Matius 5 : 16 “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapa-mu yang di sorga.”
Pagi itu saya terbangun.
Baru jam 5 pagi. Saya lihat di luar
hujan masih terus turun. Sudah dua hari
kami di kota ini, tapi cuaca belum bersahabat juga. Dinginnya begitu menggigit tubuh. Pagi ini terasa kurang sempurna. Ini hari
kedua putra pertama berpisah dengan kami.
Dia masuk asrama untuk ikut
pelatihan sepakbola di klub yang menjadi idolanya. Sejak masuk Sekolah Dasar dia gemar sekali
bermain bola dan bermimpi satu kali akan masuk ke sekolah sepakbola ini. Impiannya terwujud saat ini. “Tut… tut…!!” bunyi sms
terdengar jelas karena suasana kamar sepi, ditambah lagi tempat kami menginap begitu
tenang. “Mama, tadi malam aku latihan bola sampai jam
9 malam ! Dingin banget ma ! Kata pelatihku suhu di luar 5 derajat celcius. Kaki aku
keram ma… Tapi sekarang sudah baik kok. Nanti jam 6 sore kita boleh teleponan. Mama, papa, ingat telepon aku ya. Love u
all !” tulisnya di layar telepon. Aah...,
seandainya saja kami tinggal berdekatan ingin rasanya saya segera berlari menemuinya
untuk memastikan keadaannya.
“Sms dari abang ya
ma?” tanya suamiku. Rupanya dia jadi
terbangun. “ Iya, kasihan si abang. Dia kedinginan…” jawabku sambil menunjukkan isi pesan tadi. “Mudah-mudahan abang kuat ya pa, karena dia
masih lama sekolah di situ,” lanjut saya khawatir. “Dia pasti kuat ma, apalagi ini kan yang dia
idam-idamkan sejak lama,” suami saya memberi kekuatan. Hari-hari berikutnya, silih berganti berita
kami terima. Maklumlah kami memang tidak
diperbolehkan menjenguk ataupun menelepon dengan bebas. Pesan singkat dari si abang masuk lagi ke handphone-ku. “Mama, ternyata teman sekamarku tidak
mengenal Tuhan. Dia rasa aneh melihat
aku baca Alkitab. Waktu aku nyanyi lagu
gereja, pertama-tama dia bilang mengganggu.
Eehhh…, hari berikutnya dia malah minta aku ajarin dia nyanyi lagu
gereja. Sekarang malahan dia tertarik
sekali ingin tahu Tuhan itu seperti apa sih…
Teman-temanku yang lain di asrama senang kalau lihat aku baca renungan
pagi dan malam. Mereka ingin ikutan
juga ma. Lama-lama asyik juga ya ma ikut
latihan sepakbola sambil menginjil …,” tulis si abang menutup sms-nya.
Ayat dalam Roti Pagi ini mengajak kita semua agar terang
kita bercahaya di depan orang, agar mereka melihat perbuatan kita yang baik dan
memuliakan Bapa di sorga. Kita memiliki
terang yang dapat kita bagikan dimana kita berada. Kita tidak bisa menduga dalam keadaan apa
atau dalam kondisi apa kita bisa menjadi saksi bagi Tuhan. Kita mulai lewat diri kita, dengan melatih
kebiasaan-kebiasaan yang baik setiap
hari dengan belajar firman Tuhan, bernyanyi memuji Dia, berdoa kepadaNya. Kebiasaan baik ini akan berpengaruh kepada
orang di sekitar kita. Mari kita menjadi
lilin kecil yang memancarkan terang di sekitar kita. Anda dapat memulainya hari ini. This
little light of mine, I’m gonna let it shine ! Let it shine ! Let it shine !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat dan keluarga anda hari ini.