“Pak, hari Rabu siang kosong? Posisi ada dimana kira-kira? Microsoft mau ketemu ama bapak, sekalian Senior Sales Manager kita. Apa bapak lagi di luar kota yah?” Pesan ini masuk melalui BBM saya sekitar pukul 11:28 WIB menjelang siang hari bulan Oktober yang lalu tepatnya sebulan yang lalu. Pesan ini saya dapatkan dari seorang Ibu yang menjabat sebagai salah seorang Relationship Manager salah satu perusahaan konsultan nomor tiga di dunia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi sebagai salah satu agen resmi produk Microsoft.
“Pak, nanti dari senior management kita ada yang contact bapak yah, mereka pengen ketemu dengan bapak.” Kembali pesan yang serupa masuk melalui media komunikasi yang sama tiga hari setelah bbm yang sebelumnya. Saya menerima pesan ini pada pukul 9:47 WIB di pagi hari, berketepatan saya sedang tugas kantor di luar kota. “Saya lagi di luar kota”, jawabku segera membalas pesan singkat melalui bbm tersebut. “ Mungkin minggu depan pas bapak balik dari luar kota. Thanks.” Respons singkat ini saya terima beberapa detik setelah pesan singkat melalui bbm sebagai jawaban saya terkirimkan.
Kegigihan sang Ibu ini patut mendapatkan acungan jempol. Ini adalah upaya yang ke sekian kalinya ia lakukan setelah pertemuan tatap muka bahkan via telepon telah diupayakan berkali-kali hanya untuk memastikan perusahaan kami tidak memutuskan hubungan kerjasama dengan mereka. Hal ini sehubungan dengan beberapa isu penting yang menjadi pertimbangan perusahaan kami selama bekerja sama dengan mereka saya sampaikan dengan tegas dan gamblang, bahkan informasi ini cukup mengejutkan buat mereka. Ia sama sekali tidak rela kehilangan kliennya begitu saja, sehingga bujukan dan upaya perdamaian apa saja yang memungkinkan pun ia tempuh demi rujuknya kembali hubungan dagang yang selama ini terjadi. Usaha maksimum kita dituntut oleh Allah agar kita memiliki kualitas hidup rohani yang tak bercacat dan bernoda dihadapan Allah, sehingga hidup dalam perdamaian Allah secara otomatis kita miliki oleh karena ketidakrelaan kita jauh dan terputus hubungan kasih dengan Allah. Marilah kita berupaya untuk tetap memelihara hubungan pernikahan kita secara rohani dengan Yesus sang Penebus, rujuk kembali di saat mana saudara dan saya sempat menjauh dari hadapan-Nya. Sebab hanya dengan perdamaian kita dengan sang Penebus terpelihara sepanjang waktu, maka kita sanggup berdiri menanti kedatangan Raja Damai itu. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :