Friday, October 07, 2011

KETAKUTAN

Yohanes 12:15, “Jangan takut, hai puteri Sion, lihatlah, Rajamu datang, duduk diatas seekor anak keledai.”


Setiap minggu pagi di akhir bulan, saat kami bangun agak siang, sekitar pukul delapan pagi, dari kejauhan terdengar suara sirine yang semakin kuat dan kencang hingga kami mendengarnya dengan jelas. Sirine ini menandakan pengumuman untuk mengundang seluruh warga RW di lingkungan di mana kami tinggal. Diantaranya setiap dua atau tiga bulan sekali selalu ada panggilan untuk mambawa anak-anak mengikuti posyandu, yaitu pemberian suntikan vaksin dan vitamin bagi anak-anak balita. Anak ke-dua kami yang berusia 6 tahun selalu berlarian sambil menangis kemudian memeluk saya dengan erat dan menyembunyikan wajahnya, ketika dia mendengar suara sirine tersebut.

“Ada apa Nak?” Tanya saya, ketika pertama kali kami mengetahuinya. Sambil menangis, perlahan dia menjawab: “Takut.” Takut kenapa? kami mencoba untuk menyelidikinya. Dia tetap menggelengkan kepalanya tanda tidak ingin menjelaskan selanjutnya. Sejak saat itu kami beranggapan bahwa dia takut karena mendengar suara sirine yang keras. Setiap kali di hari minggu pagi, meskipun dia dalam keadaan riang gembira bermain dengan kakak dan adiknya, ketika terdengar suara itu, dia pun langsung berlari ke arah saya dan memeluk saya dengan erat. Kami selalu tertawa bahkan mencoba manakut-nakutinya lagi ketika dia mulai tidak mendengar dan tidak menurut, dengan harapan dia akan berlari memeluk kami dengan erat kemudian selanjutnya mau menurut.

Setelah beberapa waktu berselang dan kejadian itu terus berulang, muncul rasa penasaran saya untuk mencari tahu apa penyebab yang sebenarnya. Dia tetap diam dan tidak mau menjelaskan kenapa seperti itu. Suatu kali saat terdengar lagi sirine itu, saya sudah bersiap untuk menerima dan memeluknya ketika ia berlari sambil menangis. Saya mencoba menenangkannya dan perlahan saya bicara dan bertanya padanya. Dia mulai mau menjelaskan dan mengatakan bahwa, dia takut bukan karena suara sirine yang keras dan kencang, akan tetapi panggilan sirine itu yang menandakan panggilan anak-anak untuk disuntik yang membuatnya takut. Jadi dia takut karena disuntik. Saya kemudian katakan, “Jangan takut karena ada Tuhan dan kami sebagai orang tua akan selalu menjagamu.” Saudara, semua kita tahu akan sesuatu yang “sakit”, dan apabila kita mengetahui sakit seperti apa yang akan kita alami kita bahkan akan merasa takut. Takut untuk mengahadapinya bahkan takut untuk merasakannya. Pagi ini kita diingatkan untuk tetap berpaut dan berpegang teguh kepada Tuhan, meskipun kita tahu akan sakit dan ketakutan yang sangat akan menghadang kita. Tuhan memberkati kita. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :