Sunday, July 03, 2011

Ketika Ajal Kita Tiba


Wahyu 2:10 bagian akhir, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”




Pria yang berkulit putih, periang dan baik hati ini dilahirkan di salah satu keluarga Kristen pada tahun 1976. Menjadi anak yang tertua dalam keluarga Om kami dan di karuniai seorang adik putri yang juga baik hati. Kedua anak ini bertumbuh dalam keluarga yang rajin beribadah kepada Tuhan, tidak heran jikalau kedua anak ini sangat dekat kehidupannya dengan lingkungan gereja. Ia dibesarkan dalam kondisi ekonomi yang cukup mapan, namun ekonomi orang tua yang cukup mapan ini tidak membuat ia bertumbuh menjadi anak yang cengeng, manja dan bersantai-santai. Atas didikan yang dibekali dengan displin yang tinggi, adik sepupu kami ini bertumbuh menjadi anak yang berhasil dalam pendidikan dan memiliki pekerjaan yang baik, sehingga bekal pendidikan dan pekerjaan ini pula yang membuat Om dan Tante kami dengan yakin memberangkatkan dia memasuki bahtera rumah tangga pada tanggal 18 Desember 2007 yang lalu.

Namun tak seorang pun manusia mengetahui akan kapan dan berapa lama ia akan hidup. Pada Minggu pagi yang naas itu, saya mendapat telepon dari kakak tertua kami sekitar pukul 8 pagi dan berkata, “Dek, saya baru mendapat telepon dari Om, adik sepupu kita yang menikah pada tahun 2007 yang lalu dan dikaruniai seorang anak putri yang baru berusia 1.5 tahun telah meninggal dunia”. “Hah, apa bang?” demikian terkejutnya saya mendengar berita itu. ‘Sakit apa, kok meninggal secepat itu sementara usianya baru 35 tahun?” Aku juga gak tau, karna setahuku dia gak pernah sakit”, jawab abang saya menegaskan. Sungguh sangat mengerikan melihat adik sepupu kami terbujur kaku, meninggalkan seorang istri yang masih muda belia dan putri cantik yang masih sangat kecil. Keluarga besar kami berduka dan rumah duka dipenuhi dengan jerit tangis yang berkesinambungan dari satu keluarga ke keluarga yang lain tatkala kami semua tiba di rumah duka.

Saudaraku, tak seorang pun di antara kita yang mengetahui berapa lama kita hidup di atas dunia ini. Harta benda yang kita miliki, makanan bergizi yang kita konsumsi, pendidikan tinggi yang kita sandang, semuanya itu tidak dapat menjamin berapa lama kita akan hidup di atas dunia ini. Namun nasihat Allah melalui firman-Nya, agar kita siap sedia setiap saat sambil setia menyembah Allah, Khalik alam semesta, maka kapan saja Allah mengijinkan kita untuk tidur sementara dari kelelahan dunia ini, kita di dapati beriman dan siap menerima mahkota kehidupan yang Allah sediakan bagi kita di taman Firdaus. Marilah kita mengisi hari-hari kita dengan perkara-perkara kebajikan, perkara-perkara yang suci, sebab hidup dan mati adalah rahasia Allah bagi masing-masing kita. Semoga Allah memeliharakan kita dan segenap anggota keluarga tetap setia dalam iman kepada Yesus Kristus. Amin.


Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.