Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Ketika aku memasuki kelas 1 SMA, aku mengalami perubahan yang besar dalam hidupku. Saat itu aku dan beberapa teman memutuskan untuk pergi bersekolah di tempat yang jauh dari orang tua, sebuah sekolah ber-asrama. Ada dorongan yang begitu besar untuk merasakan bagaimana belajar hidup mandiri, jauh dari orang tua, walaupun sebenarnya orang tuaku sangat berat melepaskanku, mengingat usiaku yang masih relatif muda. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku diijinkan untuk pergi. Sebelum berangkat mereka berpesan: “Anakku, kapanpun engkau merasa tidak betah dan ingin pulang ke rumah, kami akan menyambutmu dengan sukacita, tidak perlu takut dan merasa bersalah. Mari kita jalani bersama-sama apa yang sudah diputuskan.” Pesanan ayah dan ibu begitu berarti bagiku. Awalnya memang aku merasa sangat tidak betah dan ingin pulang, namun aku berusaha untuk menyesuaikan diri dan belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah menjadi pilihanku.
Pada waktu kelas di mulai, banyak tugas, projek kelas serta ujian yang ku hadapi. Aku harus menyelesaikannya sendiri. Aku tidak bisa lagi bergantung kepada bantuan ayah atau ibu, yang biasanya selalu siap menolong ketika aku menghadapi kesulitan dalam belajar maupun mengerjakan tugas-tugas sekolah, seperti ketika aku masih tinggal bersama mereka. Sepertinya tidak masuk akal bila mengingat apa yang kulakukan pada suatu hari. Besok aku akan menghadapi ujian. Malamnya aku merasa begitu lelah dan mengantuk karena banyaknya tugas yang harus dikerjakan, aku tidak sanggup untuk belajar lagi. Berkali-kali kepalaku terkulai di atas buku pelajaran. “Hey, my friend, kalau ngantuk tidur aja, dari tadi aku lihat kamu udah enggak konsentrasi lagi belajar!” Sesaat teguran temanku menyadarkanku. “Ya, aku ngantuk banget, mataku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi nich!” kataku. Malam itu sebelum benar-benar tidur aku berdoa kepada Tuhan: “Tuhan, tolonglah aku ketika menjawab pertanyaan di ujian besok. Engkau mengetahui kesanggupanku malam ini Tuhan. Aku tidak bisa belajar lagi. Aku merasa sangat lelah. Bantulah aku menjawab soal-soal ujian sesuai dengan apa yang aku ketahui, aku serahkan semuanya kepadaMu ya Tuhan, Amin.” Sesudah berdoa, aku membaca beberapa ayat dalam Alkitab kemudian pergi tidur.
Keesokan harinya, di saat kuterima kertas ujian, aku kembali berdoa memohon Tuhan menuntunku. Puji Tuhan, aku mendapatkan nilai yang baik untuk ujian itu, sebuah nilai yang cukup baik untuk seorang yang tidak selesai mempelajari materi ujian. Aku melakukan bagianku sesuai dengan kesanggupanku dan Tuhan menjawab doaku, Tuhan memberikan kepadaku lebih dari yang ku minta. Ayat kita pagi ini mengingatkan kepada kita semua, bila kita datang dekat kepada-Nya dan mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya terlebih dahulu, yang lainnya akan diberikan kepada kita.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :