“Wah .. kira-kira hari Kamis nanti udah mulai macet gak ya di jalan tol? Takutnya pemudik udah mulai turun ke jalan, pasti macet deh tuh jalanan.” Obrolan ini menjadi konsumsi di antara saya dengan teman-teman di kantor karena setiap hari kami menggunakan jasa layanan tol menuju ke luar kota untuk mencapai kantor tempat kami bekerja. “Kalo Kamis sih mungkin belum macet banget, tapi kalo hari Jumat udah bisa dipastiin maceh deh tuh”, jawab teman bicara pada sore hari menjelang bersiap-siap pulang kantor. “Paling-paling kita nyampe kantor jam sebelas atau jam dua belas, itu pengalaman kita di tahun-tahun lalu saat jadwal pemudik udah turun ke jalan”, lanjut sang teman menerangkan.
Tahun demi tahun kita melihat jalan tol menuju ke luar kota baik jalan tol Jagorawi, Merak maupun Cikampek selalu dipadati oleh ratusan bahkan ribuan kendaraan yang melintas pada saat yang hampir bersamaan karena satu budaya mudik ke kampung halaman beberapa hari sebelum Ramadhan berakhir dan sangat mengharapkan dapat tiba di kampung halaman sesaat sebelum jam takbiran tiba. Bermacet-macet ria di jalanan, menghabiskan waktu berhari-hari di jalan raya bahkan menginap di kemacetan jalan raya, tidak mendapat tidur yang cukup, semua itu tidak membuat keinginan tiap-tiap keluarga pemudik surut untuk pulang kampung. Semua itu mereka tempuh dengan segala tantangan yang ada di dalamnya asalkan mereka dapat bersilaturahmi dengan kakek dan nenek, orang tua bahkan keluarga yang ada di kampung. Pantas kita acung jempol untuk semangat para pemudik bersilaturahmi di kampung halaman dengan segala hambatan, kesulitan dan keletihan yang harus dihadapi dan dikorbankan.
Bagaimana dengan saya dan para sahabatku yang dikasihi Kristus, adakah kita memiliki kerinduan yang sama seperti kerinduan para pemudik, walaupun menghadapi berbagai tantangan di perjalanan baik kemacetan, kurang tidur, badan letih, bahkan dituntut kesabaran yang lebih saat menempuh perjalanan untuk jarak yang relative singkat namun harus dicapai dalam hitungan beberapa jam, kita akan tetap maju demi satu tujuan tiba di kampung halaman yakni tanah air sorgawi untuk bersilaturahmi dengan Allah dan seluruh saudara-saudara kita seiman yang telah berada di sorga terlebih dahulu. Adakah anda dan saya memiliki satu kerinduan besar agar kelak dapat meletakkan jari tangan kita di atas telapak tangan Yesus yang tertusuk paku dan berlobang itu? Apa persiapan yang telah kita lakukan sejak saat ini agar kelak kita siap mudik beramai-ramai, berjalan dengan sabar dan tenang menapaki pintu gerbang surga, satu demi satu, kita akan berjalan menapakinya dibarengi dengan kerinduan besar untuk disambut Yesus di pintu gerbang surga. Allah menolong kita untuk memandang ke atas, focus kepada tujuan kita yakni mudik ke tanah air yang lebih baik yaitu sorga. Amin.
Mari Kita bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat Kita dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" dibawah ini :