangkat”, bujukku kepada anak-anak. Hari libur biasanya banyak waktu luang kami gunakan untuk jalan-jalan sekeluarga setelah pagi hari saya menghabiskan waktu berolahraga secara rutin setiap minggunya. Kami semua sudah bersiap, tiba-tiba terdengar suara anak kami yang sulung sedang menghafal, “Apa kakak ada ulangan?” tanyaku. “Iya”, sambil menganggukkan kepala. “Kakak gak ikut jalan-jalan, mau menghafal dulu”, lanjutnya berbicara.
Kami pun beranjak ke luar rumah pada sore hari itu dengan meninggalkannya bersama pembantu di rumah. “Papi, mau gak beliin kakak dan adek makanan, namanya Rainbow cake”, sang adek tiba-tiba bertanya sementara saya sedang berkendara di jalan tol. “Ah kamu! Yang ada di otaknya makanan melulu, Papi gak punya duit”, jawabku sementara saat yang sama istri saya juga berkomentar, “Masih kecil taunya belanja melulu. Jangan suka belanja, belajar menabung!” Rupanya dia dan kakaknya saling ber-BBM selama di perjalanan. Terjadi tanya jawab antara istri saya dan anak-anak sepanjang perjalanan. Anak kami berusaha membujuk kami berdua untuk membeli kue tersebut namun istri saya bersikeras mengatakan, “Mami bisa bikinin kue seperti itu. Bilang sama kakak suruh serius belajar, berprestasi aja yang penting. Kuenya nanti Mami bikinin gratis, gak usah bayar.”
Pembicaraan terhenti hingga di situ. Kami berusaha memberikan pengertian kepada anak-anak agar memiliki prioritas hidup, tidak boros dan berfoya-foya. “Kalau bicara pengen, banyak yang kita mau. Tapi kita harus membatasi keinginan kita, jangan kita biarkan nafsu kita yang menguasai diri kita”, perkataan ini sering kami sampaikan kepada anak-anak. Ayat roti pagi hari ini juga menasehatkan kita untuk menguasai nafsu diri kita agar kita tidak melakukan pilihan-pilihan hidup yang salah, yang menjerumuskan kita kepada cinta diri sendiri, egois dan melupaka misi utama yang Yesus embankan bagi kita menjadi saksi-Nya. Perlu memiliki prioritas hidup dan fokus kepada prioritas itu, khusunya prioritas hidup yang bertujuan untuk menikmati kehidupan yang kekal di surga bukan kepada kehidupan sementara di dunia ini. Selamat menikmati hari ini dengan hati yang bersukacita dan bersyukur. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: