Wednesday, May 20, 2009

Tuhan Penolongku

Mazmur 23 : 1 “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.”







Jika ada saat dimana kita merasa tidak berdaya, itu adalah saat dimana kita tidak bisa lagi menyekolahkan anak kita. Keadaan seperti ini kami alami tepat ketika anak kami sedang duduk di bangku kuliah. Secara tiba-tiba suami saya harus kehilangan pekerjaan. “Mama, jangan lupa yaa…, uang kuliah semesteran sudah harus dibayar bulan depan”, bunyi pesan di handphone saya hari itu. “Bagaimana pap? Apa yang bisa kita katakan kepada anak kita tentang keadaan yang sedang kita hadapi ? ”, tanya saya memohon saran pada suami. “Kita harus usahakan dulu mam…, jangan sampai dia tahu kesusahan kita. Kasihan, nanti dia tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar..”, suara suami saya berusaha tenang. “Tapi darimana kita akan mendapatkan uang untuk membayarkan semua itu pap?”, tanya saya lagi. “Kita coba dulu untuk meminjam dari saudara kita, siapa tahu mereka bisa menolong dengan cepat. Nanti kita berusaha agar bisa segera mengembalikannya”, katanya dengan yakin. ”Apakah papa yakin mereka bisa menolong kita?”, tanya saya tak percaya. “Ayo kita segera kesana. Dulu dia pernah menjanjikan kepada saya jika kita dalam kesulitan mereka pasti akan membantu”, kata suami saya seraya mengajak kita pergi. Malam itu juga kami segera pergi mendatangi rumah saudara kami dan mengutarakan maksud kami bertemu dengan mereka. “Sayang sekali…, kami tidak bisa membantu kalian. Kebetulan dana kami juga sedang tidak ada. Jadi mohon maaf sekali, kami tidak bisa memberi pinjaman kepada kalian”, katanya kepada kami malam itu. Saya dan suami sangat kecewa. Dalam perjalanan pulang kami berdiskusi. Tidak ada pilihan lain kecuali kami harus menyuruh anak kami untuk berhenti kuliah, karena kami betul-betul tidak lagi bisa membiayai kuliahnya.

Sementara kami sudah memutuskan itu sebagai langkah terakhir yang akan kami lakukan, hari demi hari kami tetap berusaha menyerahkan masalah ini ke dalam tangan Tuhan. Kami percaya Tuhan mempunyai banyak cara untuk melihat kesusahan kami. Hingga satu hari, telpon di rumah berbunyi. “Hallo ! Selamat pagi. Apa kabar teman?”, suara di seberang sana sepertinya sangat saya kenali.”Selamat pagi, saya baik-baik saja. Terima kasih”, jawab suami saya. ”Bagaimana, apakah kamu siap untuk kembali bekerja dengan tim kita?”, tanya suara di seberang mengejutkan. Tentunya ini berita yang sangat menyenangkan hati kami. ”Oh...tentu! Tentu saja! Saya siap untuk menerima kabar baik ini.”, sahut suami saya dengan cepat. Seterusnya pembicaraan diselesaikan dengan permintaannya agar suami saya datang menemuinya di kantor. Suami saya kembali mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang cukup untuk membuat anak saya dapat melanjutkan kuliah. Kami betul-betul melihat kuasa Tuhan dalam kehidupan kami ini.

Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa Tuhan adalah gembala kita yang senantiasa mencukupi kita. Tuhan menjanjikan kepada kita bahwa kita tidak akan kekurangan. Dalam menjalani kehidupan ini, terkadang kita dihadapkan kepada masalah yang besar. Jika kita hanya bergantung kepada kekuatan kita, maka boleh jadi kita akan mengalami kekecewaan, karena sebagai manusia kita memiliki kesanggupan dan kuasa yang terbatas. Tetapi jika kita berserah kepada Tuhan dan membiarkan kuasa Tuhan yang bekerja bagi kita, maka kita akan menyaksikan keajaiban kuasaNya. Tuhan memiliki kuasa untuk memberikan jalan keluar kepada setiap masalah kita. Marilah kita selalu menaruh percaya dan harapan kita kepada Tuhan, gembala kita yang baik. Ia sanggup untuk menolong kita.

Have a wonderful day !