Thursday, May 28, 2009

Bintang Yang Bersinar

Mazmur 1:2 “Tetapi kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”










Sudah menjadi kebiasaan saya setiap hari Sabtu menelepon ibu yang tinggal di kampung. Usianya memang sudah lanjut. Tetapi setiap pukul 6 pagi dengan setia beliau menanti dering telepon saya. Perbincangan kami biasanya seputar hal-hal yang sederhana. “Bagaimana kesehatan mama hari ini?”, kira-kira itulah pertanyaan saya. Biasanya dengan tenang dan santai dia menjawab, “Mama baik-baik selalu atas doa kalian”. “Bagaimana dengan membaca alkitab apakah mama tetap rajin melakukannya?”, tanya saya “Oh, tentu saja. Walapun sakit Parkinson mama cukup mengganggu gerakan, tetapi rasanya mama tetap tidak terhalang untuk membaca alkitab.”, jawabnya mantap seakan bersaksi pada saya. Pada suatu hari minggu, saat kami sedang melayat ke rumah teman yang sedang berduka saat hand phone saya berbunyi. “Mama sudah pergi meninggalkan kita…”, suara lemah di seberang sana berbicara. Saya sangat terpukul mendengar berita ini, seakan tidak bisa dipercaya! Tetapi inilah kenyataan yang terjadi. Maka kami pun segera berangkat menuju ke kampung halaman saya.

Puji Tuhan, kami tiba di sana dengan selamat. Rangkaian acara pun dilalui dan tiba saatnya kami ke pemakaman. Waktu itu kira-kira pukul 3 sore, cuaca lumayan cerah. Iring-iringan rombongan pengantar jenazah mulai bergerak. Di atas langit saya melihat ada satu bintang yang cahayanya begitu terang. Saat itu tidak ada orang lain yang memperhatikannya, “Mam, coba lihat ! Ada satu bintang yang terus bercahaya di langit sejak kita menuju tempat ini.”, kata saya berbisik kepada istri. “Kok papa tahu, kapan papa mulai perhatikan?”, tanya anak saya ikut mendengar. “Sebetulnya papa sendiri tidak sengaja melihatnya, karena hari kan masih siang, tidak biasa ada bintang. Tapi ketika papa lihat ke atas kok ada bintang yang terus bercahaya..”, jawab saya menjelaskan kepada mereka. “Wah papa betul juga! Coba kita perhatikan ya..”, seru mereka bersamaan. Di saat itu salah seorang anak kami merekam pemandangan tersebut agar bisa kami jadikan kenangan yang nyata. Dalam perjalanan pulang kami mendiskusikan keheranan kami tentang bintang tersebut. “Sepertinya bintang tersebut adalah sinar yang Tuhan kirm untuk menyatakan bahwa Tuhan begitu berkenan dengan kehidupan opung ya pa!”, anak saya melontarkan pemikirannya, “Yah, kelihatannya memang seperti itu. Jika Yesus datang nanti, kita bisa kembali dipertemukan dengan opung yang kita sayangi “, jawab saya berharap.

Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa kesukaan orang benar adalah membaca firman Tuhan setiap hari. Dan lebih dari itu, orang benar juga suka untuk merenungkan firman Tuhan. Tuhan berkenan kepada orang yang benar. Dan Ia rindu agar kita mempelajari firman-Nya setiap hari. Firman Tuhan akan menuntun kita kepada kebenaran dan memastikan kita selalu berada di jalan yang Ia kehendaki. Itu akan membukakan mata hati kita untuk melakukan yang benar dan adil. Firman Tuhan akan memberikan kita kesegaran, sukacita dan pengharapan dalam menjalani kehidupan ini. Marilah kita setia mempelari firman Tuhan setiap hari yang akan menuntun kita hingga Yesus datang kembali nanti !

Have a great day !