Mazmur 139:23 “Selidikilah
aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku”
Setelah sekian lama kami meninggalkan rumah, kini saatnya
kami pulang. “Adek, ayo temanin abang!
Kita keluar sebentar menghirup udara segar tanpa polusi untuk yang terakhir nih,
hahaha…!” kata si abang sambil menarik tangan si kecil. Tersenyum kami melihat tingkah pola mereka
berdua di halaman bandar udara. “Ayo
nak, sudah waktunya kita harus masuk ke dalam…,” kata saya memanggil
mereka. Sebenarnya suasana hati saya tidak terlalu
nyaman saat ini karena si sulung sedang demam. “Kak, kuatin badannya ya nak… Nanti kalau
mereka lihat kakak sakit kita tidak diperbolehkan berangkat…,” bisik saya
memberi semangat. Kamipun berjalan menuju
area pemeriksaan dokumen. Pertama-tama kami
disambut petugas dengan peringatan untuk tidak membawa barang yang bersifat
cairan. “Ibu, pastikan di dalam tas tidak ada air, lotion, parfum, lipgloss
atau cairan apa saja!” suaranya lumayan terdengar keras. Sambil terus melakukan tugas, mereka
memeriksa tas jinjing semua penumpang. “Okay, clear!” katanya setelah selesai
memeriksa kami berlima. Kami jalan ke ruangan berikut. Saya pikir semua proses sudah selesai.
Ternyata dari kejauhan
saya melihat kira-kira ada tujuh orang petugas berjejer rapi memegang
kantong plastik dan kembali berbicara.
“Segala macam bawaan yang berbentuk cairan mohon jangan dimasukkan ke
dalam tas. Jika ada obat gosok, lotion, parfum, lipgloss atau cairan lain silahkan masukkan ke dalam plastik ini!”
katanya kali ini sambil memberikan satu persatu plastik kepada semua calon
penumpang. “Waduh pa, gimana ini? Masih ada minyak telon di dalam tas. Aku sengaja bawa buat mengurut si kakak,
siapa tahu bisa membantu dia…,” bisik saya kepada suami. “Mama masukkan saja ke dalam plastik itu dan
serahkan kepada mereka. Minyak telon itu tidak akan disita. Kalau mereka tahu fungsinya, nanti mereka
bisa kasih kelonggoran dan dikembalikan lagi kepada kita. Alat pemeriksaan mereka ini sensitif dengan
benda cair,” saran suami saya. Saya keluarkan minyak telon tersebut dan
menyerahkannya kepada petugas. Benar
saja apa yang dikatakan suami saya, beberapa orang penumpang kelihatannya
mencoba untuk mengabaikan pemberitahuan petugas. Ketika melewati mesin pemindai, maka alarm
berbunyi keras. Aneka ragam bawaan mereka
yang bersifat cairan akhirnya diminta untuk ditinggalkan di tempat. Yang lebih tidak mengenakkan hati adalah masing-masing orang
yang melanggar peraturan harus menunggu giliran untuk diproses. Perlu waktu lebih lama sebelum bisa naik ke
pesawat.
Ayat inti Roti Pagi hari ini mengajak kita untuk meminta
Tuhan agar menyelidiki dan mengenali hati kita, juga mengenali pikiran
kita. Kita memiliki tujuan untuk tiba di
kerajaan surga. Hidup kita di dunia saat
ini sama seperti proses persiapan keberangkatan tadi. Kita perlu melewati pemeriksaan hati dan
pikiran. agar bisa masuk ke surga. Pikiran dan hati kita harus selaras dengan
kehendak Allah. Kita tidak tahu apakah
hati dan pikiran kita sudah sesuai dengan kehendak Allah. Untuk
itu kita perlu meminta kepada Tuhan untuk menyelidiki hati dan pikiran
kita. Di hati dan pikiran kita boleh
jadi ada hal-hal tersembunyi yang kita
cintai atau kesenangan pribadi yang kita
kasihi, yang tidak dapat kita bawa ke dalam surga. Bisa jadi hal itu tersembunyi dan kita tidak
sadari. Setiap hari, kita minta Tuhan
untuk menyelidiki, membukakan kepada kita dan menolong kita untuk mengeluarkan
itu semua dari dalam “koper” hati dan pikiran kita, agar tidak ada yang
menghalangi perjalanan kita ke surga. Kita akan tiba di tujuan akhir dengan selamat. Search
me, oh Lord…and know my heart today ! If
you find anything that shouldn’t be… take it out and strengthen me.
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda hari ini.