Saya berada dalam suatu penerbangan dengan pesawat udara menuju ke salah satu kota. Pesawat “take off” dalam kondisi baik-baik saja, sehingga tiada keraguan sedikit pun bagi saya dan seluruh penumpang akan terjadi peristiwa yang menakutkan. Pesawat perlahan-lahan naik menembus awan dari satu ketinggian kepada ketinggian berikutnya. Sinyal tanda sabuk pengaman harus dipasang masih belum dipadamkan, yang berarti posisi pesawat belum sempurna setelah lepas landas dari darat. Seluruh penumpang terlihat duduk dengan tenang, ada yang asyik mendengarkan musik, ada pula yang asyik dengan buku bacaannya, namun tak sedikit juga yang memejamkan mata sambil berusaha untuk tidur. Sinyal tanda sabuk pengaman pun dipadamkan, menandakan posisi pesawat saat lepas landas sudah sempurna di udara, petugas kru pesawat pun menginformasikan lewat mikrofon agar sebaiknya sabuk pengaman tetap dipasangkan.
Menit demi menit pun berlalu, pesawat berjalan dengan mulus, hingga tiba-tiba petugas kru pesawat memberitahukan supaya seluruh penumpang mengenakan sabuk pengaman karena pesawat sedang memasuki cuaca buruk, awan kencang disertai petir di luar badan pesawat. Cuaca saat itu benar-benar buruk hingga para penumpang mulai merasa gelisah, ricuh dan mulai mengambil pelampung untuk dikenakan. Tatkala banyak orang mulai heboh untuk mengenakan pelampung, mata saya tertuju kepada salah seorang anak yang sedang asyik melukis tanpa menghiraukan keadaan yang sedang terjadi di sekitarnya. Rasa penasaran saya memaksa saya untuk bertanya kepada sang anak, “Hei Nak, kamu kok tenang aja melukis sementara kita sedang dalam bahaya?” Jawaban sang anak betapa mengagetkan saya, “Bu, Pilot pesawat ini adalah ayahku, jadi aku yakin ayah pasti gak akan mencelakakan aku”. Saya seperti merasa tertampar dengan jawaban sang anak.
Saudaraku yang kekasih, andaikan kita memiliki kepercayaan kepada Allah seperti keyakinan sang anak kepada sang Pilot, sesungguhnya “Allah tidak akan mencelakakan kita”, maka hidup ini akan terasa lebih nyaman, tantangan hidup akan kita anggap sebagai kesempatan untuk melakukan perkara yang lebih baik, keluhan dari bibir kita tidak akan pernah terucapkan gantinya rasa syukur yang tak berkesudahan bagi setiap peristiwa yang kita lalui sebab kita tahu bahwa kita tak pernah luput dari pemandangan Allah. Serahkanlah segenap hidupmu kepada-Nya, jangan ragu dan khawatir akan seluruh hidupmu. Allah menolong hidup kita setiap hari menjadi lebih baik. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini ;