Mazmur 31:16, “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku.”
Waktu menunjukkan pukul lima lewat tigapuluh lima menit pada sore hari. Saya dan istri sudah berada di ruang tunggu pesawat, bergegas memasuki pesawat setelah nada panggilan untuk memasuki pesawat dilontarkan lewat pengeras suara oleh petugas darat penerbangan. Kami duduk di deretan kursi baris kelima dalam pesawat. Seperti biasa, tak lupa saya berdoa menyerahkan perjalanan ke dalam tangan-Nya yang Kuasa, supaya beroleh keselamatan. Cuaca pada petang hari itu cukup baik, tidak ada hujan bahkan tiada kabut yang mengganggu perjalanan kami.
Tidur sejenak, membaca majalah yang tersedia di dalam pesawat serta ngobrol dengan istri untuk menghilangkan rasa bosan berada dalam pesawat untuk perjalanan selama dua jam lima puluh menit lamanya. Dua puluh menit menjelang pendaratan, pramugari penerbangan memberitahukan agar kami bersiap-siap untuk mendarat. Tentunya ini berita yang ditunggu-tunggu oleh penumpang, tak sabar ingin segera keluar dari ruangan terisolasi tersebut. Pesawat sudah mulai turun dari ketinggian 38.000 kaki di atas permukaan laut. Saya melihat dengan jelas pesawat turun mendekati daratan, namun kaget karena pesawat tiba-tiba naik kembali ke udara. “Ya, Tuhan, semoga engkau menyelamatkan perjalanan kami dan tidak ada apa-apa dengan pesawat yang kami tumpangi”, doaku dalam hati. Teringat kembali peristiwa menakutkan sekitar enam tahun yang lalu, saat pesawat hampir mengalami kecelakaan ketika hendak mendarat.
Sang pilot memberitahukan pesawat belum dapat mendarat dengan baik pada saat itu sehingga kembali mengudara sekitar lima belas menit lamanya hingga mendarat dengan sempurna di bandara internasional Negara yang dikenal dengan gajahnya yang dianggap sakti. “Terima kasih Tuhan, kami akhirnya mendarat dengan sempurna dan selamat tiba di kota ini, sungguh hidupku hanyalah anugerahmu saja”, aku berdoa dalam hati sesaat roda pesawat menapakkan kakinya di darat. Sungguh atas anugerah Tuhan saja, masa hidup kita dapat kita miliki. Hanya atas seijin Allah saja, saudara dan saya dapat menikmati keselamatan dan perlindungan dalam setiap langkah perjalanan kita setiap hari. Bersyukurlah setiap hari, sebab setiap tarikan nafas hidup kita adalah anugerah Allah. Mari kita jadikan pengalaman raja Daud menjadi kekuatan hidup kita berjalan bersama-Nya setiap hari.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :