“Yang ini buat Kakak aja ya ….. biar yang ini buat Ade.” Begitulah selalu yang terjadi di antara sang kakak beradik ini. Sang kakak selalu diberikan kesempatan oleh orang tuanya untuk memilih terlebih dahulu hadiah yang ada, karena ia anak yang tertua. Ironisnya, sang kakak selalu memilih hadiah yang paling bagus untuk dirinya. Tidak jarang sang adik hanya menangis untuk menunjukkan rasa kesalnya baik kepada orang tua maupun pada kakaknya karena ia harus siap menerima hadiah yang tersisa, apapun jenis dan model hadiah itu, walau terlalu sering ia sesungguhnya tidak menyukai jenis dan model hadiah yang sisa.
Saat yang ditunggu pun akhirnya tiba, yakni acara perayaan menyambut Tahun Baru. Seperti biasanya, Sang Oma mengirimkan berbagai hadiah untuk dibagikan kepada para cucunya. “Dek …. ayo kesini sebentar! Mama sama Papa mau ngomong..” “Ada apa ya Ma, Pa?”, jawab Adek. “Ini loh ada kiriman dari Oma, kamu yang pilih duluan ya, biasanya kan selalu kakakmu, sekarang kesempatanmu nak”, kata kakak kami kepada anak-anaknya. Wah Adek pun girang sekali, tak sabar dia melihat hadiah dari Omanya. Wah truk warna merah itu begitu indahnya, mengkilat dan bagus sekali, aku pilih yang ini sajalah, biar Kakak dapat yang warna kuning, kurang menarik, lebih kecil lagi, pikir Adek dalam hati, ini kesempatanku. “Ayo dek, dipilih ya”, kata papanya. Lalu Adek melihat ke arah dua mainan tadi, matanya tertuju pada truk yang bewarna merah, tetapi dia memalingkan matanya dan mengambil truk yang berwarna kuning. “Saya pilih yang kuning saja ya Pa.” “Lah, kenapa sayang? Mama tau kamu kan suka warna merah? Ambil yang merah juga ga apa-apa kok”, si Adek terdiam sejenak, “Aah ga ahh aku mau yang ini saja.” “Beneran nih, kamu pilih yang itu Nak?”, Papanya mulai bingung. Lalu Adek berkata, ”Iya Ma, Pa aku yakin sekali, aku akan memberikan yang terbaik untuk Kakak.”
Demikian halnya dengan Bapa kita yang di sorga, diliputi oleh sifat kasih-Nya yang begitu besar, Dia telah memberikan Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal untuk mati di kayu salib menjadi korban pendamaian bagi penebusan saudara dan saya. Sudahkah di dalam kehidupan saudara dan saya, kita telah memberikan yang terbaik untuk Tuhan? Apakah yang kita berikan selama ini sudah sebanding dengan pengorbanan Yesus di kayu salib? Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Yesus, hendaklah kita memberikan yang terbaik untuk-Nya. Jika engkau merasa tertekan, mengalami penderitaan dan kesusahan hidup bahkan merasa putus asa, ingatlah pengorbanan Yesus melebihi semua penderitaan dan beban hidup kita, tidak ada alasan bagi kita berputus asa, sebab Yesus yang menyelamatkan kita dapat menyelesaikan segala perkara hidup kita, jikalau saudara dan saya mengundang Dia untuk menyelesaikan permasalahan hidup kita. Hiduplah bergantung kepada Yesus, sebab Ia sanggup melakukan dan memberikan yang terbaik untuk hidupmu dan hidupku. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol “Tell A Friend” dibawah ini :