Saya hidup sebatang kara sebagai seorang janda yang ditinggal pergi oleh suami yang menikah kembali dengan orang lain. Banyak aktifitas yang saya lakukan untuk mengisi berlalunya waktu setiap hari. Suatu sore saya sedang bersantai di rumah sambil menonton televisi, entah siapa yang menaruh sebuah buku bacaan di atas meja di rumah saya, mata saya tertuju dan tertarik kepada buku tersebut dan mengambilnya untuk membaca. Tertarik dengan satu topik, saya pun terilhami saat membaca satu cerita dimana ada seorang pelukis terkenal sedang berada di atas gunung. Ia ditemani oleh sebuah kanvas dan sekumpulan pensil cat cair. Setelah beberapa jam ia habiskan waktu untuk menggali ide lukisan yang bagus dipandang mata dan menarik perhatian orang, ia pun mulai mengambil pensil cat cair dan menuangkan ide yang didapatkan dalam sebuah lukisan. Cukup lama ia menghabiskan waktu tinggal di atas gunung guna menyelesaikan lukisan itu bahkan hingga tiga hari lamanya untuk menuntaskan sebuh lukisan.
Seperti lazimnya, ia akan memandang lukisan yang telah diselesaikannya dari pemandangan dekat maupun jauh untuk memastikan lukisan itu sempurna adanya. Demikian asyiknya ia memandang lukisan tersebut, sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa ia telah berada di tepi puncak gunung dan siap untuk terjatuh ke lembah yang mematikan. “Udah cukup sempurna lukisanku ini, warna dan corak lukisan pun sudah sangat sempurna”, ucap sang pelukis dalam hati. Sementara ia asyik memandang dan memandang lukisan itu dengan seksama, tiba-tiba harapannya sirna dan dibuyarkan oleh karena seseorang datang dan mengobrak-abrik lukisan tersebut. Serta merta ia pun mendekat ke lukisan yang telah rusak dan menghampiri seseorang yang merusaknya dan dipenuhi dengan kemarahan dan kegeraman yang sangat. Hampir saja ia memukul orang yang merusak lukisan itu, namun tiba-tiba kepalan tangannya di tahan oleh orang itu sambil berkata, “Aku sengaja merusak lukisan ini sebab kalau tidak saya rusak kamu akan terjungkal ke lembah dan celaka pastinya. Sebab demikian asyiknya kamu memandang lukisan itu hingga kamu lupa bahwa kamu sudah berada di tepi bahaya. Saya datang untuk menyelamatkanmu.
Sang pelukis pun akhirnya berterima kasih kepada orang yang merusak lukisan itu karna nyawanya terselamatkan dan pastinya lebih mahal dari nilai lukisan itu sendiri. Allah menolong kita mengerti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita tentu mengandung makna yang tersembunyi dan berarti bagi hidup kita sebab kita tau Allah memeliharakan kita baik melalui pimpinan tangan-Nya secara langsung maupun menggunakan tangan orang lain untuk menyelamatkan kita dari bahaya dan maut sama seperti sang pelukis diselamatkan Allah melalui tangan orang lain. Tatkala kita yakin Ia memimpin hidup kita, sungguh pimpinan-Nya akan menjadi bagian kita. Allah menolong hidup kita untuk setia dan berguna bagi Allah setiap hari. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini :