Mazmur 23:2, 3, “Ia
membaringkan aku di padang
yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang. Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.”
Sore itu tidak seperti
biasanya, kami meninggalkan lokasi perbaktian segera setelah jam makan siang
bersama usai. “Yuk, kita bawa barang-barang semua ke mobil supaya kita
berangkat, ntar jadinya gak kemaleman nyampe!” Dalam waktu kurang dari lima menit saya, istri
dan anak-anak kami pun telah berada di dalam mobil dan siap berangkat.
Kendaraan yang kami gunakan segera beranjak dan meluncur menuju ke luar kota. Saat itu
berketepatan dengan bulan Ramadhan, kami berangkat harus lebih cepat untuk
menghindari kemacetan perjalanan menjelang buka puasa akan tiba dan banyak
masyarakat yang menjalankan puasa bepergian ke luar rumah menuju mal untuk buka
puasa bersama.
Tanpa terasa dua jam
telah berlalu. Kami pun tiba di lokasi hotel yang disediakan secara cuma-cuma
bagi kami. Sungguh, kami menikmati fasilitas yang ada di hotel pada malam itu.
“Selamat pagi anak-anak … bangun yuk! Kan
kita mau berenang janjinya tadi malam, ayo bangun udah jam setengah tujuh
pagi!” Pagi itu pun kami menghabiskan waktu dua jam lamanya untuk menikmati
fasilitas kolam renang yang ada di hotel. Tak satu orang lain pun yang turut
bergabung dengan kami pada pagi itu walaupun hotel itu dihuni oleh banyak
orang, mungkin karena bulan Ramadhan. Tenangnya air kolam renang, sepinya
suasana dan sejuknya udara pagi di wilayah pantai anak gunung Krakatau
itu turut menyejukkan hati kami sekeluarga yang sedang berlibur. “Wow … seger
banget rasanya. Airnya gak terlalu dingin, airnya bersih lagi”, kami saling
berkomentar satu sama lain sambil menikmati kesegaran air kolam. Tertawa,
saling bercanda kakak dengan adik, suami dengan istri, anak-anak dan orang tua,
membuat suasana hati di pagi hari itu terlihat begitu indah dan menyenangkan.
Terasa segar seluruh
tubuh, jiwa kami pun terasa tenang dan nyaman karena kami semua menikmati
kesejukan air kolam dan udara pagi itu dengan hati yang bersyukur. Ketika jiwa
kita merasakan kesegaran darah Yesus yang tercurah bagi keselamatan kita,
tangan kita pun mau dituntun dan dibimbing oleh tangan-Nya yang berbekas tusukan
paku untuk berjalan di dalam kebenaran Allah yang sesungguhnya, mulut kita
mengumandangkan kepuasan hati kita karena setiap kebutuhan kita dipenuhi-Nya,
maka kita akan menjadi orang yang rendah hati dan selalu bersyukur sebab hanya
Allah saja yang sanggup memberikan kesegaran jiwa yang seutuhnya. Mata rohani
kita akan selalu terbuka dan menyaksikan serta menikmati setiap karya kasih-Nya
melalui hidup kita setiap hari, kesegaran jasmani dan rohani yang luar biasa
akan terbentuk sepanjang hidup kita maka kita akan menjadi berkat bagi orang
lain dan menceritakan karya kasih dan kebaikan-Nya dalam hidup kita. Terimalah
keselamatan yang Ia berikan untuk kesegaran jiwa dan imanmu.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan
menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :