Matius 25:13, “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB malam hari ketika kami tiba di pintu gerbang rumah kami. Istri saya turun terlebih dahulu dari mobil dan segera menuju ke pintu bagian depan rumah kami sementara saya memarkir mobil dan menurunkan barang-barang yang kami ada di dalam mobil. “Yah, kok kuncinya gak bisa diputar Papi? Tanya istriku sambil berusaha membuka pintu rumah. “Masa sih Mami? Siapa yang ngegantungin kunci dari dalam rumah?” tanyaku kembali kepada istri sambil merasa heran karna tidak pernah hal seperti ini terjadi waktu-waktu yang lalu. Entah mengapa kami juga memerintahkan anak kami yang tertua untuk mengunci pintu rumah yang ada disamping kiri rumah kami ketika kami ke luar rumah.
“Kakak! Adik! Buka pintu dong!” saya berusaha berteriak dengan suara yang keras pada malam itu. Berkali-kali saya dan istri meneriakkan teriakan yang sama dari beberapa bagian rumah kami dengan harapan anak kami mendengar teriakan itu, bangun dan membukakan pintu bagi kami. Demikian kerasnya teriakan kami sehingga tiba-tiba kami mendengar suara, “Kenapa Kak, apa anak-anak gak denger juga ya?”. Ternyata adik ipar saya sampai terbangun bersama suaminya dan berusaha meneriakkan hal yang sama agar anak-anak kami bangun. Berbagai upaya kami lakukan sambil menggedor-gedor pintu ternyata usaha kami tidak berhasil juga. “Coba Papi telepon ke rumah, kali aja mereka dengar!” istri saya berkata. Saya pun mencobanya namun tidak berhasil juga.
Atas pertolongan adik ipar saya, saya pun memanjat atap garasi rumah kami yang tepat berada di depan kamar anak-anak kami. Saya melihat kedua anak kami tertidur dengan pulasnya tanpa mendengar teriakan bahkan ketukan yang sekeras apapun bunyinya. Kaca jendela kamar mereka pun saya gedur-gedur dengan keras sambil berteriak “Kakak! Adik! Buka pintu!” Tiba-tiba anak bungsu kami pun mendengar suara saya, ia pun segera terbangun dan beranjak dari tempat tidur serta membukakan pintu dan kembali ke kamar untuk tidur kembali. Saya dan istri pun akhirnya berhasil masuk ke rumah pada malam itu. Terbayang oleh saya ayat roti pagi hari ini. Bagaimana jadinya keadaan kita kelak, ketika Anak Manusia itu datang dan mata rohani kita tertidur lelap, maka kita sudah pasti akan tertinggal dan tidak dapat menyambut kedatangan-Nya untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Bukalah mata rohani kita sejak saat ini, bersiaplah untuk kedatangan-Nya, sebab kita tidak tahu akan hari maupun saatnya. Semoga kita dapat mengikuti reuni besar di surga kelak. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol :”Tell A Friend” dibawah ini: