Mazmur 42 : 6 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku dan gelisah didalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepadaNya, penolong dan Allahku.”
Ketika saya mendapat tugas dari kantor untuk menyampaikan pemberitahuan kepada salah satu karyawan bahwa dia akan terkena pemutusan hubungan kerja, hati saya betul-betul tidak sanggup. Saya merasa tidak siap berhadapan dengan karyawan ini karena selain tipe orangnya yang temperamental, saya juga merasa tidak tega untuk mengatakannya. Tetapi saya hanyalah pegawai, tentunya harus melaksanakan tugas yang diberikan. Oleh sebab itu saya pun akhirnya melakukannya. “Nanti setelah makan siang, tolong bapak datang ke ruang saya. Ada hal yang harus disampaikan.”, kata saya padanya. Dia hanya mengangguk tanpa jawaban. Waktu yang ditentukanpun tiba, dia datang menemui saya. Saya belum mulai berbicara ketika tiba-tiba dia menggebrak meja dan berkata dengan kasar. “Bapak maunya apa sih ?! Kok pakai acara memanggil saya ke sini ??”, suaranya sangat keras terdengar. Dalam hati saya langsung berdoa, Tuhan tolong saya agar bisa mengendalikan diri agar tugas yang diberikan perusahan bisa saya laksanakan dengan baik.
“Maaf jika saya sudah mengganggu waktu anda. Saya mohon pengertian anda karena saya harus menyampaikan sesuatu hal kepada anda!”, jawab saya dengan tenang. ”Maksud bapak apa? Langsung saja pada intinya!”, katanya masih dalam nada yang tinggi. “Begini pak, karena beberapa kesalahan bapak maka terhitung mulai besok bapak dibebas tugaskan dari pekerjaan bapak disini.”, kata saya padanya. “Bapak jangan macam-macam dengan saya ya!”, bentaknya dengan marah sekali. ”Jika bapak tidak mau membatalkan putusan perusahaan, bapak akan tahu sendiri akibatnya nanti !”, katanya bernada mengancam. Saya hanya berdiam diri, saya percaya Tuhan tidak akan membiarkan sesuatu yang berbahaya terjadi pada saya. ”Sekali lagi saya peringatkan bapak, jangan coba-coba untuk memberhentikan saya…!! Bapak akan menanggung akibatnya. Saya bisa berbuat apa saja untuk membalas sakit hati saya pada bapak karena perusahaan ini!”, wajahnya yang merah padam sambil pergi meninggalkan saya. Setelah peristiwa itu, secara manusia hari-hari menuju pekerjaan saya lalui dengan pergumulan. Terus terang ada rasa khawatir juga siapa tahu ancamannya benar-benar akan dilakukan. Hari-haripun berlalu hingga apa yang saya khawatirkan sama sekali tidak terbukti. Saya dapat pergi dan pulang dari kantor dengan selamat. Saya yakin ini semua adalah karena penjagaan Tuhan sehingga saya terluput dari amarah manusia.
Ayat renungan kita pada pagi ini mengatakan agar jiwa kita jangan gelisah dan tertekan, karena Tuhan adalah penolong kita. Dalam aktifitas dan pekerjaan kita setiap hari, kita sering dihadapkan pada problem dan konflik, yang mungkin bukan menjadi kemauan kita. Terkadang konflik itu dapat menimbulkan ketegangan dan ancaman kepada kita. Sebagai manusia, hal ini dapat membuat kita khawatir. Tuhan mengatakan agar kita jangan gelisah dan tertekan dalam menghadapi masalah, karena Dia akan menolong kita. Kita patut untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan dalam melaksanakan aktifitas kita setiap hari. Tuhan akan memberikan kita kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas dan aktifitas kita. Tuhan akan memberi ketenangan dalam diri kita. Mari kita berharap dan bersyukur kepadaNya setiap hari.
Have a good day !