Amsal 17 : 22 “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang-tulang.”
Di kantor saya setiap hari Senin telah menjadi jadwal untuk rapat mingguan. Pagi itu selesai rapat, saya teruskan dengan mengerjakan tugas-tugas rutin. Lima belas menit kemudian tiba-tiba saya merasakan ada sesuatu hal yang tidak biasa dengan tubuh saya, padahal selama rapat tadi saya tidak merasakan sakit apapun. Entah kenapa tiba-tiba saya merasa keringat dingin bercucuran keluar dari tangan dan kaki saya dan secara cepat saya merasakan tubuh ini kehilangan keseimbangan, mau jatuh rasanya. Saya mulai khawatir dan panik, segera saya menelepon istri. “Mama.., badan saya kok rasanya tidak seperti biasanya. Bisa tolong segera jemput saya di kantor karena rasanya sudah tidak kuat berdiri…”, kata saya. “Ok pa.., saya segera ke sana ! Tapi sambil menunggu saya tiba, pastikan ada yang menemani papa.”, jawab istri saya. “Ok, nanti papa minta tolong teman untuk menemani selama mama belum datang…”, jawab saya lemah “Sekarang yang penting papa tenang ya, berdoalah minta pertolongan Tuhan”, katanya sebelum menutup telepon.
Segera setelah itu saya menelepon atasan memberitahukan mengenai keadaan yang saya alami dan meminta agar dapat diberikan ijin pulang lebih awal untuk ke rumah sakit. “Bagaimana keadaan mu pa?”, suara istri saya memecah keheningan ruangan kerja saya. “Eh, mama sudah tiba.., ayo kita cepat pergi ke rumah sakit ! Badan saya rasanya lemas sekali”, ajak saya kepada istri. Bergegas kami menuju rumah sakit yang terdekat, kami langsung ke Unit Gawat Darurat agar segera mendapat pertolongan dokter. Tetapi sudah cukup lama kami menunggu namun dokter tidak datang juga. “Suster, kira-kira berapa lama lagi dokternya datang?”, tanya istri saya mulai tidak sabar karena melihat keadaan saya yang perlu pertolongan segera.”Mohon kesabarannya ya bu, sebentar lagi beliau tiba di sini”, jawab perawat seadanya. Setelah sekian lama menanti akhirnya dokter yang bersangkutan tiba. Beliau langsung melakukan observasi terhadap keluhan saya, “Kelihatannya bapak harus di rawat di rumah sakit agar kami bisa menemukan penyebab penyakit bapak”, kata dokter saat itu. Dua minggu lamanya saya dirawat di rumah sakit tetapi dokter tidak dapat menemukan apa sebetulnya penyakit yang saya derita. “Anda hanya perlu menjaga pola makan yang sehat, berolah raga secara teratur, dan jangan lupa harus mengusahakan untuk tetap gembira dalam menjalankan tugas.”, itulah nasehat dokter ketika memperbolehkan saya untuk pulang ke rumah.
Ayat renungan kita pagi ini mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Kesehatan adalah harga yang tak ternilai. Dan memiliki tubuh yang sehat adalah keinginan semua orang. Namun penyakit adalah hal yang tak terduga dan tak terelakkan dalam hidup di dunia ini. Penyakit datang saat kita lupa mengikuti pola kehidupan yang sehat. Salah satu sumber kesehatan yang perlu kita ingat dan lakukan adalah menjaga hati dan pikiran kita agar tetap gembira dan penuh syukur. Hati yang gembira menimbulkan semangat dan optimisme. Hati yang dipenuhi syukur kepada Tuhan atas segala berkat yang kita terima dan senantiasa berpikir positif, akan membuat kita bergembira setiap hari.
May we receive His wonderful blessings today !