Thursday, September 08, 2011

WELCOME DI KOTA PAHLAWAN

Kejadian 12:1-3, “Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu mashyur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

“Aku mau Yesus sertaku, ku takut sendirian. Bila Tuhan dekat aku, lengan-Nya melindungkan. Aku tak akan takut, karna dipimpin Yesus.” Dengungan lagu ini menjadi teman setiaku setiap hari. Telah beberapa hari aku tinggal sebatang kara dan menetap di kota Pahlawan yang ditempuh kurang dari dua jam dari Jakarta melalui pesawat udara. Saat itu adalah awal tahun yakni bulan Januari tahun 1990. Istri yang sedang mengandung anak kedua bagi keluarga kami bersama dengan anak kami yang tertua tinggal di Jakarta untuk sementara waktu hingga saya mendapatkan rumah tinggal yang dibiayai oleh perusahaan baru tempat saya bekerja.

Untuk beberapa saat saya masih harus datang dan pergi ke dan dari Jakarta. Pagi hari itu tepat hari Senin. Baru saja saya menuruni pesawat dan menapakkan kaki di bandara Juanda dengan selamat serta langsung meluncur menuju ke kantor. Tiba-tiba, telepon di ruangan saya berdering dan suara dari pesawat telepon berkata, “Ayah, di bagian perut sebelah kanan tiba-tiba terasa sakit nyeri bercampur panas. Hasil diagnosa dokter, saya radang akut usus buntu dan harus segera diambil tindakan operasi”, demikian istri saya menjelaskan secara detail lewat telepon. “Apa? Bunda harus dioperasi sementara kamu sekarang sedang mengandung? Apa Bunda sudah beritahu dokter kalau Bunda sekarang sedang mengandung?” Kaget dan tersentak bagaikan disambar petir di siang bolong rasanya mendengar berita itu. Namun demikian, saya coba menenangkan hati saya teristimewa istri saya agar tidak panik sehingga tindakan yang akan dilakukan dokter dapat terlaksana dengan baik.

Puji Tuhan, atas penyerahan dan ketergantungan sepenuhnya kepada Allah, Dokter di atas segala dokter itu, maka proses operasi istri saya berjalan dengan baik walau tanpa kehadiran saya disisinya, kondisi kehamilannya pun tidak mengalami gangguan. Sahabat setia yang dikasihi Yesus, berbagai ragam paket kehidupan yang kita harus lewati hari demi hari. Berbagai tantangan yang ada dihadapan kita untuk kita hadapi. Jangan panik dan jangan bimbang. Ingatlah Abraham, Bapa orang percaya itu, tidak memiliki keraguan sedikit pun terhadap janji Allah. Itu sebabnya Abraham tidak pernah mengajukan pertanyaan kepada Allah hendak ke mana ia harus pergi, bersama siapa dan harus membawa apa. Ketergantungannya kepada Allah menghasilkan ketenangan hidup, sebab ia percaya bersama Yesus tidak akan keliru dan pasti akan tiba di tempat tujuan dengan selamat. Tidak heran, jikalau Allah menyebut Abraham sebagai Sahabat Allah. Sudahkah saudara dan saya siap menjadi Sahabat Allah sejak hari ini. Tuhan memberkati kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawaqh ini :