Saturday, October 29, 2011

INTEGRITAS DIRI

Daniel 1:8, Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.”


Sore itu adalah hari kedua saya berada di salah satu kota di negara berlambang Singa. Kehadiran saya bersama pimpinan perusahaan kami yang ada di Indonesia. Pimpinan perusahaan afiliasi dari negara lainnya pun bergabung bersama dengan para pimpinan dari regional dan kantor pusat. Kami berada di negara Singa tersebut dalam rangkaian acara rapat tahunan dan penetapan anggaran untuk tahun berikutnya. Suasana senang dan canda tawa sesekali muncul dalam pembicaraan pada sore itu hingga rapat usai. “Kita akan bertemu kembali di restoran hotel ini pukul 18.00 untuk makan malam bersama, jadi masih ada waktu sekitar 25 menit lagi untuk isirahat”, demikian salah seorang pimpinan kami di regional mengatur jadwal pertemuan selanjutnya.

Saya tiba paling akhir dari semua tim. Minuman keras telah tersedia di meja dan mereka telah menikmatinya, saya melihat mereka dari kejauhan. “Ini minuman kamu, kita sudah sediakan sebelum kamu datang”, tiba-tiba pimpinan saya memindahkan gelas minumannya ke arah saya dan meminta saya meminumnya tepat saat saya hendak duduk bergabung dengan mereka. “Terima kasih Pak, maaf kalo saya memesan juice atau air mineral saja karna saya tidak bisa meminum minuman keras seperti ini”, jawabku kepada sang pimpinan. Kami pun terlibat dalam pembicaraan mengenai keyakinan diri saya dan teman-teman dari negara lain pun mengajukan banyak pertanyaan seputar pola hidup saya. Banyak hal menarik yang kami saling dapatkan dalam pembicaraan petang itu. Satu hal yang lebih menarik, mereka mengerti dan menghargai keputusan saya untuk tidak mau meminum minuman keras itu bahkan hingga malam harinya.

Kita perlu mempertahankan integritas diri dan keyakinan kita baik di hadapan para pimpinan kita sekali pun di dunia ini, apapun kelak resiko yang harus kita hadapi. Sebagaimana Daniel dan ketiga sahabat-sahabatnya menunjukkan integritas dirinya dengan jelas bahkan tidak tergoyahkan, Allah menghargai dan menghormati upaya kita mempertahankan-Nya, sehingga mereka didapati sepuluh kali lebih pintar dari seluruh orang pintar di negara itu. Akankah kita sanggup mempertahankan integritas diri sebagai umat Allah dengan perbuatan yang benar di hadapan Allah hingga Yesus datang kedua kali kelak? Atau apakah kita dengan mudah memperjualbelikan integritas kerohanian kita ketika kita merasa hal itu akan mengancam eksistensi harga diri dan ekonomi keluarga kita? Mari kita ingat Daniel dan ketiga sahabatnya, mendapatkan perlakuan istimewa dari Allah oleh karena mereka pun mengistimewakan Allah dalam hidupnya. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :