Sunday, December 25, 2011

Yang Dinantikan


Lukas 2:12 “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”




Saya menatap ke langit.  Awan putih berarak pelan ke sana kemari di langit yang lumayan biru.  Hati terasa teduh.  Ditambah lagi terlihat embun tersisa di rumput dan dedaunan.  Setelah satu minggu beraktifitas dengan segala macam rutinitas, tidak ada kenikmatan yang melebihi selain datang ke rumah Tuhan untuk berbakti dan berkumpul bersama saudara-saaudara seiman.  “Waduh!  Kelihatannya sudah semakin berat ya…,” tegur saya kepada salah seorang calon ibu di gereja.  “Iya nih tante, kaki juga agak bengkak…,”  jawabnya dengan penuh ceria tanpa beban.  “Perkiraan berapa minggu lagi ya?” tanya saya.  “Kurang lebih 5 minggu  tante…,” lagi-lagi jawabannya selalu diiringi dengan senyuman.  “Coba deh kamu tulis dalam diary aktifitas si kecil di perut dalam bulan terakhir ini, nanti pasti senang  buat diingat.   Dan  kalau si kecil sudah besar dia pasti senang sekali mendengar cerita masa-masa ketika dia di dalam perut mama,” ujar saya berbagi pengalaman yang saya buat dulu.  “Oh iya juga ya tante.  Apalagi sudah  hampir enam  tahun kami menunggu saat-saat seperti ini, dan akhirnya baru saya bisa alami sekarang,” ucapnya sambil mengingat betapa kelahiran anak pertama ini sudah lama mereka nantikan dalam keluarga.   “Tuhan selalu baik.  Kita tidak akan pernah tahu kapan keajaiban dariNya akan tiba,” ujar saya lagi.   “Iya tante, itu sih sudah tidak bisa diungkapkan lagi melalui kata-kata,” katanya dengan nada suara bahagia.

“Eh,  kita ngobrolnya keterusan nih.  Ayo masuk, nanti kelamaan berdiri tambah bengkak kakinya,” kata saya mengakhiri bincang pagi  kemarin.  Memang apa yang dikatakannya tadi bukanlah hal biasa.  Keajaiban Tuhan betul-betul terjadi  dalam kehidupan rumah tangga mereka.  Saya mendengar dan melihat secara langsung bagaimana suaminya tidak kuasa untuk meneteskan airmata bahagia menyaksikan saat dokter memastikan bahwa istrinya sudah mengandung.  “Tante tahu kan bagaimana suami saya begitu bahagia menerima berkat Tuhan setelah lama menantikan kehadiran anak dalam keluarga.   Tapi lebih dari itu, saya merasa bahwa sayalah orang yang paling berbahagia  mengalahkan kebahagian  siapapun.   Apa yang dinantikan oleh kami berdua, keluarga, maupun teman terwujudlah sudah,”  katanya di suatu kesempatan lain. “Itu berarti  waktunya bagi kalian untuk memelihara dan menjaga titipan Tuhan,agar bisa bertumbuh sehat,” nasehat saya kepadanya lagi.

Ayat renungan pagi ini menyatakan bahwa Yesus, Juruselamat kita, telah datang ke dunia.  Kehadiran seorang bayi adalah hal yang dirindukan oleh setiap rumah tangga.  Kehadiran seorang anak yang akan melengkapi sukacita di dalam keluarga adalah harapan bagi setiap pasangan suami dan isteri.  Keluarga dan sahabat pun turut menantikan kebahagiaan itu.  Kehadiran Yesus di tengah dunia yang berdosa ini adalah hal yang telah lama dinantikan.  Kelahiran Yesus bukan saja membawa sukacita di dalam  keluarga dan orang-orang di sekitar-Nya.  Ia memberi pengharapan besar bagi semua manusia di dunia untuk satu kehidupan yang kekal.  Juruselamat telah datang, mengorbankan diriNya untuk memberi penebusan bagi kita.   Beban dan upah dosa sudah dilepaskan. Lagu pujian disenandungkan.  Damai Allah Bapa hadir di tengah keluarga kita semua.  Terima kasih Yesus, untuk kasih-Mu.  Wishing you a Merry Christmas !

Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.