“Sehabis ini bersiap-siap kelompok orang dewasa. Kelima grup akan bertanding dan pemenangnya akan diberi hadiah uang sebesar Rp 350.000,- Tiap grup berjumlah 10 orang, mohon diatur anggota dari masing-masing grup.” Panitia mengumumkan lewat pembesar suara bagi seluruh peserta dalam acara lomba tarik tambang yang diadakan pada pagi hari nan sejuk yang berlokasi di bawah kaki gunung. Berbagai jenis permainan yang menarik telah dipertontonkan mulai dari sepanjang malam Minggu hingga hari Minggu pagi, berbagai jenis hadiah yang menarik telah disediakan pula oleh Panitia sebagai hasil kerjasama dengan para sponsor.
“Bersiap-siap kelompok B dengan E dalam perlombaan tarik tambang di babak final!” Panitia mengatur sedemikian rupa agar perlombaan itu menarik perhatian semua peserta dan penonton. “Ok, kelompok B apa sudah siap? Gimana dengan kelompok E? Coba hitung jumlah peserta tiap-tiap regu, satu, dua, tiga ….. sepuluh”, Panitia memastikan jumlah peserta masing-masing sebanyak 10 orang. Di atas kertas, kelompok B lebih kuat dari kelompok E, dapat dipastikan kelompok B pasti pemenangnya. Sponsor pun mengibarkan lembaran uang kertas nominal Rp 50.000,- sebanyak tujuh lembar, peserta pun terlihat sangat semangat mengikuti perlombaan tersebut, berbeda dengan perlombaan yang sama telah dilakukan beberapa jam sebelumnya namun tanpa hadiah uang. “Horee … horee, kita pasti menang! Kita pasti menang!” demikian teriakan kelompok B saat mereka unggul di sesi pertama perlombaan. “Wow …. Kelompok E hebat juga, ternyata bisa mengalahkan kelompok B”, teriak Panitia ketika sesi kedua kelompok E memenangkan perlombaan tersebut. Tiba pada sesi final, seluruh kelompok bersiap-siap dan Panitia mulai menghitung satu … dua … menandakan perlombaan segera mulai, tiba-tiba salah seorang dari kelompok B keluar dari barisan dan protes kepada Panitia karna salah seorang anggota kelompok E berasal dari kelompok lain yang telah kalah, padahal orang tersebut telah mengikuti perlombaan di kelompok E tersebut sejak awal. Kelompok B merasa khawatir kalau akhirnya kelompok E yang akan memenangkan pertandingan tersebut, mereka tidak rela membiarkan hadiah uang mengalir ke tangan kelompok lain.
Suasana sempat ricuh sesaat, sang istri didukung oleh suami yang sama-sama berada di kelompok B, mereka memprotes orang tersebut hadir di kelompok E. “Ok, pertandingan final untuk menentukan siapa pemenangnya dibatalkan. Score tetap 1:1 dan hadiah uang akan dibagi rata kepada kedua kelompok”, keputusan ini mutlak di tangan Panitia. Perlombaan dibubarkan, suasana jadi kurang kondusif hanya karena sejumlah uang, anggota kelompok tidak dapat menahan diri dan sepenuhnya ingin menguasai keseluruhan uang tersebut. Hubungan sesama teman pun tak jarang hancur berantakan hanya karena satu dengan yang lain tidak dapat menguasai diri dan menjadi hamba uang. Semoga nasihat dan jaminan pemeliharaan Allah melalui ayat roti pagi hari ini menjadikan kita insan yang bersyukur atas apa yang kita miliki hari ini, esok dan seterusnya. Allah beserta kita. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :