Galatia 6:2 “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Pagi itu sekitar pukul empat lewat tiga puluh menit. Saya sedang mencuci piring dan merapikan barang-barang yang lain sementara istri saya sedang mempersiapkan buah untuk juice sambil kompor masak juga menyala. Tiba-tiba telepon rumah berdering, istri saya mengangkatnya dan terdengar suara yang tidak asing bagi kami berkata, “Kak, punya sayuran hijau agak banyak gak sih?” demikian suara adik ipar saya yang telah menikah dan dikaruniai dua orang anak, putra dan putri dalam keluarga mereka. “Kayaknya ada deh”, jawab istri saya dan suara di telepon kembali berkata, “Ya udah kak aku suruh mbak ngambil ke rumah ya?”. “Ya udah suruh aja”, jawab istriku lewat telepon.
Tidak lama waktu mbak mengambil sayuran dari rumah kami berselang, ia tiba-tiba kembali lagi menemui istri saya dan berkata, “Bu, ibu ada stock spagethi gak ya?” “Ada, kenapa?” istri saya merespons. “Ada berapa banyak ya bu?” Ibu mau masak spagethi, eeh dia lupa kalo stock spagethi ternyata udah habis”, lanjutnya bercerita. “Ya udah, kamu periksa aja ada berapa banyak, kayaknya sih ada sekitar lima bungkus stock spagethi saya”, istri saya meminta mbak mengambil sendiri dari lemari penyimpanan. “Bu, saya ambil tiga bungkus ya bu?” demikian mbak yang telah bekerja beberapa tahun bagi keluarga adik ipar saya mengkonfirmasikan ke istri saya.
“Enak juga ya kalo hidup kakak beradik bisa saling berbagi, saling memberi dan saling menolong gantinya saling bersaing dan iri hati satu dengan yang lain”, pikir saya dalam hati. Andaikan saja kami tinggal berjauhan, tidak akrab bahkan bermusuhan satu dengan yang lain, tentunya adik ipar saya tidak bisa memasak makanan yang ia rencanakan semula pada hari itu jikalau kami tidak saling memberi dan menolong, kecuali ia menunggu untuk berbelanja terlebih dahulu. Hidup ini akan terasa indah dan berarti saat kehadiran kita dapat meringankan beban orang lain. Perbuatan baik kita tidak akan pernah sia-sia, percayalah Allah akan melipatgandakan semuanya di kemudian hari. Ingatlah janda di Sarfat, Allah melipatgandakan berkat kepadanya oleh karena ia bersedia untuk memikirkan hamba-Nya Elia terlebih dahulu gantinya dirinya sendiri dan anaknya. Marilah kita hidup untuk saling menolong, mau memberi maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda. Selamat Sabat.
Mari kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini.