Cuaca cukup cerah menyertai iring-iringan mobil jenasah menuju gereja Kemang Pratama. Persiapan untuk acara pelepasan almarhum Opa Arsyad di gereja telah dilakukan sejak pagi hari oleh Bapak David Tampubolon, sebagai Ketua Diakon Jemaat Kemang Pratama. Bangku-bangku untuk keluarga yang berduka sudah disiapkan. Jemaat Kemang Pratama beserta para tamu dari Konferens DKI dan sekitarnya beserta anggota-anggota dari pelbagai jemaat telah hadir.
Setelah iringan mobil jenazah tiba,
dengan sigap para diakon membawa peti jenasah masuk ke dalam gereja dan meletakkannya di depan mimbar. Keluarga yang berduka pun masuk, dan duduk di depan, di tempat yang telah disiapkan. Iringan alunan piano oleh Meiwan Tobing dan organ oleh Robert Papudi menambah suasana haru kepada tamu-tamu yang hadir.
Bapak Wilson Tobing, Ketua Jemaat Kemang Pratama, memimpin acara kebaktian di gereja dan mengundang hadirin untuk menyanyikan lagu “Adakah Yesus Lindung Aku“, dan diikuti oleh Bapak
Willy Wuisan, Bendahara Jemaat, melayangkan doa pembukaan. Jemaat Kemang Pratama membawakan lagu spesial yang pertama yaitu Lagu Sion No. 229, “Dalam Negeri Yang Terang” kemudian diikuti pembacaan riwayat hidup almarhum oleh Bapak Ramlan Sormin, sebagai perwakilan keluarga.
Almarhum terlahir dengan nama Arsyad Suradi
bin Ali, lahir di Bojong Gede, 5 Januari 1936, dibaptis tahun 1959 di Jemaat Ratna Palembang. Menikah dengan Kartini Kanter pada tahun 1960 dan dikaruniai 5 anak (3 putera dan 2 puteri), 4 menantu dan 5 orang cucu serta 2 orang cicit. Anak pertama, Yudiana menikah dengan Eddy dikaruniai anak Adrian dan Feronika. Anak kedua Mason. Anak ketiga Nicholas menikah dengan Era Mirza. Anak ke-empat Karel menikah dengan Ririn br. Sianturi tengah menantikan kelahiran anak mereka yang
pertama. Anak ke-lima adalah Evelyn menikah dengan Ramlan Sormin dikaruniai anak Velan, Veber dan Verel. Cucu opa Adrian menikah dengan Cynthia dikaruniai anak Clara dan Nataniel. Semasa hidupnya, almarhum aktif dalam pelayanan di gereja sebagai ketua jemaat di Lorok Pakjo Palembang dan perintis gereja. Usai membacakan riwayat hidup Opa Arsyad, keluarga besar Arsyad menyanyikan lagu kesayangan almarhum “Yesus Sahabat Terindah” dengan penuh haru. Kemudian Ibu Ussy Pieters menyanyikan lagu spesial “ I Surrender All” sebelum khotbah penghiburan dibawakan oleh ketua Konferens DKI, Bapak L. Situmorang.
“Setelah Adam Dan Hawa jatuh kedalam dosa,
yang tadinya Allah berencana kita bisa hidup selamanya, tetapi karena dosa maka semua manusia akan mengalami kematian.”, demikianlah ulasan Pendeta Lendra Situmorang, pemimpin Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, mengawali khotbah penghiburan pada pukul 12:15 wib. “Begitu juga dengan opa Arsyad yang telah beristirahat di dalam Tuhan untuk menanti pagi yang cerah. Namun,Tuhan memberikan satu janji, bahwa perpisahan karena kematian hanya sementara, sebab setelah itu ada kebangkitan, seperti yang terdapat di dalam 1 Tes 4 : 15-16.
Ucapan Yesus ini bukan teori tetapi sudah dibuktikan
Yesus pada waktu Yesus masih di dunia. Diantaranya dengan membangkitkan putera seorang janda di Kana, membangkitkan anak Yairus, membangkitkan Lazarus di Bethani, dan membangkitkan orang-orang kudus seperti yang ada di Mat 27; 52-53.”, lanjut Pendeta Lendra Situmorang. Selanjutnya di dalam 2 Tes 2:16 dikatakan “Dan Ia, Tuhan kitaYesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita dan yang telah menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan baik kepada kita”. Pendeta Situmorang mengajak keluarga besar Aryad untuk menyerahkan hati kepada Yesus, karena dialah penghibur setia, mengajak semua supaya lebih setia, bersandar kepadaNya, supaya pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali kita boleh bertemu dengan orang yang kita kasihi. Amin.
Ibu Ussy Pieters kembali membawakan lagu spesial
“Amazing Grace” diiringi oleh pianis Robert Papudi. Lagu yang mengajak kita untuk mengingat senantiasa kasih Tuhan yang begitu besar, yang indah, kasih yang menyelamatkan manusia yang berdosa. Satu saat kita akan kembali berkumpul sebagai warga kerajaan surga, semua adalah berkat kasih Allah yang menakjubkan ini. Lagu indah yang memberikan penghiburan dan pengharapan bagi keluarga untuk bertemu dengan Opa Arsyad nanti. Pendeta Lendra Situmorang melayangkan doa berkat bagi keluarga besar Arsyad.
Kata sambutan diberikan oleh Pendeta M. Sitompul mewakili Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya. Pendeta Sitompul menyaksikan saat-saat indah ketika beliau bekerja di Palembang dan bekerja bersama dengan Opa Arsyad yang saat itu adalah ketua jemaat di Lorok Pakjo dalam memajukan pekerjaan Tuhan. Pendeta M. Sinurat mewakili jemaat di wilayah IV Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya , menyampaikan kata-kata penghiburan bagi keluarga.
Kata sambutan dari Jemaat Kemang Pratama diwakili oleh Bapak Jerry Manurung. Bapak Manurung mengajak keluarga untuk menaruh harap kepada Yesus dan tetap setia hingga bertemu di pagi yang cerah. Pendeta S. Simanjuntak mewakili keluarga besar Arsyad menyampaikan terima kasih kepada jemaat Kemang Pratama, pimpinan dan officers Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, gembala-gembala di Wilayah IV Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya, dan kepada semua yang hadir yang telah mempersiapkan dan menjalankan semua acara bagi keluarga yang berduka.
“Tabib Besar ada dekat” itulah lagu yang dinyanyikan seluruh hadirin dengan hikmad dan Pendeta Berlin Samosir membawakan doa tutup untuk menutup rangkaian acara
pelepasan almarhum opa Arsyad di gereja Kemang Pratama. Sebelum peti jenasah ditutup, keluarga dan hadirin diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir dan menyalami anggota keluarga satu per satu. Setelah itu peti jenasah ditutup dan dibawa menuju mobil jenazah yang menanti di depan pintu gereja. Iring-iringan mobil bergerak menuju TPU Pondok Rangon dengan teratur.