Mazmur 92:6, “Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya Tuhan, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.”
Setiap hari sudah menjadi kebiasaan saya memberangkatkan suami dan anak-anak saya berangkat ke sekolah dan ke kantor. Duduk di kursi teras rumah depan sambil menunggu suami dan anak-anak masuk ke dalam mobil dan mobil bergerak ke luar dari garasi. Pintu gerbang rumah pun segera saya tutup dan menguncinya lalu saya melakukan berbagai kegiatan yang harus saya selesaikan sepanjang hari itu. Hari-hari berlalu tanpa terasa dan saya disibukkan dengan berbagai kesibukan yang tak kunjung habis setiap harinya.
Saya tidak memimpikan apapun pada malam harinya dan tidak ingat apa yang sedang saya pikirkan, namun pagi yang naas itu cukup menimbulkan kesakitan yang membuat saya berhari-hari menderita tidak bebas mengerjakan tugas saya seperti biasanya. “Auhhh, aduh!” Sambil saya menarik tangan saya secara refleks karna ketiga jari-jari tangan kanan saya terjepit pintu gerbang rumah yang terbuat dari besi saat suami dan anak-anak saya beranjak ke luar rumah. “Aduh…. panas … panas …. Aduh sakitnya”, saya meraung-raung sendirian di rumah pada pagi itu. Ketiga jari-jari saya terlihat berwarna biru, bengkak dan terasa berdenyut-denyut sakit. Hampir saja saya menangis karna tak kuasa menahan rasa sakit akibat terjepit.
Jari tangan saya pun terus membengkak hingga beberapa hari bahkan minggu walau saya telah mengoleskan obat secara rutin, hanya saja rasa sakit dan berdenyut telah berangsur-angsur berkurang. Kegiatan rumah yang rutin saya lakukan pun terhenti karena kesakitan yang saya alami termasuk memainkan piano ketika kami sekeluarga mengadakan mezbah keluarga. “Kakak dan Adik, kalian dong yang main piano, kan tangan Mami sakit. Kalian harus bisa menggantikan kalau Mami lagi sakit”, pintaku kepada kedua anak kami pada suatu kesempatan. Alhasil, selama tangan saya sakit, anak kami pun berganti-ganti memainkan piano dan berusaha belajar lebih giat dibandingkan ketika tangan saya baik-baik saja. Kesakitan yang saya alami membawa kebaikan bagi anak-anak kami sehingga sampai sekarang mereka secara bergantian memainkan piano pada setiap mezbah keluarga, walau tangan saya sudah mulai sembuh. Allah sanggup memanfaatkan setiap keadaan kita untuk membawa kebaikan bagi orang lain. Berusaha melihat segala sesuatu dari sudut yang positif akan membawa pemikiran kita untuk melihat hal positif lainnya yang Allah sanggup munculkan untuk kita dapat lihat. Demikian ajaibnya Allah merancang dan mengendalikan hidup kita, selalu ada kebaikan dari setiap peristiwa yang kita alami. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :