Sunday, September 02, 2012

Bersyukur

Lukas 17:15, 16, 18 “Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?”



“Pak, ayo donk ke sini! Kapan bapak sama keluarga bisa ke sini, saya sisa dua minggu lagi tinggal di hotel ini. Kalo sampe akhir bulan ini bapak gak ke sini, sayang banget fasilitas ini, mumpung gratis!” Berkali-kali Ferdy menelepon saya hanya untuk meminta supaya kami sekeluarga mengambil waktu berlibur menggunakan fasilitas hotel gratis yang diberikan perusahaan yang baru tempat dia bekerja yang ditempuh dengan waktu kurang lebih selama dua setengah jam lamanya dari pusat kota Jakarta.

Berkali-kali pula saya belum memberikan jadwal yang pasti untuk memenuhi permintaannya. “Iya, ntar pasti saya atur ke sana sama istri dan anak-anak”, jawabku selalu kepadanya tatkala ia menelepon kembali. Ferdy adalah salah seorang tim kerja di perusahaan tempat saya bekerja sekitar dua tahun yang lalu. Menurut analisa saya, ada potensi yang positif dalam diri Ferdy dan pantas untuk dikembangkan. Potensi ini saya arahkan dengan mempromosikan Ferdy ke salah satu tanggung jawab pekerjaan yang cenderung orang lain inginkan untuk duduki. Potensi dan kejujuran Ferdy meyakinkan diri saya untuk memindahkan dia menangani bagian Pembelian di perusahaan, alhasil prestasi kerjanya pun tepat seperti analisa saya. Kini ia memiliki kesempatan bekerja dengan jabatan yang meningkat di perusahaan pertambangan minyak dengan kompensasi yang seimbang. Rasa syukur dan sukacitanya mendapatkan pekerjaan yang baik ini mengingatkannya kepada saya yang telah membinanya beberapa tahun yang lalu.

Ferdy seperti salah satu dari sepuluh orang kusta yang mendapatkan kesembuhan dari Yesus. Orang Samaria, yang dianggap orang yang tidak mengenal Kristus dan seolah-olah tidak ada kebaikan di dalam diri mereka, ternyata hanya ialah seorang diri yang kembali kepada Yesus dan bersyukur mengingat segala kebaikan orang lain. Sudahkah kita memeriksa diri kita hari ini, adakah kita adalah golongan satu orang Samaria yang tahu berterima kasih dan bersyukur kepada Yesus atas semua kebaikan-Nya atau adakah kita bagian dari Sembilan orang kusta lainnya yang hanya mengerti untuk meminta berkat dari-Nya namun melupakan semua berkat dan kebaikan Tuhan itu bagi diri-Nya sehingga tidak mau bersyukur. Allah merindukan kita menjadi orang yang tahu untuk bersyukur dengan menghitung berkat-berkat yang telah kita terima dari-Nya sepanjang hidup kita. Rasa syukur oleh karena mengenang kebaikan orang lain terlebih Allah kita, adalah merupakan bukti kerendahan hati kita kepada Allah. Marilah kita bersyukur kepada Allah setiap saat dalam hidup kita.