Friday, September 16, 2011

Rumah Impian

Yohanes 14:2, “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.”

Ketika aku masih di Sekolah Menengah, aku biasa berkumpul dengan teman-temanku pada waktu jam istirahat di sekolah dan mengisinya dengan saling bercerita. Banyak hal yang kami bicarakan, salah satunya adalah tentang impian-impian kami. Setiap orang mempunyai impian dalam hidupnya, masing-masing kami saling menceritakan impian yang dimiliki sambil tertawa-tawa bahkan sampai terbahak-bahak, sebab kadang-kadang impian yang disampaikan sepertinya adalah sesuatu yang berlebihan kalau boleh dikatakan mustahil bagi kami pada waktu itu. Ketika sampai pada giliranku, aku menyampaikan kepada teman-temanku tentang impianku.

“Waktu kecil, aku mempunyai impian bahwa suatu hari aku akan mempunyai rumah yang besar dengan halaman yang besar yang ada kolam renangnya.” “WOW!” seru temanku sambil tersenyum. “Tunggu dulu, bukan hanya besar, bila memungkinkan, rumah itu juga ada lapangan basket dan lapangan volleynya”, lanjutku. “Wow, kereen!” Teman-temanku yang lain menimpali dengan serunya sambil tertawa. “Aku melihat rumah-rumah yang besar itu di film atau majalah. Ketika aku menonton MTV, aku melihat para selebritis dengan rumah-rumah mereka. Sebagian besar dari mereka tinggal di Hollywood. Sebenarnya aku suka rumah-rumah besar tersebut, namun sepertinya menakutkan juga kalau aku harus tinggal di rumah itu sendirian. Setelah kupikir-pikir, mempunyai rumah yang besar bukanlah hal yang mudah. Itu juga bisa menjadi beban, sebab kita harus membersihkan setiap sudut rumah. Para pembantu rumah tangga diperlukan, kita harus membayar upah mereka.” “Lalu, maunya rumah yang seperti apa dong?” tanya temanku. “Impianku menjadi berubah. Mendingan punya rumah yang kecil saja tapi menyenangkan. Namun, aku masih ingin rumah yang ada ruang keluarga yang besar sehingga aku bisa mengumpulkan semua keluargaku di ruangan itu.” “Mantap! Sip dech, nanti kita juga reuni ya kalau sudah tua.” Sementara kami masih asyik berbagi impian, tiba-tiba: “Teng! Teng! Teng” lonceng berbunyi, tanda jam istirihat berakhir. “Ok, besok kita sambung lagi!” kata teman-temanku dengan bersemangat, kami pun berjalan menuju ke kelas.

Sebagaimana yang kita ketahui, hidup dalam dunia ini hanyalah sementara saja. Dunia ini hanya menyediakan tempat sementara untuk kita berdiam. Ayat kita hari ini mengatakan Tuhan sudah menyediakan tempat tinggal bagi kita, bukan sementara tapi selamanya. Banyak kamar yang bisa kita gunakan. Biarlah sementara kita menjalani hidup dalam dunia ini, pandangan kita tetap tertuju kepada rumah yang Tuhan sediakan bagi kita. Oh betapa ku rindu aku bisa pergi ke sana dan tinggal dengan Dia selamanya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :