Saya masih bersama rombongan pada sore hari Minggu menuju ke luar kota Jakarta yang jaraknya dapat ditempuh kurang lebih dua jam perjalanan saja lamanya. Terasa asyik perjalanan itu walaupun sudah sore hari berangkat oleh karena satu dengan yang lain saling berbagi pengalaman baik bersifat pribadi maupun keluarga dan kelompok. Badan saya terasa letih karena seharian ke luar rumah untuk mengerjakan berbagai hal. Saya memilih lebih banyak mendengarkan teman-teman bercerita dan menyimak pelajaran positif yang dapat menguatkan saya gantinya mengembangkan pemikiran yang negatif dalam diri saya.
Dari sekian banyak cerita, ada satu pengalaman menarik dari seorang Ibu yang turut bersama kami dalam perjalanan. “Kalian tau…” ujar sang Ibu mulai bercerita. “Sebenarnya kita beragama ini kadang kurang sungguh-sungguh bahkan sering mengandalkan diri kita sendiri”, lanjut sang Ibu berkomentar. “Kamu tau … katanya sambil menyebutkan nama saya, waktu suami saya dipercaya mengelola keuangan dari sebuah pembangunan rumah ibadah, banyak keajaiban Tuhan yang terjadi merupakan bukti Allah itu memang pemilik segala sesuatu di bumi ini.” Sore itu, suami saya bercerita bahwa persediaan uang menipis bahkan dapat dikatakan tidak ada, sementara pemborong membutuhkan sejumlah uang yang cukup besar untuk dibayarkan esok hari, demi kelancaran proses pembangunan. “Berdoa dulu kamu kepada Tuhan Ma, besok harus bayar ke pemborong tapi uang gak ada. Mintalah kepada Tuhan uang untuk pembayaran esok”, pinta suami saya dengan polos agar saya berdoa untuk hal ini.
“Memang benar saya pun segera masuk ke bilik dan berdoa, memohon agar Tuhan kirimkan orang untuk mengantarkan sejumlah uang kepada suami saya agar pembayaran dapat dilakukan.” Ajaib dan kuasalah Allah yang kita sembah. Keesokan harinya ada orang lain yang bertelepon mengatakan, “Pak, tolong diperiksa di rekening, saya baru saja kirimkan sejumlah uang untuk membantu pembangunan rumah ibadah, semoga dana ini dapat membantu”, ujar sang penelepon kepada suami saya. Jumlah uang yang dikirimkan melebihi jumlah dana yang harus dibayarkan kepada pemborong. Bukankah ajaib Allah kita? Seorang hamba Allah menuliskan, “Engkau boleh khawatir akan masa depan dan melupakan Tuhan, jikalau engkau tidak pernah merasakan pimpinan-Nya di masa lampau”, artinya, “Sepanjang kita meyakini bahwa hidup yang telah kita lalui adalah anugerah Tuhan saja, itu artinya kita tidak perlu khawatir akan masa depan yang hendak kita lalui. Jaminan itu pasti bahwa Allah yang sama akan memimpin kita hari ini, esok bahkan hingga Maranatha.” Saudara dan saya hanya perlu percaya akan janji-Nya dan lakukan perkara-perkara yang baik, Allah bersamamu setiap hari. Kiranya hal ini menjadi jaminan bagi kita untuk menjalani sisa hari-hari kita di tahun ini dan dalam menjalani hari-hari hidup kita di tahun mendatang. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol”Tell A Friend” dibawah ini: