Sunday, September 30, 2012

Hormatilah Orang Tuamu


Kebaktian Sabat 
GMAHK Kemang Pratama
Sabtu, 29 September  2012

Judul Khotbah : “Hormatilah Orang Tuamu
Pengkhotbah oleh Ketua Jemaat : Bapak David Tampubolon


Sabat ini merupakan Sabat ketigabelas dari triwulan ketiga, dan acara perbaktian pada jam khotbah dimulai dengan menyanyikan lagu-lagu pujian yang dipimpin oleh saudari Fidella Tambunan dan diiringi pianis Joshua Simanjuntak dkk. Selanjutnya  bacaan Alkitab bersahutan dipimpin oleh bapak Munas Tambunan  dan dilanjutkan dengan nyanyian pembukaan.  Doa syafaat dipimpin oleh Pendeta Sonny Kapitan. 

Bacaan persembahan dibawakan oleh bapak Ramlan Sormin dilanjutkan dengan respon jemaat melalui pemberian persembahan oleh diakon.



Cerita anak-anak penghantar khotbah dibawakan oleh  ibu Meiske Tampubolon yang berjudul “ Sepuluh Orang Kusta “ yang menghimbau anak-anak untuk menjadi anak yang mengasihi dan menghormati Tuhan. 

Selanjutnya sebuah lagu pujian dibawakan oleh Departemen Sekolah Sabat Anak dengan judul lagu  “ I Will Never Be “.

“Tuhan Bersabda Padaku“ sebuah lagu pujian mengiringi khotbah pada siang Sabat. Firman Tuhan pada sabat ini yang menekankan salah satu hukum taurat yaitu hukum yang kelima, yakni menghormati orang tua. Melihat akan perilaku yang sering dilakukan oleh anak-anak yang pada zaman ini sering melawan dan tidak menghormati orang tua bahkan melakukan tawuran yang dapat membawa celaka kepada diri dan orang lain itulah sebabnya supaya umat-umat Tuhan berhati-hati dalam mengajarkan pelajaran terhadap anak-anak. Di zaman modern banyak orang mengandalkan otak dan otot. Yang harus ditanamkan kepada anak-anak adalah ketakwaan, yaitu, takut akan apa yang dilarang Allah dan menurut apa yang diperintahkan Allah. Pada zaman ini orang lebih memilih untuk menyekolahkan disekolah yang lebih modern, namun hendaklah tidak melupakan  untuk mengajarkan ketakwaan dan sikap menghormati. Hormatilah orang tuamu, merupakan suatu perintah yang Firman Allah ingatkan kepada setiap orang untuk menghormati.  Merupakan suatu berkat Tuhan  diberikan seorang  pemimpin.

Adalah merupakan suatu otoritas bagi seorang pemimpin untuk memimpin anggotanya. Sebagaimana Yusuf, Yakub, dan Musa, memiliki otoritas utnuk memimpin bangsanya dengan petunjuk dan perintah Tuhan. Orang tua merupakan seorang yang harus dihormati, dengan karena dengan itu Tuhan memberikan berkat dan juga kutuk. Banyak orang yang menghormati orangtuanya ketika sudah meninggal, dan tidak memanfaatkan kesempatan untuk menghormati orang tuanya ketika masih hidup. Banyak orang menghormati oleh karena jabatan atau posisis bahkan menghormati  oleh karena kekayaan. Ganjaran yang diberikan Allah ketika seseorang tidak menghormati adalah ganjaran terhadap perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan. Contoh yang diberikan orang tua terhadap anaknya melalui tindakan nya merupakan ajaran yang paling dapat diterima oleh seorang anak dan dituruti. Apa yang ditabur, maka itu pula yang akan dituai kemudian. Himbauan, marilah kita menanamkan rasa hormat kepada anak-anak dan berulang-ulang, sehingga Tuhan akan memberikan berkat kepada anak-anak kita.

Kebaktian sabat siang ini ditutup dengan nyanyian penutup dai lagu sion 260 “Senanglah Rumah“ dan dilanjutkan dengan doa penutup oleh bapak David Tampubolon. Selesai acara perbaktian, jemaat dan para tamu yang hadir saling bersalaman. Selanjutnya jemaat dan para tamu yang hadir diundang untuk potlak bersama dan mengikuti acara –acara selanjutnya dan mengikuti acara PA pada pukul 16.30 Wib.

-Mei-

“BERANI HIDUP”



Filipi 1:21, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”




Inilah pengalaman pertamaku bepergian ke luar negeri di sepanjang sejarah hidupku.  Baru beberapa hari yang lalu aku menginjak usia yang ke-39, tak terasa hari demi hari berlalu, usia pun turut berjalan melangkah ke depan, bertambah dan bertambah tua dari tahun ke tahun. Sekian lamanya Allah mengijinkanku hidup di atas bumi ini, namun saya baru diijinkan Tuhan untuk bepergian ke luar negeri ketika usia setua sekarang ini. Perjalanan ke Negara tetangga yang mayoritas penduduknya beragama Katolik ini ditempuh kurang lebih enam jam perjalanan lamanya. Saya tinggal di Ibukota Negara tetangga ini selama tujuh minggu lamanya, waktu yang cukup lama bagi saya untuk berpisah dengan istri dan ketiga anak saya. Saya tinggal di sebuah ‘guest house’ selama tinggal di kota itu. Sudah pasti, lokasi tempat saya tinggal selama tujuh minggu di ibukota Negara tetangga itu dilengkapi dengan fasilitas yang umumnya disediakan juga oleh hotel-hotel, termasuk fasilitas televisi disediakan didalamnya.

Pada satu waktu yang agak lengang dari seluruh tugas-tugas yang harus saya selesaikan saat itu, melalui saluran TV yang tersedia, saya melihat sebuah peristiwa tragis terjadi di negara lain  dimana seorang pemuda yang berani mati yang sempat direkam oleh CCTV di sebuah gedung. Sang pemuda meliliti tubuhnya dengan rangkaian bom, keringat dingin membasahi tubuhnya ketika ia berjalan memasuki gedung tersebut sementara seorang petugas keamanan gedung mendatanginya dan berkata, “Where are you going boy…?” Pemuda tersebut diam dan tetap melangkahkan kaki berjalan menuju ke dalam gedung.  Petugas keamanan gedung bertanya untuk kedua kalinya, “Where are you going boy…?” namun tanpa respon apapun dari sang pemuda, tiba-tiba ia menekan sebuah tombol dan bom yang melilit ditubuhnya pun meledak.  Tubuhnya hancur lebur.  Bagi kelompoknya, pemuda itu dipandang sebagai pahlawan yang gagah berani namun sesungguhnya tidaklah demikian. Pemuda itu mati sia-sia. Ia berani mati untuk keyakinan yang salah. Namun, apa sesungguhnya yang jauh lebih heroic dari pada sekadar berani mati yakni, berani hidup.

Renungan pagi hari ini, Rasul Paulus bukan hanya berani mati, melainkan juga berani hidup. Ia berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus”. Jadi alasan terkuat untuk hidup adalah melakukan perbuatan yang memuliakan Kristus: melayani jemaat, menolong sesama serta memberitakan kasih Allah dalam karakter kehidupan setiap saat. “Mati adalah keuntungan” Untung sebab kita bertemu Kristus muka dengan muka  pada waktu kedatangan-Nya kedua kali kelak.  Jadi berani mati bagi kepentingan diri sendiri, tetapi berani hidup bagi kebenaran Yesus Kristus yang telah kita miliki.  Rasul Paulus lebih memilih berani hidup untuk orang lain mengenal Kristus dan bahkan ia masih ingin berbuat banyak hal demi menjadi berkat bagi sesamanya. Paulus berani hidup karena agenda kerjanya masih penuh cita-cita mulia.  Menjadi orang yang berani mati saja tidak cukup. Kita juga harus berani hidup. Berani menjalani hari demi hari dengan penuh semangat, walaupun banyak kesulitan menghadang. Untuk itu, kita perlu memiliki visi hidup seperti Paulus. Ia hidup bagi Kristus dan sesama, tidak sibuk untuk diri sendiri saja. TUHAN memberkati.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Saturday, September 29, 2012

Segenggam Beras


Markus 13:37, “Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah.”



Cerita ini terjadi pada akhir tahun 1997 ketika saya berada di sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Indonesia, tepatnya pulau Rote. Kondisi politik atau stabilitas di Ibukota Jakarta terganggu dengan lengsernya Presiden RI yang ke-II, Bp. Soeharto dan mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang sangat memprihatinkan saat itu terutama bagi penduduk pedesaan yang sebagian besar mata pencahariannya adalah bertani.

Bahan makanan terutama beras, sangat mahal harganya dan sulit ditemukan di pasaran. Salah satu cara untuk menyiasati keadaan adalah dengan berhemat dan mencari pengganti makanan pokok. Ada sepasang suami-istri dengan profesi sehari-harinya sebagai petani namun taat dalam ibadah dan kepercayaan yang dia anut, mempunyai anak perempuan yang menginjak usia  remaja bernama Teolina. Setiap hari Teolina ditugaskan oleh ibunya untuk memasak dan menanak nasi. Ketika memasak, Teolina memiliki kebiasaan untuk selalu menyisihkan segenggam beras dan disimpan di dalam kaleng bekas biskuit. Suatu waktu, keluarga ini tidak memiliki apa-apa bahkan tidak memiliki uang untuk membeli bahan makanan. Hal ini sangat mengkhawatirkan orangtua Teolina tetapi dengan sigap gadis remaja ini katakan, “Mama, saya memiliki beras.” Ibu Teolina terheran, ”Beras yang mana anakku? Jangan kamu bercanda!” ”…hmm ini Mama … ini berasnya”, sambil Teolina menyerahkan kaleng bekas biskuit Khong Guan yang penuh dengan beras.

Ayat renungan pagi ini, “Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang berjaga-jagalah!” Yesus  mengajarkan kepada semua pendengar termasuk murid-murid-Nya yang pertama bahkan saudara saya untuk berjaga-jaga.  Teolina menyisihkan hanya segenggam beras di saat sebelum ia menanak nasi yang ternyata menjadi sangat berguna untuk dirinya dan orang tuanya.  Makna rohani lewat roti pagi ini bagi kita yakni kadangkala hanya dengan menyisihkan satu ayat dari Kitab Suci setiap hari, niscaya di saat tertentu kita menghadapi masalah, tantangan dan badai yang datang menerpa kepada diri saudara dan saya, maka kekuatan rohani yang tersimpan dari ayat-ayat Kitab Suci yang dikumpulkan itu akan menjadi penjawab kelaparan rohani kita bahkan penjawab beban masalah kita. Selamat pagi dan selamat beraktifitas, Tuhan memberkati kita semua.

Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Ringkasan Pelajaran Sekolah Sabat ke - 13

Ikuti ringkasan pelajaran Sekolah Sabat ke - 13 bersama Pdt David Panjaitan, Direktur Pemuda Advent Uni Indonesia Kawasan Barat.


Friday, September 28, 2012

Dimana Kau Ada Aku Pun Ada



Yohanes 14:1-3, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”



“Besok malam kita harus makan malam bersama,” sahut seorang sahabat diujung sana. “OK, jam berapa kira-kira kita ketemu?” jawab saya. Saat itu kami sedang berada di pusat perbelanjaan di kota itu. Akhirnya kami setuju untuk bertemu di sebuah restoran yang kami sudah datangi beberapa kali di Casaurina Road. Setelah kami selesai membeli beberapa item yang dicari akhirnya kami pun berangkat ke restoran yang kami tuju. Setelah hampir 20 menit perjalanan lamanya berada di taksi, kami pun tiba di restoran yang disepakati. Kami melihat sahabat kami Logan bersama istrinya telah berada di sana. Kami pun mulai memesan beberapa hidangan favorit kami masing-masing.

Makan malam kali ini dibarengin perasaan bahagia bercampur sedih. Perasaan sedih dikarenakan Paula istri Logan besok lusa harus kembali ke negara asalnya. Kedua pasangan ini ternyata sedang menghadapi masalah dalam rumah tangga mereka. Logan dan Paula adalah pasangan yang baru menikah, namun mereka sudah menikah dan memiliki anak dari pernikahan mereka sebelumnya dengan pasangan mereka masing-masing. Paula telah memiliki anak bernama Andrew, oleh karena proses administrasi terhadap anaknya belum selesai dan ia membawa anaknya tersebut ke Negara tempat dia hidup dengan Logan, sang mantan suami melaporkan Paula ke Kantor Polisi dengan tuduhan penculikan anak. Singkat cerita Andrew yang masih berumur 7 tahun harus kembali ke negaranya dan Paula yang sudah menjadi Permanent Resident di Negara dia tinggal sekarang memutuskan untuk kembali walaupun saat tiba di bandara dia pasti langsung ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Dalam pembicaraan kami, sempat saya bertanya, “Bukankah kamu bisa tetap tinggal di sini sambil pengacara kalian di sana bekerja untuk mendapatkan hak asuh untuk Andrew dan kamu tidak perlu masuk penjara?” Jawaban singkat Paula yang membuat saya tertegun, “Saya mau tetap dekat dengan Andrew apapun yang terjadi dengan saya”, ungkap Paula.

Hati seorang ibu yang lembut selalu ingin tetap berada dekat dengan anaknya. Andrew yang mengalami penyakit yang membutuhkan perawatan khusus, dia tau mantan suaminya yang seorang pemabuk dan perokok berat tidak akan bisa merawat Andrew dengan baik. Untuk itu walaupun dia tidak bisa tinggal dengan Andrew, tapi dia masih bisa memiliki waktu untuk dekat dan memberi perhatian kepada Andrew. Kadang kita tidak pernah mengingat pengorbanan seorang ibu kepada anaknya. Cerita ini mengingatkan saya kepada sosok Ibu dalam hidup saya, membesarkan, merawat dan membimbing saya sampai saat ini. Mari ingat pengorbanan ibu kita, dan mari sayangi mereka. Tuhan pun telah berbuat demikian untuk saudara dan saya. Dia memberikan pengorbanan yang besar untuk kita, mari kita kasihi Dia….


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Kuis Follow The Bible 29 September 2012


Quizz.biz : Free games engine

Thursday, September 27, 2012

UCAPAN SYUKUR ATAS SUKACITA



I Tesalonika 3 : 9, “Sebab ucapan syukur apakah yang dapat kami persembahkan kepada Allah atas segala sukacita, yang kami peroleh karena kamu, di hadapan Allah kita?”



Hujan turun sangat deras saat kami bangun pagi ini. Kedua anak kami yang bersiap berangkat sekolah tampak enggan membuka mata bahkan beranjak ke kamar mandi. Saya dan suami menuntun dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk segala keperluan sekolah mereka. Saat renungan pagi ini, doa yang kami sampaikan adalah doa yang biasa kami ucapkan setiap pagi. Tidak ada yang istimewa. Sampai ketika mereka telah meninggalkan rumah dan saya bersiap berangkat ke kantor. Dalam hati, saya mulai menyesali diri.

Hari ini adalah hari istimewa anak kami yang kedua. Tepat sembilan bulan setelah perjalanan liburan kami ke salah satu Negara tetangga, anak kami ini lahir. Tepatnya tujuh tahun yang lalu.  Nama yang kami berikan kepadanya mengingatkan nama tempat yang pernah kami kunjungi saat itu. Kami tidak sempat menyisipkan dia di dalam doa kami pagi ini.  Saya mencoba menghubungi suami saya, berharap agar dia dapat menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada anak kami sebelum dia memasuki halaman sekolah. Harapan saya tidak sepenuhnya terjadi. Suami saya mengatakan bahwa diapun lupa menyampaikan ucapan tersebut, dan pagi saat itu kedua anak kami telah memasuki kelas masing-masing.

Saya tak dapat menahan haru saat suami saya menelepon dan menyarankan saya untuk mendoakan dia di dalam doa pribadi saya sebelum berangkat ke kantor.  Saya bertelut sendirian, menyampaikan doa khusus, ucapan syukur atas sukacita mendapatkan kepercayaan untuk membesarkan, memelihara, dan mendidik anak kami ini untuk menjadi anak Tuhan. Doa saya pagi ini :

Gracious God, from the moment I touched my daughter's newborn toes, my heart exploded with love for her. I was instantly bound to her by the invisible threads that weave the human race together. She was my child, and I was her mother. Through miraculous circumstances, and after great pain, I had been handed a rare and precious treasure, and when she opened her eyes and looked at me for the first time, it was as if You were looking back at me. Only then did I fully understand that You had been working all along, even in the darkest season of my life.
During the years when I had prayed, 'Lord, please give me a child”, You heard and You knew exactly what was best for me. If I could turn back the clock, I wouldn't change a thing. Thank You for blessing our home with Kayla Orchardine. Today, on her 7th birthday, my heart is filled with thanksgiving. I humbly ask for Your Divine protection and guidance in all of her tomorrows.
Lord, thank You for my children and for the blessing of her mother..Amen.

Ayat roti pagi ini mengingatkan kita, apakah kita telah mengucap syukur atas kesempatan yang DIA berikan untuk membesarkan permata-permata indah yang Tuhan titipkan di dalam keluarga kita? Apakah kita bersukacita atas kehadiran mereka di tengah-tengah rumah tangga kita?Apakah ucapan syukur kita telah kita sampaikan kepada DIA di hadapan permata-permata hati kita?  
Mari kita mengucap syukur atas berkat limpah yang tiada taranya yang Tuhan karuniakan kepada kita, sebagai orang tua yang diberkati. Happy Birthday to my dear loving daughter...

Saudara, Selamat menjalankan aktifitas sepanjang hari ini.  Tuhan memberkati. 

Mari Kita bagikan Roti Pagi inikepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini:

Wednesday, September 26, 2012

AWAS EFEK SAMPINGNYA!!!



Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”



Siang itu saya melakukan perjalanan sendirian menuju sebuah lokasi tempat percetakan di ibukota. Setelah saya melakukan beberapa revisi mengenai design untuk produk box yang saya akan gunakan untuk kebutuhan produk yang akan saya jual, saya pun kembali pulang ke rumah. Seperti biasanya sore itu perjalan sangat padat dan macet dimana-mana. Sedikit jengkel rasanya hati saya mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 20:00 WIB tapi kendaraan masih padat dan macet.  Terpikir dibenak saya, kapan ibukota bisa terlepas dari masalah kemacetan. Selagi memutar di fly over saya perhatikan jalur tol menuju rumah dipadati truk dan kendaraan lainnya yang hampir membuat tol lumpuh. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menggunakan tol karena terlihat agak sedikit lancar. Namun ternyata kelancaran itu hanya sebentar saja. Akhirnya sayapun terjebak dalam kemacetan malam itu.

Karena mengendarai mobil sendirian, tidak ada teman yang bisa saya ajak bicara akhirnya saya mulai memutar radio kesayangan saya. Terdengar lagu-lagu yang enak di dengar. Setelah beberapa lagu, terdengar sebuah iklan yang waktu itu saya tidak terlalu mempedulikan isinya. Namun setelah iklan itu selesai, saya mendapatkan sebuah pelajaran. Iklan itu menceritakan seorang ayah yang memiliki beberapa anak. Anak yang satu memasak di atas komputer ayahnya, kemudian anak yang lain memasukkan kucing ke dalam kulkas, kemudian anak yang lain menyiram TV mereka dengan air, ketika sedang membersihkan air yang tumpah telepon rumah berbunyi dan tidak dapat dia angkat. Kemudian telepon rumah kembali berdering dan ketika dia angkat, suara istri berteriak diujung telepon dan berkata, “Papa ini kemana saja sih saya telepon dari tadi tapi tidak diangkat, saya mau menyampaikan masalah penting sekali!!!”  Akhirnya menghadapi semua masalah itu, sang ayah berteriak “PPPUUSSSSIIIINNGGGG” Lalu seorang pria berkata, “Untuk mengatasi masalah pusing anda minumlah obat ****”. Tapi iklan ini tidak berhenti sampai di sini, di akhir iklan tersebut ada peringatan, “Meminum obat ini akan menimbulkan efek samping ngantuk, mual…..”

Saat ini saya mengalami masalah juga dalam hidup saya, usaha saya membutuhkan dana segar untuk dapat meneruskan bisnis saya. Hal ini membuat saya pusing tujuh keliling. Apa saya harus minum obat ini juga?  Sesaat saya teringat, ketika pertama kali saya memulai usaha ini dengan modal pas-pasan, saya pusing karena harus mencari modal untuk dapat meneruskan usaha, tapi saat itu saya tidak minum obat. Saya meminum obat rohani yaitu bersandar kepada Tuhan, dan hasilnya? Pusing saya hilang dan setelah itu saya tidak merasakan efek samping apapun.  Obat yang datang dari Tuhan luar biasa, obat dunia mengatasi masalah kita dengan efek samping yang membahayakan, tapi obat Tuhan tidak. Ia akan mengatasi masalah kita dengan efek samping yang menyenangkan dan penuh sukacita. Tuhan kiranya memberkati Kita. Amin.


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Tuesday, September 25, 2012

50% Akan Kuberikan



Matius 7:11, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."


Saya mendapatkan tugas untuk menyiapkan sebuah spanduk untuk sebuah acara Temu Alumni tempat saya berkuliah dulu yang akan diadakan beberapa minggu lagi. Mengingat schedule saya di depan mata yang begitu padat, saya sempatkan hari itu untuk menyelesaikannya dan meminta rekanan perusahaan saya yang biasa menangani masalah cetak mencetak untuk melakukan survey dan kemudian melakukan pemasangan. Setelah semua selesai, alamat tempat acara dibuat dan orang yang bisa dihubungi disana sudah saya berikan akhirnya saya pun meninggalkan tempat tersebut dan kembali pulang ke rumah.

Lampu merah ini cukup lama, dan di lampu merah ini banyak sekali orang berjualan dan tak lupa juga para pengemis. Seorang ibu dengan menggendong seorang bayi terlihat menghampiri saya. Umur anak yang digendong hampir sama menurut saya dengan anak bungsu saya. Langsung teringat wajahnya saat itu dan hati saya berdegup kencang karena ingin segera tiba dirumah dan memeluknya. Saat saya termenung tanpa saya sadari ibu dan anaknya telah berada di sebelah saya sambil mengulurkan tangan meminta sedekah. Sekejap pikiran saya berubah, saya lambaikan tangan saya tanda dimana saya enggan untuk memberikan uang kepada mereka. Karena saya pikir dengan memberikan mereka uang justru saya membantu memelihara mereka dan membuat mereka semakin enggan untuk mencari kerja, sementara melihat tubuh ibu yang masih terbilang muda itu seharusnya masih bisa bekerja tanpa harus mengemis.  Lampu lalu lintas pun berubah menjadi hijau, menandakan saya harus melanjutkan perjalanan. Saya putar radio saya untuk menghilangkan kejenuhan menghadapi macetnya jalan di ibukota. Terdengar di radio sebuah wawancara dimana seorang penyanyi terkenal ibukota bercommitment untuk memberikan 50% dari semua penghasilannya baik dari royalty, label, rbt untuk disumbangkan kepada orang yang tidak mampu, khususnya anak-anak sekolah. “Ini sudah menjadi commitment saya, dan saya akan lakukan ini dari sekarang sampai akhir hidup saya,” ujar artis ini. Kemudian penyiar radio itu bertanya, “Apakah nanti kamu tidak takut penghasilan kamu berkurang?” Lalu artis ini kembali menjawab, “Kenapa hanya saya yang harus menikmati semua berkat ini? Kenapa mereka tidak bisa turut juga merasakan berkat yang Tuhan berikan buat saya? Biarlah 50% yang sisa untuk saya menjadi bagian saya dan 50% lagi adalah berkat mereka, dan tolong doakan saya.”

Sontak saya terpukul mendengar wawancara yang singkat ini. Ibu dan anak tadi tidak meminta 50% dari penghasilan saya, tapi hanya sebuah receh yang tersimpan dilaci mobil saya tidak mau saya berikan. Luar biasa artis ini dan sungguh egois diri saya. Yang saya pikirkan hanya apa yang saya mau dapat tapi saya mau berpikir untuk memberi walaupun seandainya saya berikan seluruh receh yang ada pada saya, tidak akan membuat saya tidak makan besok hari. Sungguh sedih dan hancur hati saya mengingat kondisi tadi. Bagaimana dengan anda?


Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini:

Monday, September 24, 2012

DUA KATA YANG KURANG


1 Petrus 2:24, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”


“Selamat pagi Pak, Mr. Chin menunggu Bapak di lobby,” suara reception tempat kami menginap terdengar di ujung telephone di kamar saya. Mr. Chin adalah supir yang akan membawa kami ke kota Jiaxing yang akan kami tempuh sekitar 2 jam lamanya dari kota Hangzhou. Saat itu kami sedang melakukan kunjungan ke sebuah pabrik yang akan melakukan kerjasama jangka panjang untuk memproduksi salah satu produk untuk perusahaan saya. Setelah kami kembali, proses negosiasi masih terus berlanjut hingga akhirnya kedua belah pihak mencapai sebuah kesepakatan. Pengiriman produk pertama akan dilakukan pada bulan ini, semuanya berjalan mulus. Sampai akhirnya siang tadi saya menerima sebuah email dari rekanan bisnis, bahwa pembayaran yang kami lakukan ditangguhkan oleh karena pada kolom slip transfer nama pemilik rekening tidak ditulis dengan lengkap.
“Reymond, tolong kamu check slip transfer untuk pembayaran produk dari China yang kita pesan ditangguhkan karena nama pemilik rekening yang kamu tulis tidak lengkap,” perintahku kepada staff keuangan saya. “Oh tidak Pak, semua sudah lengkap,” sahut Reymond. “Coba kamu bawa kepada saya slip pembayaran Uang Muka yang sudah kita lakukan sebelumnya dengan pembayaran yang kamu lakukan terakhir untuk pelunasan,” jawab saya. Saya merasa pasti ada yang tidak benar.  Setelah kedua dokumen tersebut tersedia di ruangan saya, saya dapati bahwa benar di slip transfer yang kedua nama pemilik rekening tidak tertulis dengan lengkap. Kemudian saya minta Reymond untuk menghubungi pihak bank dan akhirnya setelah dilakukan pengecekan, pihak bank akan mengirimkan statement letter kepada bank tujuan dan rekanan bisnis kami di China pun dapat menerima pembayarannya.
Kesalahan kecil di dunia ini bisa mengakibatkan sesuatu tertangguhkan atau bahkan terpaksa dibatalkan. Namun ketika kita melihat kehidupan kerohanian kita, sering kali kesalahan kita lakukan kepada Tuhan pencipta kita. Hanya karena dua kata yang kurang, pembayaran tertangguhkan. Seandainya oleh karena dua perbuatan dosa kita, surga yang dijanjikan Tuhan ditangguhkan untuk dapat kita terima, maka sungguh mengerikan hidup kita. Namun, di tengah kekurangan dan kelemahan kita terhadap dosa, Tuhan masih memberikan kita kasih karunia, seperti halnya statement letter yang memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menikmati surga bersama Tuhan selama-lamanya. Mari kita renungkan setiap hari akan berkat kasih-Nya kepada kita di sepanjang kehidupan kita.