Lukas 2:12 “Dan inilah
tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan
terbaring di dalam palungan.”
Saya menatap ke langit.
Awan putih berarak pelan ke sana kemari di langit yang lumayan biru. Hati terasa teduh. Ditambah lagi terlihat embun tersisa di rumput
dan dedaunan. Setelah satu minggu
beraktifitas dengan segala macam rutinitas, tidak ada kenikmatan yang melebihi
selain datang ke rumah Tuhan untuk berbakti dan berkumpul bersama
saudara-saaudara seiman. “Waduh! Kelihatannya sudah semakin berat ya…,” tegur
saya kepada salah seorang calon ibu di gereja. “Iya nih tante, kaki juga agak bengkak…,” jawabnya dengan penuh ceria tanpa beban. “Perkiraan berapa minggu lagi ya?” tanya saya.
“Kurang lebih 5 minggu tante…,” lagi-lagi jawabannya selalu diiringi
dengan senyuman. “Coba deh kamu tulis dalam
diary aktifitas si kecil di perut dalam bulan terakhir ini, nanti pasti
senang buat diingat. Dan kalau si kecil sudah besar dia pasti senang
sekali mendengar cerita masa-masa ketika dia di dalam perut mama,” ujar saya
berbagi pengalaman yang saya buat dulu. “Oh
iya juga ya tante. Apalagi sudah hampir enam tahun kami menunggu saat-saat seperti ini, dan
akhirnya baru saya bisa alami sekarang,” ucapnya sambil mengingat betapa
kelahiran anak pertama ini sudah lama mereka nantikan dalam keluarga. “Tuhan
selalu baik. Kita tidak akan pernah tahu
kapan keajaiban dariNya akan tiba,” ujar saya lagi. “Iya tante, itu sih sudah tidak bisa
diungkapkan lagi melalui kata-kata,” katanya dengan nada suara bahagia.
“Eh, kita ngobrolnya
keterusan nih. Ayo masuk, nanti kelamaan
berdiri tambah bengkak kakinya,” kata saya mengakhiri bincang pagi kemarin. Memang apa yang dikatakannya tadi bukanlah hal
biasa. Keajaiban Tuhan betul-betul
terjadi dalam kehidupan rumah tangga
mereka. Saya mendengar dan melihat
secara langsung bagaimana suaminya tidak kuasa untuk meneteskan airmata bahagia
menyaksikan saat dokter memastikan bahwa istrinya sudah mengandung. “Tante tahu kan bagaimana suami saya begitu bahagia menerima
berkat Tuhan setelah lama menantikan kehadiran anak dalam keluarga. Tapi lebih dari itu, saya merasa bahwa sayalah
orang yang paling berbahagia mengalahkan
kebahagian siapapun. Apa yang dinantikan oleh kami berdua, keluarga,
maupun teman terwujudlah sudah,” katanya
di suatu kesempatan lain. “Itu berarti waktunya bagi kalian untuk memelihara dan
menjaga titipan Tuhan,agar bisa bertumbuh sehat,” nasehat saya kepadanya lagi.
Ayat renungan pagi ini menyatakan bahwa Yesus, Juruselamat
kita, telah datang ke dunia. Kehadiran
seorang bayi adalah hal yang dirindukan oleh setiap rumah tangga. Kehadiran seorang anak yang akan melengkapi
sukacita di dalam keluarga adalah harapan bagi setiap pasangan suami dan
isteri. Keluarga dan sahabat pun turut
menantikan kebahagiaan itu. Kehadiran Yesus di tengah dunia yang berdosa ini adalah hal yang telah lama dinantikan. Kelahiran Yesus bukan saja membawa sukacita
di dalam keluarga dan orang-orang di
sekitar-Nya. Ia memberi pengharapan
besar bagi semua manusia di dunia untuk satu kehidupan yang kekal. Juruselamat telah datang, mengorbankan
diriNya untuk memberi penebusan bagi kita.
Beban dan upah dosa sudah
dilepaskan. Lagu pujian disenandungkan. Damai Allah Bapa hadir di
tengah keluarga kita semua. Terima kasih
Yesus, untuk kasih-Mu. Wishing you a Merry Christmas !
Bagikan Roti Pagi ini
kepada sahabat anda dengan tombol “Tell A Friend” di bawah ini.