Setelah beberapa lama kami hanya mampu untuk tinggal di rumah kontrakan, akhirnya kami sepakat untuk memiliki rumah sendiri, “Bagaimana caranya kita bisa memiliki rumah pa, sementara uang kita belum cukup?”, tanya istri saya ketika itu, “Oh tentu saja kita harus menggunakan bantuan bank, dengan demikian kita bisa membayar dengan cara mencicil. Jadi tidak terlalu berat membayarnya”, jawab saya kepada istri. Akhirnya semua proses berjalan lancar dan kami pun pindah ke rumah milik kami seperti yang kami idam-idamkan. Dua tahun tinggal di rumah baru, Tuhan memberkati kami, karena istri saya mengandung anak yang ketiga. Hati kami sangat bersukacita mendapat berkat ini.
Namun masalah lain kini muncul. Jarak dari rumah kami ke rumah sakit bersalin sangat jauh, sementara istri saya perlu melakukan pemeriksaan rutin dan itu memerlukan perjalanan waktu yang cukup lama. “Melihat kondisi kita sekarang ini, bagaimana jika mama mulai diperiksa di dokter kandungan yang dekat sini saja ?”, usul saya kepadanya. “Papa tidak usah khawatir.., biarlah mama tetap diperiksa oleh dokter langganan kita. Kalau ganti-ganti dokter rasanya kurang enak pa. Pelan-pelan nanti kita pelajari apakah memungkinkan melahirkan di rumah bersalin yang terdekat.”, kata istri saya. “Semoga saja jika sudah saatnya untuk melahirkan bisa jatuh pada hari Minggu, di samping jalanan tidak macet juga papa bisa membantu mama dengan cepat.’, kata saya berharap. Saya berdoa kepada Tuhan agar harapan saya dapat terwujud. Puji Tuhan ! Doa saya didengar Tuhan. Hari Minggu pukul 4 pagi istri saya mulai merasakan mulas. Segera kami berangkat menuju ke rumah sakit langganan. Istri saya melahirkan seorang bayi perempuan mungil yang sehat.
Di pagi ini ayat renungan mengajak kita untuk percaya kepada Tuhan, Ia setia untuk menunjukkan jalan yang harus kita tempuh. Terkadang kita merasa khawatir atas peristiwa-peristiwa di masa depan yang belum terjadi, gantinya berserah kepada Tuhan akan segala sesuatu dalam hidup kita. Hanya Tuhan yang tahu akan masa depan, dan Tuhan mengajak kita untuk percaya kepada-Nya, sebab Ia setia dan akan memelihara kita selalu. Bila kita menengok pertolongan Tuhan pada masa lalu, kita akan menyaksikan bahwa Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita. Mari kita berserah kepadaNya setiap hari.
May we receive His wonderful blessings !
If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Saturday, May 30, 2009
Berserah Kepada-Nya
Mazmur 143:8 “Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.”