Amsal 24:16, ”Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”
Sudah pasti kita semua pernah membaca dan mendengar istilah: ”Kegagalan adalah Kesuksesan atau Keberhasilan yang tertunda.” Kalau ada orang yang belum pernah sama sekali membuat kesalahan berarti orang tersebut adalah orang yang belum pernah membuat sesuatu apapun. Seorang yang bernama Thomas Alva Edison adalah seorang yang banyak melakukan penelitian-penelitian dan penemuan-penemuan yang penting dari berbagai percobaan ilmiah sendiri, seringkali ia disebut orang jenius, tetapi ada pernyataan yang pernah dikatakannya mengenai dirinya sendiri, ”Jenius, oh tidak!, kalau penelitian dan penemuan yang langsung berhasil, itu baru dinamakan jenius. Karena saya juga seringkali gagal dalam menuju sukses.”
Bilamana kita mempunyai suatu bentuk kerangka pikiran yang benar, sebuah kesalahan bisa berubah menjadi kebetulan yang berhasil dan menguntungkan. Seperti pengalamanku sewaktu masih duduk di bangku SD kelas 5. Ada tugas dari sekolah untuk membuat lampion supaya boleh ikut karnaval di malam hari pada tanggal 17 Agustus. Aku membuat sebuah lampion bintang yang dilapisi dengan kertas minyak berwarna merah dan ditaruh sebuah lilin yang dijunjung dengan sebuah tiang bambu, karena semangatnya jadi pekerjaan ini aku lakukan sendiri dengan ditemani lampu sumbu minyak tanah hingga tengah malam, sehingga ayah dan ibuku menegornya, ”Hei nak jangan sampai larut malam ya, ingat kesehatan, apalagi besok pagi-pagi harus pergi ke sekolah.” Lampion bintang itu pun jadi namun dengan posisi bintang yang terbalik, karena menghindari supaya lilin jangan sampai membakar kertas minyak tersebut. Dua kaki segi dari bintang tersebut menghadap ke atas dan satu kaki segi lainnya menghadap ke bawah lalu tersambung dengan sebuah tiang bambu. Hari yang dinantikan tiba, aku membawanya ke sekolah, tetapi punya aku agak aneh dan beda dengan milik teman-teman yang lain, sehingga aku ditertawai oleh teman-teman dan guru-guru. Akhirnya aku merasa malu, kecewa dan putus asa lalu segera bergegas dan berlari pulang ke rumah sambil menangis tersedu-sedu. Ayah dan ibuku coba menenangkan aku, akhirnya aku mengerti dan lampion bintang itu pun aku simpan di kamar. Beberapa bulan berselang ketika suasana Natal tiba, di kampung tempat kami tinggal ada sayembara membuat bintang Natal khusus untuk anak-anak yang duduk dibangku SD. Maka aku mengambil lampion bintang tersebut dari kamar, membuka tiang bambu dan lilinnya sehingga bentuk bintangnya menjadi sempurna dengan posisinya yang sebenarnya. Tiba pada hari pertandingan, maka lampion bintang yang aku buat mendapatkan juara pertama, sungguh membawa suatu kegembiraan dan kebahagiaan yang tak terlupakan.
Begitu juga sama halnya dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen. Karena Allah itu ingin sekali kita bertumbuh di dalam kasih karunia-Nya, kita belum sampai, belum juga mendapatkan bayangan terhadap segala sesuatunya. Kita jatuh, jatuh, dan berulang-ulang jatuh lagi. Kadangkalanya kita menjatuhkan diri kita sendiri bukan secara phisik tetapi secara mental setelah menemui kegagalan. Tetapi Allah itu tetap memegang janji dan berjanji kepada kita, bahwa meskipun kita jatuh, jatuh dan berkali-kali jatuh sampai tujuh kali atau 77 kali, jangan putus asa dan kecewa, kita akan bangkit kembali. Allah menyambut kita dengan kasih karunia-Nya, mengangkat kita yang sudah jatuh terpuruk ke bawah dan membuat kita berjalan dengan lebih dewasa lagi, yang membuat kita lebih ingin belajar dan belajar dari kesalahan kita.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :