Saturday, December 24, 2011

Akhir Yang Baik


Penghotbah 7:8  “Akhir dari suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati”






Entah siapa yang mula-mula menciptakan lagu itu.  Tetapi harus diakui liriknya cukup menggelitik telinga, membuat kita tidak mampu untuk tidak tersenyum jika mendengarnya.  Saya tidak bisa menahan diri untuk mencari tahu apa penyebab lagu itu diciptakan. “Itu yang ngarang teman-teman adek mama… Mereka kesal sama teman adek yang namanya dijadikan lagu itu,” tukas anak bungsu-ku menguak informasi.  “Dia itu gampang ngambek dan nangis!  Sukanya mengadu sama mamanya.  Jadi semua sebel deh sama dia,” lanjutnya menjelaskan lebih jauh.    “Oh, begitu ya dek?  Tapi adek enggak  ikut-ikut nyanyi lagu itu, kan?” tanya saya dengan lembut sambil membetulkan kerah bajunya.  Sebentar lagi dia harus berangkat ke sekolah.   “Enggak mama…, malahan hanya adek yang mau berteman dengan dia karena adek kasihan,   Adek mau menyenangkan hati dia mama,” jawabnya dengan santai, lalu membawa tas sekolah-nya keluar rumah.

Beberapa hari kemudian ada acara kunjungan studi ke salah satu tempat wisata.  Si kecil sudah siap lebih awal dari biasanya.   “Ayo, mama!  Kita berangkat sekarang.   Adek mau datang lebih cepat supaya bisa dapat tempat duduk dengan teman adek itu.   Kasihan dia, kemarin menangis.   Katanya kalau adek  nggak pergi, dia mau pulang aja…,” wajahnya terlihat begitu serius.  Sebetulnya masih terlalu pagi sekarang, saya masih ingin melanjutkan pekerjaan di rumah.   Tetapi melihat kesungguhan untuk menghibur temannya itu,  akhirnya saya turuti dengan pergi ke sekolah lebih cepat.  Setiba di sana, saya melihat ibu dari teman anak-ku mendekati saya.  “Terimakasih ya bu, karena hanya anak ibu lah yang mau berteman dengan anak saya…”   Dari nada suaranya, saya menilai dia memang berkata jujur.  Saya membalas senyumnya dengan tulus.

Ayat renungan pagi ini membuka hati dan pikiran kita untuk menyadari bahwa akhir dari suatu hal lebih baik dari awalnya.  Untuk itu kita perlu panjang sabar.  Sikap berpikir adalah cara kita dalam menanggapi satu masalah.  Boleh jadi satu perkara dimulai bukan karena kita yang membuatnya.  Namun hasil akhir dari satu hal, banyak dipengaruhi oleh bagaimana sikap berpikir kita dalam mengolah, mencermati dan menanggapi perkara itu dalam pikiran kita.  Bila sikap berpikir kita positif terhadap satu hal, maka selalu ada cara untuk mengakhirinya dengan baik.  Kita akan terlatih untuk memiliki kesabaran dalam menghadapinya, karena kita percaya akhir dari satu masalah akan berakhir dengan lebih baik daripada ketika masalah itu timbul.  Kita memiliki Allah yang penuh kasih dan panjang sabar.  Mintalah kesanggupan kepada-Nya setiap hari.   Have a blessed Sabbath !

Ajaklah sahabat anda menikmati Roti Pagi hari ini.  Bagikan kepada mereka dengan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.