Kami pun bersiap-siap diri, ada yang makan pagi terlebih dahulu lalu mandi kemudian atau sebaliknya. Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 6.20 WIB pada pagi hari. Sementara saya sudah hampir selesai berberes-beres, tiba-tiba anak kami yang bungsu berkata dengan suara lantang, “Papa, ayo berangkat! Ntar kalo lambat-lambat aku tinggalin Papa”, beberapa kali ia menyebutkan perkataan ini sambil ngeledek saya. Saya tersenyum sambil mengarahkan pandangan kepada anak kami yang bungsu. Tidak heran, anak kami yang bungsu ini memang lebih gesit dan cekatan dibanding kakaknya. Tidak jarang, kami terlambat berangkat ke sekolah karena harus menunggu kakaknya yang belum juga kunjung usai berpakaian.
Tanpa kita sadari, perilaku hidup kita sehari-hari, baik lewat perkataan, perbuatan dan gerak-gerik tubuh kita ternyata diperhatikan oleh anak-anak kita. Bahkan sering kita sebagai orang tua termakan omongan kita sendiri, saat kita tidak konsisten dengan apa yang kita ajarkan kepada anak kita versus kenyataan perbuatan hidup kita yang berbeda dengan apa yang kita ajarkan. Hati-hati! Hidup kita bagaikan layar tontonan yang siap ditonton oleh setiap orang setiap hari, apakah kita sungguh-sungguh menunjukkan gaya hidup anak-anak Allah atau kita anak-anak keturunan ular beludak itu. Mari pastikan diri kita memberi contoh yang patut untuk ditiru oleh anak-anak kita, keluarga, masyarakat dimana kita beraktifitas dan tinggal sehari-hari. Biarlah Allah dipermuliakan lewat hidup kita gantinya disalibkan oleh karena perkataan dan perbuatan kita tidak berjalan beriringan. Salam sukses untuk hari ini. Immanuel. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :