If I could catch a rainbow, I would do it just for you, and share with you its beauty, on the days you're feeling blue. If I could build a mountain, you could call your very own, a place to find serenity, a place to be alone. If I could take your troubles, I would toss them in the sea, but all these things I'm finding, are impossible for me. I cannot build a mountain, or catch a rainbow fair, but let me be what I know best, a friend who's always there. - Kahlil Gibran -
Wednesday, September 30, 2009
Mayoritas, Belum Tentu !
Pembahasan tentang raja Nebukadnezar yang memimpin saat itu dan mengeluarkan titah pada rakyat untuk menyembah patung buatannya. Tetapi TUHAN bekerja dengan cara yang tidak diketahui oleh manusia. Ketika Sadrak, Mesakh dan Abednego diperintahkan untuk masuk ke dalam dapur api, karena tidak mau menyembah patung itu, kuasa Tuhan memelihara mereka bertiga. Mereka tidak terbakar sama sekali. Ini adalah pemeliharaan Tuhan bagi mereka bertiga yang tidak ragu-ragu untuk menunjukkan iman mereka pada Tuhan Allah, di hadapan semua orang termasuk raja saat itu. Sadrak, Mesakh dan Abednego bisa saja tidak dihukum saat itu kalau mereka berpura-pura menyembah patung. Tetapi mereka memilih untuk berpegang pada imannya. Dan terbukti, iman itu yang memelihara mereka selamat dari dapur perapian. Walaupun mereka bertiga tergolong minoritas saat itu di tengah-tengah mayoritas yang menyembah patung saat itu, mereka tidak ragu menujukkan kesetiaannya pada Tuhan. Kuasa Tuhan memelihara mereka yang setia kepada-Nya.
Pendeta Hutauruk menyimpulkan hal ini patut diaplikasikan dalam hidup kita. Kita jangan ragu dan malu untuk memperlihatkan iman kita, walau kita berada dalam kelompok yang kecil di antara kelompok yang besar. Setan mempunyai banyak cara untuk menjatuhkan iman kita, yang dapat membuat kita tergoda untuk menyangkal iman kita seperti yang dialami oleh Petrus dengan menyangkal Yesus. Tapi Petrus saat itu memilih untuk menyadari kesalahannya, sehingga dia tetap menjadi pengikut Yesus yang setia. Tidak selamanya kita bisa sadar untuk memilih sikap yang benar seperti Petrus. Apalagi kalau kita tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan Tuhan. Untuk itu kita harus membiasakan diri untuk setia dalam perkara–perkara kecil, sehingga pada saat kita mengalami perkara–perkara besar maka kita akan diberikan kesanggupan untuk mengatasinya. Mengakhiri renungan yang baik malam ini, Pendeta Hutauruk mengutip ayat dalam Matius 10:39 “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Puji Tuhan untuk renungan yang baik malam ini. Usai menyanyikan doa tutup, Ibu Tina Wira melayangkan doa di akhir kebaktian Vesper ini.
Tuesday, September 29, 2009
Pola Hidup Sebagai Murid Yesus
Memulai khotbahnya dengan mengutip sebuah peristiwa dalam Lukas 7:36, Pendeta Hutauruk menyampaikan saat Yesus diundang makan oleh seorang bernama Simon. Simon ingin bersyukur karena dia telah sembuh dari penyakit kusta dan ia mengundang banyak orang datang ke rumahnya. Di tengah-tengah acara, ada seorang wanita bernama Maria yang juga hadir dan duduk dekat Yesus. Sementara orang-orang sibuk berbicara satu dengan yang lain, Maria datang mendekat kepada Yesus, ia membawa sebuah minyak wangi yang tergolong mahal, yang ia beli dengan hati yang penuh sukacita. Maria menyadari bahwa Yesus tidak lama lagi akan mati. Selain dia bersyukur untuk pengampunan yang ia terima, Maria sebetulnya tengah memberikan yang terbaik bagi Yesus, mengangkat pujian bagi Dia, sebelum Yesus mati. Maria dipenuhi syukur yang sangat besar, karena dosanya yang besar telah diampuni.
Monday, September 28, 2009
Tiga Jiwa Menerima Baptisan Di Kemang Pratama
Usai janji baptisan, mereka berjalan ke ruang persiapan. Bapak David Tampubolon, Bapak Joy Silaban, Bapak Agustinus Silalahi sebagai diakon melayani mereka yang akan dibaptis di ruang ganti pakaian. Sementara Ibu Dahlia Hutauruk dan Ibu Tina Wira sebagai diakones juga berada di ruang belakang untuk melayani. Pendeta Hutauruk memimpin doa di ruang persiapan sebelum acara baptisan dimulai. Setelah itu satu per satu memasuki kolam baptisan. Pendeta Hutauruk menumpangkan tangan di atas kepala calon baptisan seraya berdoa, dan membaptiskan mereka.
Sebelum khotbah Sabat ini dimulai, Pendeta Hutauruk mengundang empat orang yang telah menerima baptisan maju ke depan mimbar. Mereka adalah Timothy, Chris, Veber yang telah dibaptiskan hari Sabat ini, serta Velan Sormin yang telah dibaptiskan pada hari Sabat 12 September sebelumnya. Pendeta Hutauruk menyampaikan selamat kepada mereka ber-empat yang telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi mereka dan mengajak mereka untuk tetap setia hingga Yesus datang kedua kali nanti. Bapak Christian Siboro atas nama jemaat Kemang Pratama menyampaikan selamat kepada ke-empat remaja yang telah dibaptis. Kenang-kenangan dari jemaat berupa Alkitab serta sertifikat baptisan diserahkan oleh Pendeta Hutauruk, Bapak Christian dan Bapak Sulasta. Puji Tuhan ! Empat jiwa telah menerima Yesus sebagai Juruselamat !
Sunday, September 27, 2009
Satu Jiwa Dari Kemang Pratama Dibaptiskan
Usai makan siang orang-orang mulai menuju ke kolam renang Sunter yang terletak hanya sekitar 10 menit dari Hall A PRJ. Jam menunjukkan pukul 14:00 siang ketika pinggir kolam renang mulai dipenuhi oleh pelbagai anggota jemaat di Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya. Pendeta Mark Finley, Pendeta Kuntaraf, beserta puluhan pendeta-pendeta lainnya sudah ada di tepi kolam renang. Ratusan orang-orang yang akan dibaptis juga sudah mulai berkumpul berkelompok bersama dengan gembala jemaat, ketua-ketua jemaat dan anggota-anggota jemaat yang mendampingi mereka. Satu per satu mereka memakai jubah baptisan yang telah disiapkan oleh tiap-tiap jemaat.
Pendeta Mastur Sitompul dari Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya memberikan instruksi kepada calon baptisan agar mempersiapkan diri berdasarkan nomor urut yang telah diberikan kepada masing-masing. Nomor urut yang berisi nama dan jemaat asal dari calon baptisan akan diserahkan kepada pendeta yang membaptiskan mereka. Dengan demikian nanti akan mudah untuk administrasi dan pencatatan lebih lanjut. Dari jemaat Kemang Pratama Velan Sormin memutuskan untuk dibaptiskan di Sabat 12 September ini. Velan terlihat diapit bersama Ibu Dahlia Hutauruk, Ibu Tina Wira dan Ibu Evelyn Sormin. Ketika tiba saatnya untuk dibaptis, Velan berjalan perlahan ke tengah kolam. Pendeta R.Y. Hutauruk, gembala jemaat Kemang Pratama, menyambut dan siap untuk membaptiskan Velan.
Acara baptisan dipimpin langsung oleh Pendeta Mark Finley dan diterjemahkan oleh Pendeta Jonathan Kuntaraf. Pendeta Finley memimpin doa baptisan, sementara pendeta-pendeta menumpangkan tangan mereka kepada yang akan dibaptiskan. Usai doa, serentak puluhan pendeta membaptiskan mereka sambil diiringi nyanyian dari yang hadir. Tampak wajah-wajah yang berbahagia terpancar dari mereka yang telah dibaptiskan. Puji Tuhan ! Satu jiwa dari jemaat Kemang Pratama telah menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadi pada Sabat ini.
Saturday, September 26, 2009
Lewi - Matius
Matius atau Lewi, adalah seorang pemungut cukai. Pekerjaannya menuntut dia harus mengumpulkan pajak dari bangsanya sendiri. Itulah sebabnya ia sangat dibenci oleh bangsanya, karena dianggap sebagai antek bangsa Roma. Oleh karena bangsa Roma menginginkan upeti yang tinggi dari orang Yahudi, sehingga ditunjuklah seorang dari bangsa Yahudi untuk menarik pajak itu dan menyetorkannya kepada bangsa Roma. Posisi inilah yang menyulitkan Matius. Matius, pada dasarnya adalah seorang rohaniawan dan jujur. Namun, oleh karena pekerjaannya itu, ia dikucilkan dari lingkungannya. Matius memang pernah mendengar tentang Yesus. Dan ketika Yesus datang kepadanya dan berkata, “Ikutlah Aku”, maka dengan tanpa ragu-ragu, segera Matius meninggalkan segalanya untuk mengikut Yesus. Kerinduannya untuk masuk dalam persekutuan dengan Yesus telah mengalahkan kerinduannya akan harta duniawi. Bahkan sebagai reaksi atas sukacitanya, Matius mengadakan pesta untuk menghormati Yesus dan mengundang kaum kelurga serta teman-teman sesama pemungut cukai. Ia juga rindu untuk memperkanalkan Yesus kepada kaum keluarganya, teman dan sahabat-sahabatnya.
Di sisi lain, orang Farisi dan Pemimpin Yahudi pada waktu itu tidak dapat menerima hal tersebut. "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?", tanya mereka. Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." Matius tidak menyombongkan diri sehingga dapat mengenal Yesus. Orang Farisi menganggap dirinya lebih hebat, sehingga tidak mau mengenal Yesus. Secara peribadatan dan pengetahuan, orang Farisi memiliki segalanya. Namun, oleh karena merasa diri mereka terlalu pandai, maka mereka tidak memerlukan lagi petunjuk untuk memperoleh keselamatan. Pekabaran yang dibawa oleh Kristus dan agama orang Farisi diibaratkan oleh Yesus sebagai anggur yang baru dan anggur yang lama. Ajaran Kristus yang diumpamakan anggur yang baru, bukanlah berarti suatu doktrin yang baru pula. Sebaliknya, apa yang diajarkan-Nya adalah pengajaran yang telah diajarkan sejak permulaan dunia ini diciptakan. Namun, oleh karena kebenaran itu telah hilang keaslian dan keindahannya, maka bagi orang Farisi, ajaran Yesus yang mengembalikan keaslian dan keindahan ajaran itu dianggap sebagai ajaran baru yang tidak dikenal serta tidak diketahui. Untuk menerima ajaran ini, seseorang harus mengosongkan dirinya. Dengan mengosongkan dirinya, dia dapat menjadi seorang pengikut Kristus sebenarnya. Apabila diri itu disingkirkan, maka Tuhan akan menjadikan seseorang suatu kejadian yang baru. Kerbat yang baru dapatlah diisi dengan anggur yang baru pula. Kasih Kristus akan memberikan pada orang percaya itu suatu kehidupan yang baru.
Friday, September 25, 2009
Kuis "Follow The Bible" - 6
Kuis hari ini mengacu kepada bacaan Alkitab yang telah anda ikuti sepanjang 7 hari, dari Sabat 19 September - Jumat 25 September 2009, yang mencakup Yoel pasal 1 - Nahum pasal 3.
Untuk memulai kuis ini, klik tombol Start Quiz. Untuk setiap pertanyaan, pilih salah satu jawaban yang tepat dengan klik lingkaran yang ada di sebelah kiri jawaban, kemudian klik tombol Submit My Answer di setiap halaman jawaban. Waktu maksimum yang diberikan untuk menjawab 10 pertanyaan ini adalah 5 menit.
Di akhir kuis, anda dapat melihat hasil nilai yang anda peroleh. Anda juga dapat melihat nilai rata-rata dari semua yang telah mengikuti kuis ini. Setelah itu anda juga dapat mengikuti jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Anda dapat mengikuti kuis ini kembali dengan klik tombol Try Again. Ajaklah keluarga dan sahabat anda untuk mengikuti kuis ini dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini. Ajak mereka untuk membaca Alkitab yang telah dijadwalkan dalam "Follow The Bible" setiap hari.
Wednesday, September 23, 2009
Acara Syukur Keluarga Ramlan Sormin
Ada banyak perjalanan rumah tangga dan pengalaman yang dilalui keluarga Ramlan dalam 14 tahun kehidupan rumah tangga dan semuanya itu patut untuk disyukuri. Dengan tiga momen penting yang jatuh pada bulan Agustus, keluarga Ramlan merasa sangat bersyukur atas semua berkat yang sudah Tuhan limpahkan selama ini bagi keluarga dan pada hari Minggu ini mereka ingin mengucap syukur bersama-sama dengan anggota Jemaat Kemang Pratama. Mengawali renungan di acara ini, lagu tema “Ku Senang Berada Dalam Keluarga Allah” dinyanyikan oleh sekitar 60 orang yang hadir siang itu. Renungan disampaikan oleh Pendeta R.Y. Hutauruk.
Acara diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion no. 260 “Senanglah Rumah” dan doa tutup dilayangkan oleh bapak Willy Wuisan. Usai acara, Bapak Ramlan menyampaikan terima kasih kepada semua yang hadir dan bersama-sama mengucap syukur kepada Tuhan hari ini. Kue ulang tahun disiapkan untuk ditiup oleh Velan dan Veber sambil diiringi oleh lagu Happy Birthday yang dinyanyikan oleh semua anggota jemaat yang hadir dengan semangat. Wuuussss…!! Wuuuussss…!! Lilin ditiup, tepuk tangan dan ucapan selamat disampaikan kepada Velan dan Veber. Setelah doa makan dilayangkan, semua menikmati makan siang yang telah disiapkan oleh keluarga Sormin.
Tuesday, September 22, 2009
Baby Shower - Eliel Silaban
Bapak Joy Silaban yang sudah dikaruniai satu orang putri yang bernama Audrey dan satu orang putra yang bernama Joel menyampaikan kesaksian atas kelahiran anak ke tiga mereka. Bayi mungil berjenis kelamin laki-laki yang hadir sebagai anak ketiga lahir pada tanggal 12 Agustus 2009 dengan berat 3,9 kg dan panjang 48 cm. Mengingat akan masalah yang pernah terjadi pada kelahiran dua anak sebelumnya, Bapak Joy Silaban sudah mengingatkan dokter untuk mengantisipasi bilamana kejadian yang sama terjadi lagi pada anak ketiganya. Dan benar saja, anak ketiga yang diberi nama Eliel Joseph Aubrey Gracia pada saat lahir tidak langsung menangis. Berbekal antisipasi yang telah diingatkan sebelumnya, para medis segera membersihkan lubang hidung Eliel dan akhirnya 15 detik kemudian tangis Elielpun memenuhi ruangan operasi. Proses persalinan berjalan dengan lancar. Ibu Ellen Silaban dan anak dalam keadaan sehat. Bapak Joy Silaban meminta untuk didoakan agar semua anak-anak yang sudah Tuhan percayakan dalam keluarga mereka boleh bertumbuh dengan sempurna dan selalu diberikan kesehatan.
Monday, September 21, 2009
Kedatangan Yesus Yang Kedua Kali
Penglihatan Daniel 700 tahun sebelum Paulus mendapatkan inspirasi dari Roh Kudus dinyatakan dalam Daniel 7 : 9 - 10 yang mengatakan, ”Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.” Dan di dalam Daniel 7 : 13-14 disebutkan, ”Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah”. Jadi Daniel dan Paulus sama-sama memiliki penglihatan yang sama mengenai kedatangan Yesus yang ke dua kali. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, Yesus akan menerima kekuasaanNya dan seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah. Yesaya 66:22-23 menyebutkan, “Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN.” Jadi hari Sabat adalah waktu jadinya langit dan bumi baru, kondisi alam semesta yang baru.
Yesaya hidup 700 tahun sebelum masehi. Daniel hidup 605 tahun sebelum masehi dan Paulus hidup tahun 50-55 setelah masehi. Walaupun berbeda-beda waktu, namun isi dari pekabarannya sama. Inilah yang memberikan kekuatan kepada keyakinan kita. Ada gereja di Surga. Pemimpinnya adalah Yesus. Isinya adalah umat-umat Allah dan di Surga tetap ada hari Sabat. Selamat Sabat. Pada akhir kebaktian, jemaat menyanyikan lagu ” Rindu Pada Yesus” dan Pdtm. Jehezkiel menutup perbaktian Vesper ini dengan doa penutup. Setelah bersalaman di depan, maka jemaat membentuk lingkaran di halaman gereja dan menyanyikan lagu ”God Is So Good”. Setelah itu semua serentak mengucapkan "Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Selamat Sabat ! Tuhan Memberkati ! Haleluyah ! Amin !"
Sunday, September 20, 2009
Dapur Selera : Oseng-oseng Ala Kawanua
1/2 kg Kacang Panjang
1/4 kg Kol
Bumbu-bumbu :
5 biji Cabe Merah
5 siung Bawang Putih
5 siung Bawang Merah
Seujung jari Jahe
Seujung jari Kunyit
4 batang Sereh
Daun kemangi secukupnya
Santan siap pakai merek Kara yang kecil (atau santan siap pakai lainnya)
Garam secukupnya.
Oseng-oseng kacang panjang dan kol siap dihidangkan. Selamat menikmati !
Saturday, September 19, 2009
Tuhan Dapat Mentahirkan Hamba
Yang pertama, Tuhan menyembuhkan orang yang sakit kusta. Penyakit kusta pada jaman itu adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Penyakit ini dianggap hukuman dari Allah dan sebagai lambang dosa, sehingga orang yang sakit ini harus diasingkan. Apa saja yang dijamah oleh orang yang berpenyakit kusta, akan menjadi najis. Ia harus disingkirkan dari keluarganya dan bergabung dengan orang-orang yang berpenyakit sama. Ia harus tinggal di tempat terpencil dan sepi. Dan bilamana ia dekat dengan orang yang tidak berpenyakit kusta, maka ia harus berteriak “Najis ! Najis !” agar orang-orang menjauh dari padanya. Sejak jaman Sejak jaman Nabi Elisa sampai dengan jaman Yesus, tidak ada orang yang berpenyakit kusta yang dapat disembuhkan. Seorang di antara yang berpenyakit kusta ini mendengar bahwa Yesus dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Orang malang itu mengambil keputusan untuk mencari Yesus dan mendekati kerumunan orang-orang yang sedang mengikuti Yesus. Terjadi kepanikan ketika orang kusta itu mendekat sambil berteriak “Najis ! Najis !”. Ada yang mengejek, menghina dan bahkan menghalang-halangi dia untuk mendekat kepada Yesus. Namun, akhirnya dia merebahkan diri di kaki Juru Selamat, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.". Dan Yesus pun menyembuhkan dia dari penyakit kusta.
Kemudian Bapak Joko menyampaikan cerita kedua, yaitu ketika Yesus menyembuhkan orang yang sakit lumpuh. Ketika itu Yesus sedang mengajar di rumah Petrus di Kapernaun. Rumah itu dipenuhi banyak orang yang rindu mendengarkan pengajaran Yesus. Orang yang lumpuh inipun rindu untuk bertemu dengan Yesus dan memperoleh kesembuhan. Namun karena ia tidak mampu berjalan, maka ia memohon kepada teman-temannya untuk membantu dia mendekati Yesus. Maka teman-temannyapun membawa dia dengan tandu. Namun oleh karena penuhnya orang-orang yang ada disana, mereka tidak dapat mendekati Yesus. Hal ini tidak menyurutkan kerinduan orang yang lumpuh ini. Dia memohon kepada sahabat-sahabatnya untuk mengulurkan dia dari atap rumah agar dapat datang tepat di kaki Yesus. Juruselamat berkata, "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.". Dari cerita pertama, kita dapat mengumpamakan bahwa kita pun sebenarnya berpenyakit kusta. Kita sudah menjadi najis karena dosa. Kita terasing dari Allah dan hidup dalam dosa dan penghukuman. Namun bilamana kita mau datang kepada Yesus, maka Yesus akan memberikan kelepasan atas dosa-dosa kita. Yesus akan mentahirkan kita dari dosa. Melalui cerita kedua, kita dapat belajar bagaimana kerinduan orang yang lumpuh itu untuk dapat datang kepada Yesus. Kerinduan yang sama itulah yang seharusnya kita miliki. Kita jangan mudah putus asa bilamana banyak godaan maupun halangan dalam mengikut Yesus. Hendaklah kita tetap setia dalam pelayanan kita kepada Yesus.
Kesaksian pada malam hari ini dibawakan oleh Bapak Dharlen Simanjuntak yang mengucapkan syukur atas hari ulang tahun pernikahannya yang jatuh tepat pada hari Rabu ini. Kemudian, Bapak Sulasta juga mengucapkan syukur atas kelahiran putra kedua keluarga ini pada tanggal 6 Setember 2009 yang diberi nama Finley Mark Sukamto. Dan terakhir, Bapak Herryson Kore menyaksikan kebaikan Tuhan karena setelah keluarga ini didoakan selama satu bulan penuh dalam program “Family of The Month” Agustus, dan puji Tuhan Bapak Herryson sudah mendapatkan sebuah pekerjaan. Topik doa pada malam hari ini meliputi orang-orang yang sakit, seperti Bapak Benny Nayoan, kakak dari Ibu Melanie Nayoan, Bapak Munas Tambunan yang sedang berobat di dokter mata, Ibu Rini Wagiran, Bapak George Pelaupessy, dan lain-lain. Juga didoakan rencana baptisan yang akan diadakan pada hari Sabat 19 September 2009, acara perjamuan suci, rencana perjalanan keluarga Willy Wuisan ke Manila, keluarga Viertin Tobing yang merupakan “Family of The Month” - keluarga yang didoakan di bulan September ini. Tidak lupa juga didoakan KPA-KPA yang ada dan nama-nama orang yang belajar Firman Tuhan. Acara kebaktian Rabu Malam ini diakhiri dengan menyanyi dari Lagu Sion nomor 195, “Tolonglah Ya, Tuhan”. Doa tutup dilayangkan oleh Bapak Joko Prasetyo, dan setelah itu jemaat keluar untuk bersalaman dengan pembicara. Puji Tuhan untuk malam persekutuan doa ini !
Friday, September 18, 2009
Kuis "Follow The Bible" - 5
Kuis hari ini mengacu kepada bacaan Alkitab yang telah anda ikuti sepanjang 7 hari, dari Sabat 12 September - Jumat 18 September 2009, yang mencakup Daniel pasal 1 - Hosea pasal 14.
Untuk memulai kuis ini, klik tombol Start Quiz. Untuk setiap pertanyaan, pilih salah satu jawaban yang tepat dengan klik lingkaran yang ada di sebelah kiri jawaban, kemudian klik tombol Submit My Answer di setiap halaman jawaban. Waktu maksimum yang diberikan untuk menjawab 10 pertanyaan ini adalah 5 menit.
Di akhir kuis, anda dapat melihat hasil nilai yang anda peroleh. Anda juga dapat melihat nilai rata-rata dari semua yang telah mengikuti kuis ini. Setelah itu anda juga dapat mengikuti jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Anda dapat mengikuti kuis ini kembali dengan klik tombol Try Again. Ajaklah keluarga dan sahabat anda untuk mengikuti kuis ini dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini. Ajak mereka untuk membaca Alkitab yang telah dijadwalkan dalam "Follow The Bible" setiap hari.
Wednesday, September 16, 2009
Saat Kita Tidak Sanggup
Saya sangat bersyukur ketika anak saya yang kedua melalui masa bayinya hingga usia dua tahun dengan baik. Dia jarang sekali sakit. Kalau pun sakit, hanya yang ringan saja tanpa harus meminum obat antibiotik. Selera makannya pun sangat baik sekali. Selepas air susu ibu dia tidak ada masalah dengan meminum susu formula. Tetapi ketika usianya menjelang tiga tahun dia mulai sering diserang flu dan batuk. Tidak jarang itu membuat tubuhnya menjadi panas. Kondisi ini sering membuat kami khawatir karena panasnya sangat tinggi. “Kenapa ya dok, dia jadi sering sekali pilek dan batuk. Kalau sudah panas, kami cemas sekali dok…!”, kata saya pada dokter siang itu. “Kelihatannya dia menderita alergi yang membuatnya menderita peradangan. Radang itu yang menyebabkan dia demam. Sebetulnya jika kita bisa mengetahui pemicunya, ini bisa dihindarkan. Sehingga dia tidak terlalu sering sakit.”, jawab dokter menjelaskan. “Apa ada cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui dia alergi terhadap apa?”,tanya saya lebih lanjut. “Anak ibu harus tes alergi, nanti dari situ kita bisa tahu apa pemicu alerginya.”, anjur dokter lagi. “Baik dok, saya setuju dengan saran dokter.”, jawab saya kala itu. Waktu yang ditentukan tiba, kami berangkat menuju rumah sakit, dan segera menemui dokter yang dirujuk.
“Dokter akan meneteskan 32 macam tetesan ke lengan kamu. Nanti sedikit agak gatal ya nak, coba di tahan ya sayang…”, bujuk dokter ketika itu. “Enggak sakit kan ? Cuma gatal ya dok?”, tanyanya dengan wajah lucu. “Iya…, enggak sakit. Dokter janji deh…”, jawab dokter sambil tersenyum lebar. Beberapa alat diambil dan tindakan dilakukan, memang betul anak saya sama sekali tidak takut. Tetapi siapa sangka yang terjadi lima menit kemudian. “Mama…! Mama…! Gatal ma…!”, teriaknya yang diiringi dengan tangisan. “Sabar ya nak…, tahan gatalnya ! Sebentar lagi obatnya bekerja, jadi bisa ketahuan abang alergi terhadap apa…”,jawab saya. Isak tangisnya masih terdengar ketika saya mendapatkan hasil tes pemicu alerginya. Dokter menyarankan agar saya menghindari pemicu itu. “Mulai sekarang abang tidak boleh terlalu banyak makan kacang ya… tempe dan tahu juga. Kalau ada debu, cepat tutup hidungnya ya…”, ingat saya kepada si kecil. “Loh ma, itu kan makanan kesukaanku. Jadi sekarang engga boleh lagi ma…? Engga mau ah…! Abang mau berdoa saja supaya Tuhan yang tolong. Tuhan kan baik, pasti nanti abang enggak sakit kalau makan itu semua.”, katanya dengan wajah yang sedih. Hati saya tersentuh mendengar keluhannya. Memang sulit untuk menjelaskan kepada anak seusia dia kala itu, tetapi peristiwa ini mengingatkan saya untuk memiliki percaya kepada Tuhan. Saya memang tidak tega untuk melarang dia makan ketiga hal yang disukainya tadi. Akhirnya saya putuskan untuk tidak menghindari secara total makanan tersebut tetapi hanya mengurangi porsinya saja. Saya percaya Tuhan mendengar apa yang menjadi harapannya. Dan yang terpenting adalah dia memiliki percaya bahwa dia memiliki Allah yang Maha Kuasa, yang akan memberi kesehatan padanya.
Ayat renungan kita pada hari ini mengingatkan kita bahwa kita memiliki Tuhan yang Maha Kuasa, yang sanggup melakukan yang kita pinta di dalam nama-Nya. Sebagai manusia kita mengalami berbagai jenis masalah dan rintangan dalam kehidupan. Terkadang masalah yang kita hadapi sulit untuk mengerti dan menemukan jalan keluar terlihat mustahil. Mungkin masalah dengan kesehatan kita, karir kita dalam pekerjaan, masalah rumah tangga, bahkan rintangan dalam kondisi keuangan kita. Bila kita memandang pada kekuatan kita sendiri, kita akan menjadi lemah bahkan putus asa. Saat kita tidak sanggup, kita memiliki seorang penolong yang Maha Kuasa, dan sanggup melakukan segalanya. Kita perlu menggantungkan beban kita kepada Tuhan dan percaya penuh bahwa Tuhan akan campur tangan di dalam memberikan solusi dan harapan. Bila kita meminta dengan tulus dan percaya di dalam nama-Nya, Tuhan akan memberikan kita kekuatan menghadapi setiap permasalahan kita. Jalan keluar akan tersedia bagi kita.
Have a wonderful day !
Bagikan Roti Pagi ini kepada sahabat anda dengan menggunakan "Tombol Tell A Friend" di bawah ini.
Selamat Datang Finley Mark Di Kemang Pratama !
“Nama ini ada artinya loh…”, kata Bapak Sulasta melanjutkan. “Finley artinya Prajurit Tuhan. Itu saya dapat dari satu buku yang saya baca. Lalu Mark itu adalah nama dari Opa-nya Eline, istri saya.”, lanjut Bapak Sulasta lagi sambil tersenyum. “Sedangkan Sukamto adalah nama ayah saya. Maka jadilah nama Finley Mark Sukamto ini.”, jelas Bapak Sulasta. Menjelang kelahiran Finley Mark, Bapak Sulasta, Ibu Eline dan Sam rajin menghadiri KKR “Pengharapan Untuk Indonesia” yang disampaikan Pendeta Mark Finley dari malam ke malam. “Hari Minggu pagi kemarin itu, sebetulnya saya sedang siap-siap mau main futsal. Tapi Eline kontraksi berat sampai hampir satu jam. Akhirnya kami memutuskan untuk ke rumah sakit. Benar saja, tiba di sana ternyata sudah pembukaan ke-dua. Sebetulnya kelahiran Finley ini diperkirakan masih dua minggu lagi. Tapi tidak apa-apa, yang penting dia sehat.”, kata Bapak Sulasta menjelaskan. Ada kesan-kesan saat Eline melahirkan kali ini ? “Oh ya, Eline berteriak cukup keras saat bersalin kemarin. Sampai-sampai beberapa suami di luar ruang bersalin yang tengah menunggu istri mereka melahirkan jadi ikut-ikut khawatir juga. Hahaha…”, canda Bapak Sulasta.
Selamat ya untuk keluarga Sulasta atas kelahiran Finley ! Juga buat Sammy, jadi punya teman main sekarang ya. Welcome Finley Mark to Gereja Kemang Pratama !
Tuesday, September 15, 2009
Membuat Pilihan Bijaksana
Sudah beberapa hari ini lalu lintas terasa lengang. Saya pikir ini mungkin karena bulan puasa, jadi orang mempunyai beberapa pilihan berangkat lebih pagi atau sedikit lebih siang. Perjalanan menuju kantor terasa lebih bisa dinikmati. Yang pasti, tidak bergumul dengan kemacetan. “Kriiiing…! Kriing…!!", telepon genggam saya berbunyi dua kali. Saya tidak ingin terganggu saat menyetir. Tapi ketika bunyi itu terus menerus berdering, saya pikir mungkin telepon ini penting sekali. “Halo…, selamat pagi !”, suara saya menyapa. “Selamat pagi pak, apa kabar? Masih ingat dengan saya?”, tanya suara di seberang sana. “Sepertinya, saya kenal sekali dengan suara anda, kalau tidak salah anda…..”, ujar saya mencoba menyebut namanya. Namun belum selesai saya bicara dia sudah menjawab. “Iya pak, saya yang tadinya akan join dengan client bapak untuk posisi di Singapore.”, jawabnya dengan semangat. “Oh…, oke…oke… Saya juga tadi sudah yakin itu anda.”, jawab saya tertawa kecil. "Sejujurnya saya malu menelepon bapak. Kelihatannya saya salah karena telah menolak tawaran pekerjaan waktu itu. Saya hanya ingin memberitahukan bapak bahwa saat ini saya akan lebih berhati-hati lagi untuk mengambil keputusan.", katanya pelan. “Saya menghargai keputusan anda. Jangan khawatir, saya pasti akan menghubungi anda jika ada kesempatan di tempat lain.”, jawab saya cepat. “Kalau begitu, terimakasih pak. Saya tunggu berita bagus dari bapak di lain kesempatan. Selamat pagi.”, katanya menutup perbincangan kami pagi itu. Setelah menutup telepon, saya terkenang peristiwa yang terjadi hampir satu tahun yang lalu.
Tetapi lamunan saya menjadi buyar ketika handphone kembali berbunyi. “Ya, hallo selamat pagi…!”, kini suara di ujung telepon terdengar lebih halus dan tenang. “Selamat pagi…!”, jawab saya mencoba mengingat milik siapa suara ini. “Bapak, mungkin sudah lupa dengan saya…?”, tanyanya memulai percakapan. “Sorry, karena banyak nama yang harus saya ingat. Maaf dengan siapa ini ?”, tanya saya kepadanya. “It’s okay pak. Waktu itu saya kandidat untuk salah satu posisi di…”, katanya mencoba mengingatkan sambil menyebut satu nama perusahaan. “Oh iya ! Iya…, saya ingat sekali. Apa kabar ibu ?”, ujar saya setelah mengingat nama ibu itu. “Baik…, baik pak ! I just want to say hello, pak. Sejujurnya saya mau beritahu kepada bapak, ternyata apa yang dijanjikan oleh perusahaan saya untuk mempromosikan saya tidak terjadi. Saya menyesal telah mengabaikan kesempatan baik yang ditawarkan oleh client bapak waktu itu.”, suaranya terdengar menyesal. “Tidak apa-apa bu, siapa tahu nanti ada kesempatan yang jauh lebih baik terbuka untuk ibu. Saya akan hubungi ibu jika ada kesempatan yang lain…”, jawab saya menenangkannya. “Baik pak, terima kasih sudah bisa berbicara di pagi ini. Maaf sudah mengganggu waktu bapak.”, katanya lagi. “Ah…, tidak masalah. Terima kasih juga untuk teleponnya ya.”, kata saya sambil menutup telepon. Hidup ini memang berjalan begitu cepat. Kedua peristiwa ini sebetulnya terjadi satu tahun yang lalu. Memang kebetulan sekali mereka menelepon di hari yang sama. Saya jadi terkenang bagaimana sibuknya saya kala itu. Mereka berdua adalah kandidat posisi senior yang sangat disukai oleh client saya di dua perusahaan berbeda. Kala itu kedua client saya sudah membuat paket remunerasi dan kesempatan karir yang sangat menarik bagi mereka. Berkali-kali meeting dilakukan untuk menyelaraskan keinginan mereka. Tetapi di akhir kesempatan, mereka mengatakan bahwa mereka lebih mempertimbangkan kesempatan berkarir di perusahaan mereka bekerja. Saya menghargai pilihan mereka saat itu, karena itu adalah keputusan yang mereka sudah ambil. Namun ternyata apa yang mereka putuskan satu tahun lalu, bukanlah pilihan yang tepat. Dan mereka baru menyadari satu tahun kemudian.
Ayat renungan pagi ini mengatakan bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik, rencana damai sejahtera bagi kita. Setiap hari kita dihadapkan kepada pelbagai pilihan dalam hidup. Seorang anak mungkin diberikan pilihan dengan siapa dia harus berteman. Sebagai orang tua kita diberi pilihan bagaimana konsep mendidik anak yang akan kita terapkan, sebagai ibu diberi pilihan apa harus di hidangkan hari ini, selaku anak muda diberi pilihan seberapa banyak waktu digunakan untuk berbuat hal yang baik dan berguna. Semua pilihan memiliki akibat. Ada konsekwensi yang langsung bisa dirasakan, namun ada juga konsekwensi pilihan yang baru kita sadari lama setelah pilihan itu kita buat. Kita tidak bisa menyesali apa yang telah kita pilih, karena semua telah terjadi. Untuk itu, kita minta Tuhan menuntun kita dalam membuat pilihan-pilihan hidup. Kita bertanya kepada Tuhan apa yang mesti kita buat, kita dengar firman-Nya akan apa yang mesti menjadi pilihan dalam hidup kita, kita melatih untuk memilih dengan pimpinan Tuhan. Saat kita menyerahkan pilihan kepada Tuhan, dan meminta Tuhan memberi kita kebijaksanaan dalam memilih, Ia akan menolong kita membuat keputusan yang baik. Tuhan memiliki rencana yang baik bagi kehidupan kita. Dan Tuhan akan menolong kita untuk menyelaraskan rencana kita sesuai dengan rencana-Nya, bila kita mau menyerahkan semua keputusan kita kepada Tuhan. Kita akan menikmati hasil yang baik dari keputusan yang kita buat setiap hari.
Sunday, September 13, 2009
Semua Baik
Efesus 5:20 “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.”
“Kemarin mantan bos kita telepon aku. Dia sekarang lagi di Indonesia, katanya lagi liburan.”, kata teman saya di telepon siang itu. “Kok bisa tiba-tiba telepon kamu?”, tanya saya heran. “Katanya sih mau sharing dengan kita-kita, istrinya sedang mengandung. Ngomong-ngomong, lumayan lama juga ya baru bisa hamil istrinya…”, katanya balik heran. “Iya juga sih, sepertinya hampir enam tahun. Dia pasti happy banget tuh !”, jawab saya. “Memang iya, kemarin dia bicara begitu. Siap-siap saja, dia juga mau telepon kamu loh !”, katanya. “Siiip deh….! Nanti aku ucapin selamat. Dia pasti jadi tambah semangat. “, kata saya lagi sambil tersenyum. “Oke deh, sudah dulu ya…aku mau kerja lagi nih!”, teman saya menutup telepon siang itu. Sambil melakukan aktifitas hari ini, saya jadi teringat masa-masa ketika saya masih bekerja dulu. Karena si bos sering sekali melakukan perjalanan dinas, sebagai seorang sekretaris otomatis pekerjaan saya lumayan santai. Yang menyibukkan hanyalah harus tiba lebih pagi, karena harus cepat memeriksa pesan yang dia kirimkan. Maklum ketika itu belum ada SMS seperti sekarang. “Ibu ada telepon…tidak tahu dari mana. Ngomongnya tidak jelas bu…”, kata si mbak menyerahkan telepon. “Ya..hallo mau bicara dengan siapa?”, tanya saya. “Kamu sudah menjadi nyonya besar sekarang ya…”, suara yang khas bernada berat menyapa di ujung telepon. “Hai..bos ! How are you? Surprise banget nih…!! Kangen ya dengan Jakarta?”, tanya saya sambil tertawa. “Tentu saja…! Kamu tahu, istri saya sedang mengandung dan dia ingin sekali untuk ke Jakarta. Saya tidak tahu apa itu hal biasa jika orang sedang mengandung.”, katanya terdengar bingung. “Ohhh…, itu namanya sedang mengidam bos. Kadangkala seorang wanita harus melalui hal seperti itu,tapi kamu pasti happy kan?”, tanya saya. “Tentu saya happy ! Ini saat yang sangat saya nantikan karena akan ada penerus nama saya.”, katanya terdengar gembira sekali.
“Kamu sudah tahu bayinya nanti seorang laki-laki?”, tanya saya ingin tahu. “Dia harus seorang lelaki…! Supaya nama keluarga saya tidak hilang. Saya sudah siapkan nama seperti saya dengan Junior di belakangnya !”, katanya dengan semangat. “Semoga apa yang kamu harapkan terjadi ya! Tetapi kalau saya boleh bicara, sebaiknya kamu menerima saja apa yang Tuhan berikan, apakah nanti itu bayi laki-laki atau perempuan. Bukankah memiliki anak adalah hal yang sangat kamu inginkan? Yang penting dia bisa lahir dengan sehat dan sempurna.”, jawab saya berpendapat. “Tapi saya harapkan anak laki-laki. It’s very important for me, you know.”, jawabnya serius dengan aksen Amerika yang kental. “Sorry bos, saya hanya mencoba kasih pendapat. Yang penting adalah kamu mensyukuri berkat Tuhan untuk itu. ”, jawab saya tidak kalah serius. “Oke…, oke…, saya akan coba untuk merubah cara saya berpikir. Kamu membuat saya jadi berpikir keras, tetapi saya mungkin salah.”, katanya mulai menyadari. “Oke, kapan kita bisa bertemu bersama dengan keluargamu?”, tanyanya dengan nada yang lebih rileks. ”Kelihatannya belum bisa saat ini, karena suami saya sedang tugas keluar.”,jawab saya. “It’s okay. Next time saya datang sudah membawa anak saya, kalian harus berikan waktu untuk bertemu ya!”, katanya sambil tertawa. “Oke bos ! Jangan lupa kasih tahu kalau anakmu sudah lahir ya…”, kata saya menitip pesan. “Pasti saya akan kasih tahu!”, katanya sambil menutup telepon. Itulah akhir pembicaraan kami saat itu. Enam bulan setelah pembicaraan itu, saya mendapat post card yang mengatakan bahwa anak mereka telah lahir dengan selamat. “Putri kami sehat, sempurna dan sangat cantik. Dan kami sangat berbahagia.”, kalimat itu tertulis di atas post card.
Ayat renungan pagi ini mengingatkan kita agar senantiasa bersyukur di dalam Tuhan. Kita patut bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang kita miliki dan nikmati setiap hari. Semua adalah pemberian dan karunia Tuhan agar kita berbahagia. Namun terkadang kita lupa untuk merasakan kebahagiaan dengan apa yang kita miliki, hanya karena apa yang kita miliki tidak seperti yang kita harapkan. Sebagian orang merasa berbahagia, jika semua yang diinginkan bisa terwujud. Baru merasa bahagia bila materi sudah berkecukupan, akan bahagia bila memiliki karir yang bagus, akan senang bila yang kita harapkan dan impikan terwujud. Terkadang kita mungkin lupa melihat segala yang kita terima sebagai sesuatu hal yang baik, yang bisa membuat kita bahagia. Banyak hal yang mungkin tidak kita syukuri sebagai sesuatu hal yang membahagiakan. Kita sudah memiliki posisi yang baik dalam pekerjaan, tetapi kita tidak berbahagia dengan yang kita punya karena melihat orang lain mencapai posisi yang lebih baik dari kita. Kita memiliki rumah yang cukup baik untuk tidur dan beristirahat, tapi tidak merasa bahagia dengan yang kita miliki karena orang lain mungkin memiliki rumah yang lebih megah dan luas. Tuhan memberikan apa yang kita miliki saat ini agar kita berbahagia. Semua pemberian Tuhan itu baik bagi kita. Kita nikmati, kita bersyukur kepada Tuhan untuk apa yang kita dapatkan, dan rasakan kebahagiaan.
Be grateful for everything that God has given to you and be glad !
Dapur Selera : Puding Coklat
90 gr coklat bubuk
3 bungkus agar-agar putih
3 butir telur
250 gr gula pasir
10 kaleng air (gunakan kaleng bekas susu kental manis)
Cara Membuat Puding Coklat :
- Tuang dalam cetakan, biarkan dingin, lalu simpan dalam lemari es.
- Tambahkan larutan maizena (4 sdm peres + sedikit air)
- Aduk sampai mengental. Bila sudah dingin boleh ditambah sedikit rhum
Friday, September 11, 2009
Kuis "Follow The Bible" - 4
Kuis hari ini mengacu kepada bacaan Alkitab yang telah anda ikuti sepanjang 7 hari, dari Sabat 5 September - Jumat 11 September 2009, yang mencakup Yehezkiel pasal 27 - Yehezkiel pasal 48.
Untuk memulai kuis ini, klik tombol Start Quiz. Untuk setiap pertanyaan, pilih salah satu jawaban yang tepat dengan klik lingkaran yang ada di sebelah kiri jawaban, kemudian klik tombol Submit My Answer di setiap halaman jawaban. Waktu maksimum yang diberikan untuk menjawab 10 pertanyaan ini adalah 5 menit.
Di akhir kuis, anda dapat melihat hasil nilai yang anda peroleh. Anda juga dapat melihat nilai rata-rata dari semua yang telah mengikuti kuis ini. Setelah itu anda juga dapat mengikuti jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Anda dapat mengikuti kuis ini kembali dengan klik tombol Try Again. Ajaklah keluarga dan sahabat anda untuk mengikuti kuis ini dengan menggunakan tombol "Tell A Friend" di bawah ini. Ajak mereka untuk membaca Alkitab yang telah dijadwalkan dalam "Follow The Bible" setiap hari. Anda dapat memulai kuis di bawah ini dengan klik tombol "Start Quiz".