Waktu aku duduk di bangku SMP, aku adalah orang yang selalu mengerjakan segala sesuatunya pada detik-detik terakhir. Bila aku mempunyai tugas yang diberikan sebulan yang lalu, biasanya aku kerjakan seminggu sebelum waktunya dan aku akan sangat panik ketika aku tidak bisa menyelesaikan pada waktunya. Sekarang keadaanku berbeda, aku bukanlah orang yang menunda-nunda lagi dalam mengerjakan tugas, akan tetapi aku selalu kuatir akan hal yang belum terjadi.
Dua minggu lagi ujian, sebelumnya aku sudah merasakan bahwa aku harus segera belajar dan aku harus cepat-cepat pulang ke rumah seusai jam kuliah untuk belajar lagi. “Ayo kita mampir ke mal dulu.” Ajak beberapa kawanku seusai pulang kuliah. “Maaf, ada banyak tugas dan tak lama lagi ujian, lain kali aja ya aku ikut.” jawabku. “Ah, ujiannya toh masih lama, 2 minggu lagi, ayo kita jalan-jalan dulu, cuci mata, biar tidak jenuh.” Aku berusaha menolak ajakan teman-temanku dengan halus. Ujian merupakan hal yang aku kuatirkan. Seringkali kekuatiranku datang karena aku tidak mau gagal dalam ujian. Kadang-kadang kita terlalu kuatir akan hari esok dan kita lupa akan hari ini. Setiap hari yang kita lalui mempunyai masalahnya sendiri, tantangan, pergumulan dan kesempatan. Kita harus berfokus pada apa yang kita bisa lakukan hari ini daripada menguatirkan tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang.
Kita harus melihat waktu sebagai suatu cadangan yang harus digunakan dengan bijaksana. Tuhan memberikan kita waktu untuk memperlakukan keluarga, teman sebagai pemberian Tuhan yang sangat berharga. Tuhan mau kita mempersiapkan diri kita untuk masa yang akan datang, tapi tidak mengabaikan hidup yang berarti untuk saat ini. Gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, karena itulah yang Tuhan inginkan dari anak-anakNya dan mari kita serahkan segala kekuatiran kita ke dalam tangan Tuhan dan percayalah kepadaNya, maka Ia akan bertindak.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :