Matius
7:11, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi
pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Saya mendapatkan tugas untuk
menyiapkan sebuah spanduk untuk sebuah acara Temu Alumni tempat saya berkuliah
dulu yang akan diadakan beberapa minggu lagi. Mengingat schedule saya di depan
mata yang begitu padat, saya sempatkan hari itu untuk menyelesaikannya dan
meminta rekanan perusahaan saya yang biasa menangani masalah cetak mencetak
untuk melakukan survey dan kemudian melakukan pemasangan. Setelah semua
selesai, alamat tempat acara dibuat dan orang yang bisa dihubungi disana sudah
saya berikan akhirnya saya pun meninggalkan tempat tersebut dan kembali pulang
ke rumah.
Lampu merah ini cukup lama,
dan di lampu merah ini banyak sekali orang berjualan dan tak lupa juga para
pengemis. Seorang ibu dengan menggendong seorang bayi terlihat menghampiri
saya. Umur anak yang digendong hampir sama menurut saya dengan anak bungsu
saya. Langsung teringat wajahnya saat itu dan hati saya berdegup kencang karena
ingin segera tiba dirumah dan memeluknya. Saat saya termenung tanpa saya sadari
ibu dan anaknya telah berada di sebelah saya sambil mengulurkan tangan meminta
sedekah. Sekejap pikiran saya berubah, saya lambaikan tangan saya tanda dimana
saya enggan untuk memberikan uang kepada mereka. Karena saya pikir dengan
memberikan mereka uang justru saya membantu memelihara mereka dan membuat
mereka semakin enggan untuk mencari kerja, sementara melihat tubuh ibu yang
masih terbilang muda itu seharusnya masih bisa bekerja tanpa harus mengemis.
Lampu lalu lintas pun berubah menjadi hijau, menandakan saya harus
melanjutkan perjalanan. Saya putar radio saya untuk menghilangkan kejenuhan
menghadapi macetnya jalan di ibukota. Terdengar di radio sebuah wawancara
dimana seorang penyanyi terkenal ibukota bercommitment untuk memberikan 50%
dari semua penghasilannya baik dari royalty, label, rbt untuk disumbangkan
kepada orang yang tidak mampu, khususnya anak-anak sekolah. “Ini sudah menjadi
commitment saya, dan saya akan lakukan ini dari sekarang sampai akhir hidup
saya,” ujar artis ini. Kemudian penyiar radio itu bertanya, “Apakah nanti kamu
tidak takut penghasilan kamu berkurang?” Lalu artis ini kembali menjawab,
“Kenapa hanya saya yang harus menikmati semua berkat ini? Kenapa mereka tidak
bisa turut juga merasakan berkat yang Tuhan berikan buat saya? Biarlah 50% yang
sisa untuk saya menjadi bagian saya dan 50% lagi adalah berkat mereka, dan
tolong doakan saya.”
Sontak saya terpukul mendengar wawancara yang singkat ini. Ibu dan anak tadi tidak meminta 50% dari penghasilan saya, tapi hanya sebuah receh yang tersimpan dilaci mobil saya tidak mau saya berikan. Luar biasa artis ini dan sungguh egois diri saya. Yang saya pikirkan hanya apa yang saya mau dapat tapi saya mau berpikir untuk memberi walaupun seandainya saya berikan seluruh receh yang ada pada saya, tidak akan membuat saya tidak makan besok hari. Sungguh sedih dan hancur hati saya mengingat kondisi tadi. Bagaimana dengan anda?
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan
menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini: