Yesaya 55:9, “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."
“Ma, gimana kalau Sabtu depan kita menginap aja di Bogor, jadi sehabis pelayanan kita langsung check-in ke hotel?” Saya menawarkan ide ini kepada istri disaksikan anak-anak sesaat masing-masing kami hendak beranjak ke tempat tidur. “Lagi pula anak-anak kan sudah mau masuk sekolah Senin besoknya, biarlah kita bersantai sejenak di akhir liburan mereka, toh kita gak ada acara yang mendesak di hari Minggunya, jadi kita bisa berlama-lama di hotel sambil berenang”, lanjutku menjual ide kepada mereka. “Iya, boleh juga?” jawab istri saya dan anak-anak pun menguatkan ide saya. Kami pun akhirnya berlibur di Bogor pada akhir pekan dengan harapan bersantai sejenak dari kepenatan kegiatan sehari-hari.
Baru saja saya dan putri tertua kami selesai makan sementara istri saya menemani anak kami yang bungsu berenang setelah usai makan pagi, betapa kami dikagetkan ketika istri saya mendapatkan berita bahwa kakak sepupu istri saya yang sangat memiliki keakraban dengan istri saya kakak beradik, meninggal dunia karena kecelakaan di Sukabumi. Tidak heran, kami menangis secara spontan di hotel, karena kakak sepupu ini sudah hidup puluhan tahun bersama-sama dengan keluarga mertua saya sejak ia kecil, bahkan ia bagaikan anak dan kakak tertua bagi istri saya kakak beradik. “Ayo, kita harus segera pulang!” ajakku kepada istri dan anak-anak. Rencana awal untuk berlibur dan bersantai di kota sejuta angkot ini, alhasil kami harus meninggalkan hotel pada pukul Sembilan pagi hari Minggu itu, untuk segera menyusul dan membereskan jenazah yang masih ada di Sukabumi dan dibawa pulang ke Cibinong, tempat dimana kakak sepupu kami ini tinggal.
Inilah kenyataan hidup yang harus kita terima dan hadapi dengan kepala dingin. Siapa yang menyangka kalau kami harus berlibur di Bogor untuk bersantai, ternyata Allah mengatur kehadiran kami di Bogor pada hari itu hanya untuk mempermudah dan memperlancar perjalanan kami untuk menyusul jenazah akibat kecelakaan tersebut di Sukabumi. Andaikan saja kami masih berada di Jakarta pada pagi hari yang naas itu, tentunya akan lebih sulit dan lebih lama bagi kami untuk dapat menjangkau kota Sukabumi yang terkenal dengan kemacetannya akibat jalan yang terdiri dari satu lajur dan sempit. Demikianlah Allah mengatur hidup kita, berbeda dengan apa yang kita rencanakan. Semoga kita siap selalu untuk menerima rancangan terbaik Allah bagi kita. Amin.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini ;