“Dek, kakak iparku sedang sakit dan didiagnosa mengidap penyakit kanker langka, tolong kalian doakan selalu”, demikian kakak ipar saya yaitu kakak tertua dari istri saya memberi pesan kepada kami berdua. “Oh, iya Cici, kami pasti doakan”, kami pun merespon permohonan kakak kami sekaligus menguatkan dia dan suaminya. Kakak ipar dari kakak tertua istri saya ini telah mengalami perawatan selama satu bulan di salah satu rumah sakit yang berlokasi di Kota Kembang yang jaraknya kurang lebih sekitar dua jam ditempuh melalui kendaraan pribadi dari kota tempat kami tinggal. Bahkan, ia telah menjalani operasi untuk mengangkat sumber kanker untuk selanjutnya menjalani pengobatan radioaktif atau kemoterapi dengan berobat jalan. Ia pun kembali bekerja setelah beberapa minggu mendapatkan pelayanan dan pengobatan di atas. Entah mengapa, kami kembali mendapat berita bahwa kakak ipar dari kakak tertua istri saya harus mendapatkan perawatan di ICU oleh karena kanker tersebut disinyalir telah menjalar dengan cepat ke bagian yang lain termasuk ke bagian organ tulang.
Usaha dari pihak keluarga, kerabat bahkan sahabat untuk kesembuhan kakak ipar kami sudah dilakukan, mulai dari pengobatan medis maupun obat-obatan alami alias tradisional. Kelihatannya semua pengobatan itu belum juga membawa kemajuan yang berarti hingga akhirnya sang Dokter yang menanganinya memberikan solusi pencegahan agar kanker ini tidak menyebar ke bagian lain, yakni dengan melakukan amputasi kaki sebelah yang merupakan sumber penyakit kanker ini. Satu hal yang sungguh menyentuh hati kami adalah kakak ipar kami ini selalu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada setiap pengunjung yang menjenguknya baik pihak keluarga, kerabat dan sahabat. Hatinya selalu dipenuhi rasa syukur karena masih dapat bertemu dan saling menatap wajah dan berkomunikasi dengan setiap orang yang menjenguknya. Sungguh hal ini bukanlah hal yang mudah, bukan? Sang istri dan ketiga anaknya yang masih kecil bahkan yang masih bayi berumur tiga bulan, tentunya sangat membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Mereka pun selalu mendukung, memberikan motivasi untuk tetap semangat, tetap setia, bertekun dan selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan. Hingga pada hari di mana kakak ipar kami harus menjalani operasi amputasi kakinya, ia tetap menyerahkan hidupnya ketangan Tuhan.
Saudaraku dalam Yesus Kristus, sanggupkah kita bersyukur tatkala tubuh kita sedang digerogoti oleh penyakit? Sanggupkah kita bersyukur ketika keadaan sekitar kita tidak memberikan harapan seperti yang kita harapkan? Adakah kita lebih banyak bersyukur setiap waktu dibandingkan dengan persungut-persungutan? Sudahkah kita berterima kasih kepada Allah setiap saat, sebab nafas hidup yang kita miliki sesungguhnya hanya berasal dari kemurahan Allah saja. Bersyukurlah untuk setiap hal yang terjadi walau sedang mengalami penyakit sekalipun, sebab kita masih dapat bertemu dengan semua keluarga, kerabat dan sahabat yang mengasihi kita di dalam kesakitan yang kita alami. Kita tidak dapat memastikan keluarga, kerabat dan sahabat kita dapat menjenguk dan mengunjungi kita di saat masing-masing kita memiliki tubuh yang sehat, bahkan mendoakan kita. Allah menolong kita untuk selalu bersyukur. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kapada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend dibawah ini :