Thursday, December 29, 2011

BERTAHAN DALAM ANTRIAN PANJANG

Bilangan 11:32-33, "Lalu sepanjang hari dan sepanjang itu dan sepanjang hari esoknya bangkitlah bangsa itu mengumpulkan burung-burung puyuh itu - setiap orang sedikit-dikitnya mengumpulkan sepuluh homer, kemudian mereka menyebarkannya lebar-lebar sekeliling tempat perkemahan. Selagi daging itu ada di mulut mereka, sebelum dikunya, maka bangkitlah murka Tuhan terhadap bangsa itu dan Tuhan memukul bangsa itu dengan tulah yang sangat besar."

“P
api, kami berangkat sendiri atau nunggu Papi datang”, tanya anak kami yang tertua lewat BBM. “Tunggu Papi aja nak, sekarang sedang di jalan pulang”, jawabku memastikan. Pukul sebelas lewat tiga puluh pagi hari libur massal itu, saya beserta anak-anak dan istri sedang antri untuk membayar tiket masuk ke Ancol. Kedatangan kami ke tempat hiburan yang dipadati mobil hampir di seluruh areal itu adalah untuk mendampingi anak-anak kami menonton drama musical Laskar Pelangi, di mana beberapa bulan sebelumnya kami belum berhasil membawa mereka menonton konser yang sama di Taman Ismail Marzuki disamping waktunya yang tidak tepat karna jadwal sekolah juga tiket yang tersedia sedemikian mahalnya, tidak sebanding usaha untuk mendapatkan tiket dengan konser yang hendak ditonton, sehingga kami membujuk mereka untuk tidak menonton saat itu.

Parkir mobil yang memanjang di sepanjang jalanan sisi kiri dan kanan jalan telah memadati seluruh areal Ancol. Saya pun memarkirkan mobil cukup jauh dari lokasi loket penjualan karcis masuk Dunia Fantasi. Tiba di lokasi loket penjualan karcis, saya melihat istri dan anak-anak saya turut dalam antrian. Pandangan saya alihkan ke kanan dan ke kiri seluruh loket yang tersedia, terlihat dengan jelas antrian panjang di setiap lajur terdiri dari bayi yang digendong ibunya, anak-anak bahkan hingga remaja dan orang tua. Kelihatan semua orang bertahan dalam antrian panjang untuk mendapatkan karcis walaupun kerumunan orang banyak membuat udara pendingin sampai terasa panas, berkeringat dan tidak nyaman. Tidak satu orang pun terlihat oleh saya undur dari barisan antrian panjang hingga tiba giliran masing-masing mendapatkan tiket. Saya pun turut dalam antrian tersebut untuk mendampingi istri dan anak-anak saya. Kebanyakan orang yang antri hendak menonton pertunjukan drama musical Laskar Pelangi tersebut. Terbukti gedung pertunjukan dipadati dengan orang banyak.


Demi hobbi dan keinginan yang memaksa, segala cara ditempuh hingga antrian yang panas dan berkeringat pun terasa bagaikan sedang antri di tempat yang sejuk. Jikalau saja pertunjukan yang hendak dipertontonkan adalah pertunjukan tentang kerohanian dan keagamaan, akankah kerumunan dan antrian akan sepadat dan sepanjang antrian drama musical tersebut? Akankah gereja dipadati dan menjadi kerumunan orang banyak, tatkala iklan kebaktian kebangunan rohani atau pun pendalaman Alkitab dikumandangkan dan antusias manusia terhadap hal-hal rohani sama seperti antusias manusia terhadap dunia hiburan? Atau kita akan seperti bangsa Israel yang mudah jatuh ke dalam persungut-sungutan tatkala situasi sekeliling tidak seperti yang diharapkan, kurang bersabar menunggu petunjuk dan tindakan dari Allah? Akankah peristiwa merugikan yang terjadi bagi bangsa Israel melalui burung puyuh akan terulang di jaman kita ini, hanya oleh karena rasa mementingkan diri kita sendiri yang mengundang kepada persungut-sungutan bahkan kemurtadan kelak? Allah menolong kita untuk bertahan dalam iman dalam sukacita pelayanan serta dibarengi dengan kesabaran serta ucapan syukur. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: