Friday, May 29, 2009

Perpisahan - Keluarga Ronny Kountur

Acara perpisahan bagi keluarga Ronny Kountur yang akan berpindah tugas ke Filipina diadakan pada hari Sabat, 23 Mei 2009 dipimpin oleh ibu Sari Tobing. Lagu pembuka “Ajaiblah Yesus Juruslamatku”, dinyanyikan dan doa pembuka dilayangkan oleh Bapak Christian Siboro. Sekilas tentang keluarga Ronny Kountur disampaikan oleh pemimpin acara, keluarga ini bergabung di jemaat Kemang Pratama sejak tahun 2002. Dalam masa keanggotaannya di Kemang Pratama, mereka mendapatkan pertambahan anggota keluarga yaitu dengan lahirnya Natasya Kountur dalam keluarga mereka yang saat ini sudah berusia 6 tahun. Kemudian Christian, anak sulung, juga ikut bergabung di jemaat Kemang Pratama sejak beberapa tahun ini. Kimberly, anak kedua, yang tengah berlibur dalam beberapa bulan terakhir bersama berbakti di Kemang Pratama. Dalam pelayanannya di jemaat Kemang Pratama, bapak Ronny Kountur pernah menjabat sebagai ketua jemaat dan di tahun 2009 ini beliau menjabat sebagai pemimpin Departemen Rumah Tangga.

Lagu spesial “Yesus Sahabat Terindah” dibawakan oleh semua teman-teman dari Christian, Kimberly dan Natasya Kountur. Sebelum renungan disampaikan, Bapak Ronny Kountur menyampaikan latar belakang mengapa mereka harus pindah ke Filipina. Sudah sejak 2 tahun terakhir ini, bapak Ronny mendapat tawaran pekerjaan untuk mengajar Statistic di AIIAS (Adventist International Institute of Advanced Studies) Filipina. Namun bapak Ronny selalu meminta agar mereka mencari calon yang lain. Tetapi Tuhan punya rencana yang indah buat keluarga bapak Ronny, karena ternyata pihak Universitas tidak menemukan calon yang lain dan tetap meminta bapak Ronny untuk mengajar di AIIAS Filipina. Setelah menjalani beberapa prosedur persyaratan, akhirnya pada tanggal 25 Mei 2009 bapak Ronny Kountur beserta seluruh keluarga akan berangkat ke Filipina. Oleh karena pihak Universitas memberikan fasilitas untuk bisa pulang ke Indonesia setahun sekali maka pak Ronny pun akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa berkumpul dengan sahabat-sahabat di Kemang Pratama. Satu semangat yang patut diteladani dari bapak Ronny adalah, beliau mengatakan, “Saya selalu siap untuk melayani Tuhan dimanapun saya bekerja, apakah di dalam lembaga Tuhan atau dimanapun saja, karena dalam hidup ini apalagi yang bisa kita lakukan kalau bukan untuk melayani Tuhan”.

Renungan disampaikan oleh bapak Wilson Tobing yang mengajak kita untuk melihat teladan dari pohon kurma. Pohon kurma tumbuh di padang pasir yang gersang, tetapi dimana ada pohon kurma disana ada sumber air yang artinya dimanapun kita berada kita harus selalu dekat dengan sumber air kehidupan yaitu Yesus Kristus. Pohon kurma selalu menancapkan akarnya jauh kedalam bumi sehingga dia kuat akan hembusan angin dan tahan dari segala cuaca bahkan daunnya tidak pernah kering, demikian juga kita hendaknya selalu menancapkan iman kita lebih dalam kepada Kristus agar kita bisa tahan terhadap segala macam pencobaan. Pohon kurma menghasilkan buah yang manis, rasa manisnya akan member kekuatan dan kesegaran bagi orang yang memakannya, begitu juga dengan kita biarlah kita juga bisa menjadi orang yang dapat memberikan kekuatan dan kesegaran bagi setiap orang yang berinteraksi dengan kita. “Kiranya nasehat ini bisa memberikan semangat kepada keluarga Ronny Kountur juga kepada kita semua untuk tetap setia dalam melayani Tuhan dimanapun saja kita berada”, kata bapak Wilson Tobing mengakhiri renungan siang itu. Doa berkat bagi keluarga Ronny Kountur dilayangkan oleh Pendeta E.H. Tambunan.
Gereja memberikan kenang-kenangan kepada keluarga Ronny Kountur untuk dibawa ke Filipina agar menjadi ingatan akan saat-saat indah yang pernah mereka lalui bersama-sama di jemaat Kemang Pratama. Kenang-kenangan ini disampaikan oleh bapak Willy Wuisan. Sambutan mewakili gereja disampaikan oleh Bapak Sontani Purnama, yang kembali mengingatkan kita akan kelezatan masakan dari ibu Elly Kountur yang akan selalu dirindukan oleh seluruh anggota jemaat Kemang Pratama. Sambutan mewakili sahabat anak-anak disampaikan oleh Daniel Simanjuntak, yang mengingatkan kembali akan masa-masa pertama kali Christian bergabung di jemaat Kemang Pratama yang sudah mengalami banyak perubahan baik dari pertumbuhan fisik juga bertambah akrab dengan semua remaja di Kemang Pratama. Mazmur 121:1-8 dibacakan oleh pemimpin acara sebelum lagu penutup dari lagu sion no 274 “Biarkan Aku Pergi” dinyanyikan. Doa tutup dilayangkan oleh bapak Willy Wuisan.