Seperti biasa saya selalu menjemput anak-anak kami untuk pulang bersama-sama. Kami bertiga, saya dan dua anak perempuan selalu bercerita dan tertawa bersama-sama sambil makan makanan kecil atau roti burger, yang sering mereka minta ketika perjalanan pulang sekolah. Suatu kali setelah kami pulang, anak kami meminta untuk dibelikan burger dan kami pun mampir di salah satu gerai makanan siap saji untuk membeli nasi, roti burger dan kentang. Setelah itu kami pulang dan memasuki jalan tol Cikampek. Beberapa kilometer menjelang pintu keluar tol, saya sudah mulai bersiap untuk menyiapkan uang untuk membayar tiket. Tak disangka-sangka uang di dompet saya tidak ada dan kosong, habis setelah kami pakai untuk membeli makanan tadi. Sesaat setelah kami membeli makanan itu saya telah diingatkan mampir di ATM, mengambil uang untuk membayar tiket tol nanti.
Karena sudah melewati pintu keluar tol Jatibening dan terlanjur masuk ke arah jalan tol sambung dari Cikampek menuju ke jalur tol lingkar luar JORR, yang berarti saya harus membayar sekitar Rp.10.500,- Sementara saya sudah berada kurang lebih dua puluh meter di depan gerbang bayar tol, uang saya hanya tinggal beberapa lembar ribuan. Saya kemudian menepi, menyalakan lampu hazard dan parkir sebentar untuk mencari-cari uang receh dan koin-koin yang biasanya ada di dalam mobil dan dashboard. Terbayang dalam benak saya bagaimana jika saya tidak bisa membayar sejumah uang itu tetapi mau tidak mau karena terlanjur masuk harus tetap melewati jalur itu. Apa kata penjaga pintu tol nanti jika uangnya kurang? tanya saya dalam hati. Sementara anak-anak saya tertidur pulas, saya mencoba sendiri mengatasi keadaan yang serba membingungkan, saya terdiam sesaat dan berpikir apa yang harus saya lakukan. Kemudian saya berdoa memohon petunjuk dari Tuhan. Setelah selesai berdoa, saya mencari lagi uang itu barangkali masih ada. Beberapa menit saya parkir di sana, petugas tol sudah terlihat akan menghampiri saya. Sejurus kemudian, saya teringat di dalam tas saya ada sebuah dompet kecil tempat kartu nama, biasanya saya juga sering selipkan uang di situ. Saya pun dengan cepat membongkar tas saya dan mencari dompet itu.
Tuhan telah memberikan saya kebijaksanaan dan akal budi, di saat-saat yang tepat, saya masih bisa berpikir dengan cepat untuk melakukan sesuatu. Saya temukan uang itu dan akhirnya kami bisa melewati gerbang tol JORR sebelum petugas tol sampai di tempat saya parkir yang bertanda “S” dicoret. Kiranya pengalaman ini membuat kita lebih mawas diri dan lebih bersiap sedia ketika saatnya Yesus katakan waktunya sudah habis dan pintu gerbang kemuliaan akan segera ditutup. Kita didapati bisa masuk dalam gerbang itu bersama-sama. Tuhan kiranya menolong kita semua. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :