Friday, October 28, 2011

BERADA PADA TITIK NYAMAN

Kejadian 39:8-9, Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: “Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku, bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau ini isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”


Saya menghabiskan waktu sekitar satu jam perjalanan lamanya menuju ke kantor setiap hari. Situasi di perjalanan sama sekali tidak dapat kita pastikan dari sehari ke sehari. Hari ini perjalanan bisa lancar, eh tiba-tiba besoknya padat merayap bahkan macet total yang biasanya dikarenakan adanya kecelakaan lalu lintas. Maklum, perjalanan yang saya lalui setiap hari semata-mata hanya melalui lintas jalan tol, jadi kondisi di jalanan tidak dapat kita prediksi. Dalam kondisi seperti ini saya hanya dapat bersabar sambil bersyukur untuk semua paket kehidupan yang harus saya jalani.

Ada satu hal yang sering menarik perhatian saya setiap hari sementara saya berkendara di jalan tol. Ketika kemacetan terlewati, saya memacu roda kendaraan untuk bergerak lebih cepat di atas kecepatan 100 km/jam. Pada kondisi seperti ini, saya berusaha mengambil lajur yang paling kanan dari antara empat lajur jalan tol yang disediakan dan sepengetahuan saya lajur paling kanan adalah lajur untuk mendahului. Namun anehnya, ada saja mobil yang berada di lajur paling kanan dan memacu kecepatan kendaraannya cenderung lambat. Untuk antisipasi hal ini, jauh sebelum saya mendekati mobil tersebut lampu dim telah saya nyalakan beberapa kali, bahkan tidak jarang klakson pun harus saya bunyikan agar saya diberi jalan melewatinya. Namun sayangnya, kendaraan yang melaju lebih lambat ini tidak mau bergeser dari posisinya. Mungkin dia merasa telah berada pada titik nyaman (comfort zone) sehingga tidak perlu baginya untuk bergeser dan orang lain yang harus berpindah ke lajur lain. Ini khusus bagi plat mobil yang berasal dari daerah kota kembang di Jawa Barat, entah itu secara kebetulan saya pun tidak tahu namun setiap kendaraan dari daerah itu belum pernah ada yang mau bergeser.

Dalam hati saya mengumpat, “Dasar orang udik, dapat SIM dari tempat sampah kali ya? Jalan pelan kok di lajur untuk mendahului.” Dalam hati saya berpikir, “Mungkin seperti inilah kami manusia ini dalam menghadapi dosa. Merasa sudah berada pada titik nyaman kehidupan sehari-hari sehingga tidak menyadari sesungguhnya saya dan saudara sedang berada dalam lajur yang salah, berbahaya dan dosa bergelimang didalamnya. Dosa kesayangan apakah yang kita sering lakukan namun tidak kita sadari itu adalah dosa karna kita merasa baik-baik saja dan berkat Tuhan hampir dari hari ke hari selama ini, sehingga kita pun tidak rela untuk berpindah dari dalamnya? Mampukah kita mengenali setiap hal yang mengakibatkan dosa bahkan menolaknya dengan tegas seperti yang Yusuf telah lakukan dan teladankan bagi kita? Semoga persahabatan kita dengan Allah membuat kita lebih mengasihi Dia dari segala-galanya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :