Thursday, December 01, 2011

IDOLA vs ILAH



1Korintus 2:2, “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”


“Pa, Papa ada acara gak sih hari Minggu nanti”, tanya anak sulung kami. “Ya, seperti biasa paling olah raga sampai jam 12 siang. Kecuali Mami ada acara ke mana mau dianterin, kalo

Papa sih gak ada acara, kenapa emangnya Nak?” “Kita ke mal yuk Pa, aku ada perlu ke Disc Tara”, pinta anak kami. “Ya udah, kita liat ntar ya, pasti Papa ingetin”, jawabku menenangkannya. Saya pun melanjutkan aktifitas di hari libur itu namun tetap berusaha untuk dapat menjawab permintaan anak kami. Benar, kira-kira jam lima sore hari, “Kak, ayo kita ke mal cari keperluan kakak”, ajakku sambil penasaran hendak mencari apa

kah kelak anak kami hingga dia meminta waktu khusus bagi kami.

Kurang lebih lima jam lamanya saya bersama anak tertua kami mengitari salah satu mal besar di kawasan pusat kota Jakarta, mencari dari satu toko ke toko yang lain, ternyata anak kami mencari kumpulan-lagu-lagu seorang artis remaja ternama, Greyson Chance dalam bentuk CD, sangat disayangkan CD yang dicari saat itu telah habis, laku terjual. “Ya udah Pa, kita pulang aja yuk kalo emang udah gak ada. Ntar ada konsernya kok di TV”, ajak putri kami sambil merasa kecewa. Kami pun pulang ke rumah sudah hampir larut malam.

Beberapa hari berlalu, saya telah tiba di rumah dan mengambil waktu duduk bersama anak-anak kami. Saya melihat putri tertua kami serius menatap ke layar televisi sambil berceloteh “Hayo donk! Buruan kek konsernya, lama banget sih udah gak sabar gua pengen ngeliat.” “Apaan sih nak, kok heboh banget?” tanyaku sambil penasaran. Tak lama kemudian waktu pertunjukan yang dinantikan anak saya pun tiba. Ia pun berteriak sambil berjingkrak kegirangan, apalagi ketika sang bintang tamu idola putri kami muncul di layar televisi. Kembali anak kami berteriak, berjingkrak, tertawa sambil kegirangan sementara waktu telah menunjukkan pukul Sepuluh kurang beberapa menit pada malam hari. Saya pun menegurnya dan berkata, “Stop Kakak! Jangan seperti orang gila gitu deh. Cukup kamu nikmati konsernya, gak perlu sampe jingkrak-jingkrak gitu. Idola atau Ilah artis itu buat kakak.” Saya pun menasehatinya dengan beberapa analogi yang dapat diterimanya. Apakah yang menjadi fokus atau idola saudara? Ataukah anda dan saya menyukai idola anda lebih dari segalanya sehingga menjadi ilah bagi anda dan saya? Biarlah Yesus dengan segala kasih, berkat, pemeliharaan dan pengampunan-Nya menjadi fokus kita setiap hari untuk datang kepada-Nya dalam ucapan syukur dan kerendahan hati. Amin.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :